4. Tentang Alya

9K 350 1
                                    

Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di tengah hiruk-pikuk orang yang berlalu lalang. Seorang gadis cantik yang memakai gaun putih selutut tanpa lengan tampak berjalan santai sambil menyeret koper kecilnya. Rambut panjang berwarna coklat gelapnya bergerak ringan seiring dengan langkah kakinya. Separuh wajahnya ditutupi kacamata hitam, namun tidak sulit untuk melihat bahwa dia adalah gadis yang cantik.

Alka sudah menunggu kakaknya sejak satu jam yang lalu di gerbang kedatangan internasional. Wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang tinggi telah berhasil mencuri perhatian orang-orang di sekitar. Namun dia tidak peduli. Yang dia pikirkan hanyalah kakaknya yang belum juga sampai. Dia sangat merindukan kakaknya yang sudah 5 tahun tidak pulang ke Indonesia. Walaupun dia dan orangtuanya akan mengunjungi kakaknya di Belanda setiap liburan dan melakukan video call hampir setiap malam, namun tetap saja dia sangat rindu.

Saat sedang memperhatikan satu persatu penumpang yang sudah turun, Alka menemukan sosok kakak tersayangnya. Cowok tampan itu langsung melambaikan tangannya tinggi-tinggi sambil memanggil kakaknya, mengabaikan pandangan orang-orang di sekitarnya yang shock dengan tingkahnya. Kalau kata Alka mah, "bodo amat, yang penting kakak gue liat."

Alya di kejauhan mendengar suara antusias adiknya dan menoleh ke sumber suara. Dia kemudian bergegas menghampiri adik laki-lakinya yang hampir melompat-lompat di tempat takut Alya tidak bisa melihatnya. Yang ada dipikiran Alya saat ini hanyalah, "Ya ampun. Malu-maluin banget adek gue. Ilang dah tuh image cool-nya."

Kedua saudara dan saudari ini langsung berpelukan untuk melepas rindu. Karena biarpun absurd, Alya tetap sangat menyayangi adik satu-satunya ini.

"Kak Alya, aku rindu banget sama kakak." Ujar Alka dengan suara serak hampir menangis.

Alya melepas pelukan mereka dan mencubit pipi adiknya dengan gemas, seraya tertawa lembut karena melihat adiknya yang cengeng tidak sesuai dengan image cool-nya.

"Kakak juga kangen dek. Kamu apa kabar? Sehat-sehat kan? Mama papa juga gimana kabarnya?" tanya Alya sambil menarik tangan adiknya untuk berjalan menuju parkiran.

"Aku sehat kak, mama papa juga. Tadi mereka mau ikut jemput kakak, tapi papa tiba-tiba dapat panggilan urgent dari kantor. Btw barang bawaan kakak cuma ini?," tanya Alka yang sedang menyeret koper kecil kakaknya. Heran juga kalau selama 5 tahun di luar negeri barang kakaknya cuma ini.

"Gak dong dek. Barang yang lain udah kakak kirim duluan ke sini kemarin, mungkin besok sampai. Tolong ambilin ya." Jawab Alya sekalian minta tolong ke adiknya, khas kakak perempuan yang sangat sangat suka menyuruh adik laki-lakinya.

"Oke kak, aman mah itu. Oh iya kak, mama juga bilang kalau mama mau ngadain acara syukuran karena kakak udah balik dan sudah menyelesaikan sekolah kakak. Nggak rame sih, paling cuma sahabat mama dan papa sama sahabat aku. Kakak kenal dong pasti." Sahut Alka sambil membuka pintu bagasi mobil Mercedes-Benz terbaru.

"Oke. Udah lama juga gak ketemu. Kangen banget." Ucap Alya seraya membuka pintu mobil penumpang dan duduk.

Setelah selesai memasukkan barang bawaan kakaknya. Alka masuk ke kursi pengemudi dan mengendarai mobil keluar dari pelataran parkir bandara setelah memastikan seat belt nya dan kakaknya terpasang dengan sempurna.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang