60. Wedding Gift 🎁

2.1K 73 2
                                    

Setelah 5 hari berada di pulau, akhirnya Alya bisa merasakan air laut. Wanita cantik itu berlari di sepanjang pantai, menikmati semilir angin yang mengelus wajah cantiknya. Dress santai selutut berwarna biru mudanya berterbangan tertiup angin.

Di belakangnya, Alva berlari mengikuti Alya dengan kamera di tangannya, siap mengambil foto indah Alya kapan saja.

Di tengah-tengah, Alya berbalik menghadap Alva. Saat Alva belum sempat menghentikan larinya, Alya berlari kembali dan menerjang tubuh kuat suaminya.

Alva menyambut pelukan Alya dengan senyum lebar di wajah dinginnya. pria itu mengangkat Alya dan memeluknya erat-erat.

Alya berputar-putar di udara. Wanita itu merenggangkan tangannya, menekuk kakinya, dan mendongak ke atas. Menikmati semilir angin di bawah cahaya jingga matahari sore.

Alva memperhatikan istrinya dengan senyum lebar di wajahnya. Merasa sangat bahagia atas kebersamaan mereka saat ini.

Setelah beberapa saat, Alva menurunkan Alya. Keduanya saling memandang dengan senyum yang terukir di wajah masing-masing.

Cup!

Alva menempelkan bibirnya di bibir mungil Alya. Mencicipi kelembutan itu sedikit demi sedikit. Alva menutup mata tajamnya, membiarkan indra perasanya sepenuhnya mengambil alih.

Alya juga melakukan hal yang sama, membiarkan kegelapan membuat seluruh tubuhnya lebih peka terhadap sentuhan Alva.

20 menit kemudian, Alva menghentikan pungutannya setelah Alya memukul bahunya untuk yang ke-10 kalinya.

Setelah bibir mereka terlepas, Alya menatap Alva dengan cemberut. Bibirnya terasa kebas dan sakit. Membuatnya kesal dan ingin memukul kepala suaminya.

Alva terkekeh lucu dan dengan lembut mengusap bibir bengkak Alya. "Sorry Ay," ujarnya dengan suara serak.

Cup!

Alva mengecup kembali bibir Alya sebelum memeluk istrinya dengan sayang.

Keduanya memandang laut dengan saling berpelukan.

Alya menyandarkan kepalanya ke dada bidang Alva.

"Al.." lirih Alya.

"Kenapa Ay?" Tanya Alva lembut. Masih belum menyadari kelainan pada Alya.

Alya segera mendorong Alva. "Ulk! Aku mual Al. Ulk!" Rengek Alya.

Alva yang tiba-tiba didorong Alya merasa sangat bingung. Pria itu buru-buru mendekati istrinya. "Kenapa Ay?" Tanya Alva khawatir sambil memegangi bahu kecil Alya.

"Ih! Lepasin Al! Aku gak tahan sama bau parfum kamu!" Seru Alya kesal. Wanita itu kembali mendorong Alva dan berjalan menjauh beberapa langkah dari pria itu.

"Kan ini parfum pilihan kamu Ay?" Tanya Alva bingung.

Selama ini Alva sangat jarang memakai parfum. Satu-satunya parfum yang dimilikinya adalah parfum pemberian Alya yang dibelinya ketika keduanya jalan-jalan ke Melbourne.

Alya sangat suka memeluk Alva saat dia memakai parfum itu. Oleh karena itu, Alva hanya memakai parfum ketika bersama Alya. Selebihnya, pria itu tidak memakai wewangian apapun. Namun, kini istrinya bilang kalau dia tidak suka bau parfumnya.

"Ay.." panggil Alva yang masih kebingungan.

Melihat Alva yang ingin mendekatinya, Alya segera mundur ke belakang.

"Jangan kesini! Bau kamu bikin aku pusing!" Larang Alya dengan suara keras.

Oke, kini Alva yakin bahwa Alya sedang tidak bercanda.

Alya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang