18. Alya's Ex

3.9K 172 6
                                    

"Kak, Alka pergi nongkrong ke cafe sama teman-teman ya," pamit Alka sambil memakai jam tangan hitam di pergelangan tangannya.

Siang ini, Alka akan bertemu teman-temannya di cafe mewah yang baru saja dibuka. Banyak hal yang ingin mereka bahas siang ini, termasuk pesta ulang tahun Silva tadi malam yang lumayan bikin heboh.

Alka pamit sambil lalu kepada Alya yang sedang duduk anteng di ruang tengah, tanpa melihat lebih dekat apa yang sedang Alya lakukan.

"Alright, Scott. See you," terdengar suara Alya mengakhiri Videocall-nya dengan seseorang yang dipanggil Scott sebelum Alka keluar dari pintu.

"See you Alya," balas pria bernama Scott itu.

Alka yang akan keluar pun lekas berhenti. Dia tidak tau kalau tadi kakaknya itu sebenarnya sedang mengobrol dengan seseorang.

"Kenapa dek?" Tanya Alya kepada Alka setelah mematikan panggilan video tersebut. Tadi dia tidak mendengar dengan jelas apa yang Alka katakan.

"Alka mau keluar nongkrong di cafe bareng anak-anak kak," ulang Alka.

"Oke, hati-hati ya," jawab Alya setelah mengetahui tujuan adiknya keluar.

"Iya kak. Btw tadi kakak lagi videocall sama siapa?" Tanya Alka sedikit kepo.

"Oh, itu mantan pacar kakak, namanya Victor Scott. Dia asli Scotlandia. Tadi dia baru aja sampai di Jakarta, terus ngajakin kakak ketemuan sore ini," balas Alya santai.

Alka yang mendengar itupun hanya menganggukkan kepalanya tanpa bertanya lebih jauh lagi. Bagaimanapun juga, kakaknya sudah dewasa dan tau cara menjaga diri. Lagipula, dia  bisa telat ke janji temu kalau lanjut kepo-in mantan kakaknya itu.

"Kalau gitu kakak hati-hati ya. Semprotan anti serigalanya dibawa, bahaya bisa datang kapan aja. Kakak harus jaga diri. Kalau dia macam-macam langsung tendang aja anu-nya," nasihat Alka panjang lebar.

Alya yang mendengar Alka ngomel seperti ayahnya itu hanya bisa tertawa. Dia menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang tanpa terasa sudah beranjak dewasa itu.

"Kakak denger kan?" Tanya Alka ketika melihat Alya yang tidak serius mendengarkan.

"Iya adek. Tenang aja, kakak janji akan selalu waspada. Kamu pergi gih, nanti telat," jawab Alya lembut.

"Ya udah, aku pergi ya kak. Bye," pamit Alka dan melangkah menuju pintu keluar.

"Bye," sahut Alya. Setelah itu, gadis itu pun berjalan menuju lift untuk kembali ke kamarnya. Dia akan siap-siap sekarang walaupun saat ini masih jam 2, karena dia perlu waktu 1 jam untuk mandi dan berdandan sebelum janji temu dengan pria bermata biru itu pada jam setengah 4 sore.

Di sisi lain, setelah berkendara selama 40 menit, miserati hitam milik Alka sampai di cafe yang bernama Le Riche. Cafe yang mereka datangi kali ini memadukan nuansa classic Eropa dan modern, sangat cocok untuk dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai kalangan usia.

Ketika memarkir mobilnya di parkiran, Alka melihat mobil Rian, Melvin, dan Alva sudah diparkir di sana. Kalau Rian sudah datang, biasanya Rendi juga sudah datang karena mereka sering satu mobil dikarenakan rumah mereka yang letaknya bersebelahan. Alka pun bergegas keluar dari mobil dan masuk ke cafe.

Alka diantar oleh pelayan yang menggunakan tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu menuju ruangan yang telah mereka pesan sebelumnya. Mereka sengaja memesan private room agar lebih leluasa berbincang.

Setelah sampai di depan pintu kayu berwarna coklat bertuliskan prospère, pelayan pun mengetuk pintu 3 kali sebelum membuka pintu dan mempersilahkan Alka masuk, kemudian kembali ketika telah menyelesaikan tugasnya mengantar Alka.

"Sorry bro, gue telat," ujar Alka dan mengambil tempat duduk di samping Melvin.

"It's okay, nih pesan dulu," jawab Rian dan memberikan menu kepada Alka yang nantinya tinggal di-scan dan pesanan akan otomatis masuk ke dapur, jadi mereka tinggal menunggu pesanan mereka datang.

"Sambil nunggu, Mabar dulu kuy," ajak Melvin.

Rendi, Rian, Alka, dan Alva segera menyetujui ususal Melvin. Mereka bermain game di sofa yang ada di ruangan tersebut hingga pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.

"Lo gak tau Al, gimana chaos-nya acara ulang tahun Silva semalam," ujar Rian membuka pembicaraan setelah mereka selesai makan.

"Iya, lo gak akan percaya kalau gue bilang Silva jadi gila setelah minum," sambung Alka.

Mereka berkumpul salah satu alasannya adalah untuk menceritakan kejadian semalam kepada Alva yang tidak datang. Mereka dengan bersemangat menceritakan kejadian Silva yang jadi gila karena mabuk. Dia joget tak terkendali di tiang listrik di depan rumahnya, hingga harus ditarik satpam. Harus diakui kalau kadar alkohol dalam bir yang Silva siapkan cukup tinggi, namun tidak ada yang menyangka kalau perempuan itu akan mabuk separah itu padahal dia sendiri yang menyiapkan birnya.

"Teman-teman yang lain juga banyak yang mabuk, tapi gak ada yang separah dia," lanjut Melvin seraya tertawa.

Mereka bukannya ingin tertawa diatas penderitaan orang lain, hanya saja cerita tentang pesta Silva itu begitu booming hingga menjadi viral di akun sekolah lantaran ada banyak siswa yang mempostingnya.

Di saat teman-temannya asyik bercerita mengenai kejadian seru tadi malam, Alva yang baru pertama kali mendengar cerita itu hanya bereaksi tak acuh. Laki-laki itu tidak peduli dengan cerita yang tidak berhubungan dengannya.

"Hari ini kak Alya libur kerja kan?" Tanya Rendi kepada Alka setelah pembahasan mereka tentang acara ulang tahun Silva yang kocak telah selesai.

Alva yang mendengar nama Alya disebut segera memasang telinga baik-baik.

"Iya," jawab Alka sekenanya.

"Kenapa gak lo ajak kak Alya sekalian Ka? Udah lama juga kita gak ngumpul-ngumpul," tanya Rendi kembali.

"Tadi gue gak kepikiran. Lagian juga kak Alya sore ini udah ada janji," jawab Alka.

"Kemana?" Tanya Alva yang sedari tadi tidak bersuara.

"Mantannya ngajak jumpa," jawab Alka singkat.

Alka tidak tahu bahwa jawaban pendeknya telah berhasil membuat Alva terkejut bagai terkena petir di siang bolong.








Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang