22. Truth or Dare

3.3K 140 1
                                    

"Habis ini kak Alya ada acara apa?" Tanya Rendi ketika mereka sudah berkumpul di parkiran dan siap kembali ke rumah.

"Gak ada sih, emang kenapa?" Ujar Alya dan urung membuka pintu mobil yang sudah dibuka kuncinya oleh Alka.

Alka yang masih berdiri di samping badan mobil melirik teman-temannya, dia sudah tau apa yang akan mereka lakukan.

Rian memberi Alka kedipan kecil yang berarti menyuruhnya membantu mereka membujuk Alya untuk ikut.

Alka yang melihat tingkah Rian pun memutar matanya. Alka juga melihat semua temannya melihat ke arahnya, bahkan Alva juga ikut menatapnya. Teman-temannya ingin dia membujuk kakaknya untuk ikut mereka karaoke dulu sebelum pulang.

"Kita mau karaoke dulu kak, kakak mau ikut? Lagipula masih awal juga," akhirnya Alka pun mengikuti keinginan teman-temannya karena selama ini kakaknya itu selalu serius dan jarang having fun seperti yang biasanya dilakukan anak muda seusianya.

Alya menimbang sebentar beberapa pilihan yang ada di pikirannya, antara pulang untuk tidur siang atau ikut Alka dan yang lainnya untuk bersenang-senang. Akhirnya, setelah merasa bahwa saat ini dia tidak terlalu mengantuk dan perlu istirahat, Alya pun memilih untuk ikut.

"Ya udah ayok, kakak juga udah lama gak ke karaoke."

"Let's go then," ujar Alva. Laki-laki itu lalu pergi ke mobil Alya untuk membantu gadis itu membuka pintu mobil penumpang dan menutupnya kembali setelah Alya duduk dengan benar, sedangkan Alka sudah masuk duluan ke kursi pengemudi.

"Thanks Al," ucap Alya dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya. Alva pun balas tersenyum dan mengangguk ringan ketika mobil yang dikendarai Alka dan Alya melesat pergi terlebih dahulu.

Rendi yang masih belum masuk ke mobil Rian pun mengangkat sebelah alisnya ketika melihat perlakuan Alva yang baginya sangat tidak biasa. Dia sempat berpikir sejenak dan akhirnya memutuskan untuk mengabaikannya karena bagaimanapun itu adalah urusan pribadi Alva.

"Ren, ayo!" Panggil Rian dari dalam mobil.

"Ayo," sahut Rendi dan kemudian menyusul masuk ke dalam mobil.

Mobil mereka meninggalkan parkiran satu persatu. Dimulai dari mobil Melvin, diikuti Rian, baru kemudian Alva yang paling terakhir karena dia masih berdiri di tempat untuk beberapa saat, menatap mobil Alya yang semakin menghilang dari pandangannya.

Karaoke yang mereka pilih bernama Blanc, yang memiliki ruangan yang besar nan mewah, peralatan lengkap, pelayanan terbaik, dan yang terpenting sangat private.

Pelayan mengantar mereka ke ruangan. Setelah pintu terbuka terlihatlah ruangan yang diisi dengan peralatan karaoke pada umumnya, ditambah dengan lemari pendingin yang berisi berbagai macam minuman mulai dari yang biasa hingga berbagai macam minuman keras, diatas meja besar di tengah ruangan tersebut juga terdapat berbagai macam buah potong, makanan ringan, dessert, hingga berbagai macam jenis kartu dan mainan jenga.

"Mau minum apa?" Tanya Melvin yang sudah berdiri di depan lemari pendingin.

"Gue mau bir." Rian yang sedang mencari lagu di mesin pencari spontan menjawab.

"Siapa lagi yang mau bir?" Tanya Melvin yang sudah mengambil kaleng bir.

"Gue." Alka dan Rendi yang sudah duduk anteng sambil nyemil makanan ringan menjawab secara bersamaan.

"Kalau kak Alya sama Alva?" Tanya Melvin kepada Alya dan Alva.

Alva belum menjawab, dia hanya menoleh kearah Alya.

"Kakak minuman soda aja," jawab Alya setelah menimbang kalau dia tidak boleh minum minuman beralkohol karena takut masuk panggilan tiba-tiba dari rumah sakit.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang