55. Be His Wife (END)

4.3K 116 18
                                    

Pukul 8 pagi, Alya terbangun saat merasakan cahaya matahari merasuki matanya yang masih terpejam. Mata indah itu pun perlahan terbuka. Alya mengerjap pelan untuk menyesuaikan penglihatannya. Saat matanya sudah terbiasa dengan cahaya, wanita itu pun sepenuhnya terbangun dan memandangi cahaya terang yang masuk dari jendela kamar.

Setelah cukup menatap indahnya pagi hari ini, Alya pun menoleh ke samping kirinya untuk melihat sisi sebelahnya. Saat ini, Alya melihat Alva sedang duduk membelakanginya di meja rias, tidak tau apa yang sedang laki-laki itu lakukan.

"Al?" Panggil Alya pelan dengan suara serak.

Mendengar suara Alya, Alva perlahan berbalik sebelum akhirnya bangun dan berjalan menghampiri Alya yang masih bergelung di bawah selimut. Wanita itu menyunggingkan senyum lembutnya saat menunggu Alva menghampirinya.

Pria itu hanya memakai celana piyama tanpa atasan dan rambut yang masih berantakan. Matanya memiliki lingkaran kehitaman samar, tidak tau berapa jam dia tidur hari ini.

Alva berjalan menghampiri Alya dengan kedua tangan berada di balik punggung kekarnya, tidak tau apa yang dia pegang.

Alya menatap wajah serius Alva dan tatapan mata yang terfokus padanya. Jantung Alya mendadak berdetak kencang, seakan tau barang apa yang disembunyikan Alva di belakang punggungnya.

"Sayang," panggil Alva saat sudah berada di samping tempat tidur mereka.

Alya berbaring kaku sambil menatap setiap gerak gerik Alva.

"Iya Al?" Jawab Alya ragu-ragu.

Alva menghembuskan napas pelan, dan di depan mata Alya, Alva berlutut sehingga hanya dari kepala sampai perutnya yang tampak.

Alva mengangkat sebuah kotak di depan dadanya hingga sampai di bidang penglihatan Alya. Perlahan dibukanya kotak itu, kemudian tampaklah sebuah cincin berlian cantik dan mewah. Cahaya matahari terpantul dari berlian-berlian di sekeliling dan di tengah cincin, menciptakan kilau di sekeliling cincin yang terasa bagai mimpi.

Alya merasa sangat terpesona hingga tidak dapat berkata-kata.

"Will you be my wife, Ay?" Tanya Alva dengan suara lembut. Ada harapan samar di mata tajamnya.

Alya terdiam sejenak. Wanita itu kemudian perlahan duduk sambil memegangi selimut yang menutupi tubuh polosnya agar tidak melorot. Ditatapnya mata penuh harap Alva.

Perlahan seulas senyum terbit di bibir Alya. "I will Al," jawabnya lembut. Perlahan dia mengangkat tangannya dan mengarahkan jari jemari lentiknya ke arah Alva, menyiratkan pria itu agar memasang cincin itu ke jarinya.

Mendapat jawaban positif dari Alya, Alva seketika bangun dari berlututnya. Pria itu memandang Alya dengan tatapan campur aduk antara bahagia dan tidak percaya. Namun rasa bahagia lebih mendominasi.

Takut Alya menyesal, Alva buru-buru memasang cincin berlian yang sudah disiapkannya dari tahun lalu di jari Alya. Alva membungkuk ke arah Alya. "Kamu udah janji sama aku, gak boleh nyesal," ujar Alva setelah cincin terpasang sempurna di jari manis Alya.

Cup!

Diciumnya punggung tangan wanita kesayangannya itu dengan segala kerendahan hati yang dia miliki.

Alva kemudian memeluk tubuh Alya dengan senyum lebar di wajah tampannya. Alya pun membalas pelukan itu dengan senyum bahagia di wajah cantiknya.

"Kamu milikku seutuhnya sekarang Ay," ujar pria itu sambil mengeratkan pelukannya.

~End~

Extra 1

Melvin, Rendi dan Rian sedang menunggu Alka di cafe salah satu mall di dekat kampus mereka. Keempat laki-laki itu sudah janji untuk nongkrong bareng setelah kelas selesai. Namun Alka akan menyusul karena setelah dari kampus laki-laki itu harus pulang dulu. Kenapa tidak ajak Alva? Karena tadi Alva sudah menolak lantaran mau pergi bersama keluarga kecilnya.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang