31. Jawaban Alya

3.3K 133 1
                                    

Setelah pulang dari acara makan malam hari itu, Alya merasa bingung dengan situasi yang sedang dia hadapi saat ini. Dan buntut dari kejadian ini adalah dia telah mengabaikan belasan pesan yang dikirim Alva.

Beberapa hari ini juga, Alya terlihat linglung hingga membuat keluarga dan koleganya di rumah sakit merasa heran dengan keadaan Alya yang berbeda, walaupun tugasnya di rumah sakit selalu dapat diselesaikan dengan baik.

Hari demi hari pun berlalu dengan Alya yang merasa canggung dan Alva yang kelimpungan karena Alya yang mengabaikannya tanpa tau sebabnya apa.

Sampai pada hari Sabtu, tepat seminggu setelah kejadian yang membuat Alya merasa bingung tentang bagaimana menghadapi Alva. Alya yang sedang bersantai di rumah sambil nonton tv di ruang keluarga bersama Alka dikejutkan dengan suara sapaan bibi.

"Selamat datang den Alva, den Rendi, den Rian, dan den Melvin. Den Alka ada di dalam. Mari saya antarkan," sapa bibi sopan.

Duar!

Seketika petir menyambar di kepala Alya. Dia yang sedang duduk anteng di sofa itu pun segera bangkit hingga mengejutkan Alka yang sedang serius menonton disampingnya.

"Kenapa kak?" Tanya Alka bingung.

"Eh. Kakak baru ingat kalau ada berkas pasien yang harus kakak tinjau. Kamu nonton sendiri ya? Kakak mau naik dulu," ucap Alya yang langsung melenggang pergi menuju lift tanpa mendengar jawaban Alka.

"Oh oke," jawab Alka yang pasti sudah tidak didengar Alya karena gadis itu sudah masuk lift.

"Woy Ka," sapa Melvin setelah masuk rumah Alka dan langsung duduk di sofa yang tadi diduduki Alya diikuti oleh teman-temannya.

"Kenapa Lo, kayak bingung gitu," tanya Rian yang sudah mengambil posisi anteng di sofa tunggal.

"Gak kenapa-kenapa," jawab Alka singkat.

"Tadi Lo ada tamu ya? Ini ada gelas bekas," tanya Rian dengan menunjuk gelas yang berisi setengah jus jeruk di samping gelas Alka.

"Bukan, tadi itu punya kak Alya."

"Sekarang kak Alya nya mana?" Sela Alva yang duduk paling ujung.

"Baru aja kak Alya balik ke kamar buat tinjau berkas pasien katanya," sahut Alka.

"Ini den, minumannya," ucap bibi yang datang dengan membawa nampan berisi 5 gelas jus jeruk.

"Terimakasih bi," jawab mereka sopan, kecuali Alva yang terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu.

Selang beberapa detik, seolah telah membuat keputusan, Alva pun segera mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat untuk Alya.

Alva
[Kak Alya.]

Alva menunggu selama 15 menit sebelum jawaban Alya datang.

Alya
[Iya Al.]

Alya sedang duduk santai di ayunan bambu di balkon kamarnya ketika Alva mengirim pesan. Setelah membaca isi pesan tersebut, Alya tidak langsung membalasnya. Gadis itu berpikir lebih dalam dan mencerna perasaannya terhadap Alva dan memikirkan jawaban apa yang seharusnya dia berikan.

Pilihannya antara dua, yaitu menolak Alva karena dia tidak merasakan perasaan apapun untuk Alva atau malah mencoba menerima Alva jika terdapat rasa yang berbeda untuk sahabat adiknya itu.

Alya sudah memutuskan bahwa apapun jawaban yang dipilihnya, jawabannya harus diberikan hari ini. Hal seperti perasaan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Walaupun mungkin jawaban yang dipilihnya akan menyakiti salah satu pihak, tapi dia tidak boleh menggantung Alva karena pasti akan menjadi bumerang untuk hubungan mereka kelak.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang