9. Undangan Pesta

7.2K 315 2
                                    

Alya, Alva, Alka, Melvin, Rian, dan Rendi duduk bersama di kantin yang saat itu sedang sepi. Alva duduk di sebelah kanan Alya dan Alka duduk di sebelah kiri Alya. Sedangkan Melvin, Rian, dan Rendi duduk di hadapan mereka.

"Kak Alya mau pesan apa?" Tanya Alva sambil menatap lekat Alya, seolah takut Alya akan hilang jika dia berpaling.

"Aku mau bakso urat dan jus jeruk satu," pesan Alya.

Seharusnya, petugas kantin tidak boleh menjual makanan dan minuman sebelum jam istirahat tiba selain air mineral. Namun, tentu saja peraturan itu tidak berlaku untuk Alva yang notabenenya adalah putra pemilik sekolah.

"Alva, pesanin kita sekalian dong," pinta Melvin.

"Gak, sana kalian pesan sendiri." Tolak Alva tidak peduli dan berdiri untuk memesan makanan milik Alya dan juga miliknya.

"Ah Elah, pilih kasih banget dah." Protes Rian namun tetap saja bangun untuk pesan makanan sendiri.

Akhirnya, semua yang ada di meja itu bangun untuk memesan sendiri kecuali Alya. Dan nanti makanan mereka akan diantarkan oleh staf kantin.

"Jadi ada apa nih kakak ke sekolah?" Tanya Alka ketika mereka semua sudah duduk kembali di tempat duduk masing-masing.

Perhatian semua orang tertuju pada Alya, dan tentu saja tidak ada yang memperhatikan tatapan Alva yang melihat Alya dengan obsesi yang dalam di matanya.

"Ini, kata bibi kamu hari ini ada pelajaran melukis terus gambar kamu ketinggalan," jawab Alya sambil menyerahkan kertas gambar Alka yang sudah dimasukkan ke dalam tabung gambar olehnya.

"Aduh, aku lupa kak kalau ternyata pelajaran melukisnya hari Jumat. Terus aku lupa kalau belum bilang sama bibi. Hehe," seru Alka sambil cengengesan.

"Kamu mah dek, kebiasaan," ucap Alya gemas kepada adeknya itu.

Alka yang ditegur kakaknya hanya bisa cengengesan.

Selang beberapa saat, makanan yang mereka pesan pun datang. Sambil makan mereka berbincang ringan. Bahkan Alva pun yang selalu cuek ketika diajak ngobrol saat ini selalu mendengar dengan penuh perhatian pada setiap kata yang Alya ucapkan dan terkadang juga menimpali ucapan Alya.

Mereka duduk berbincang hingga jam pelajaran olahraga selesai. Setelah Alva membayar semua makanan mereka, Alva dkk mengantar Alya ke parkiran. Awalnya mereka semua mau bolos dan ikut pulang bersama Alya, tapi akhirnya dimarahi oleh Alya.

"Kak Alya hati-hati ya nyetirnya," pesan Alva seraya membuka pintu mobil miserati putih milik Alya.

"Kak Alya langsung pulang?" Tanya Rendi sebelum Alya masuk ke mobilnya.

"Gak sih. Kakak mau ke pusat perbelanjaan dulu buat belanja," jawab Alya sebelum masuk ke mobilnya.

"Kalau gitu aku titip beliin cemilan ya kak," pinta Alka yang berdiri bersender di badan mobil. Tidak tau mau berbuat apa karena tugas untuk membuka pintu mobil sudah diambil alih oleh Alva yang Alka tidak tau bahwa tugas membuka pintu mobil untuk Alya akan selalu menjadi milik Alva di masa depan.

"Oke, sip." Sahut Alya seraya memakai seat belt nya.

Setelah pintu mobil ditutup oleh Alva, Alya menyapa mereka dan melajukan mobilnya keluar dari pelataran parkir. Sebelum pergi, Alya juga mengingatkan mereka untuk menghadiri pesta syukuran di rumahnya besok malam.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang