33

1.9K 119 0
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kaiser, jean dan rian sedang berada di tempat yang sama, yaitu kamar milik jean.

jean sekarang sedang memeluk kaiser dengan erat sambil menangis
rian hanya memperhatikan mereka dengan tersenyum sambil duduk manis di samping kaiser

"bangg!! gua kangen banget sama elu!!.."

ucap jean dengan dramatis sambil menangis. lalu dia menyedot ingusnya dan kembali menangis

kaiser hanya diam saja, dia mengangkat tangannya dan membelai pelan rambut jean. lalu tangan satunya lagi dia gunakan untuk membelai rambut dari rian yang berada di sampingnya

"bang... kenapa selalu lo yang diculik si, kaya eren aja lo.."

ucap jean lalu dia kembali menangis. dia kemudian menyembunyikan wajahnya ke dada kaiser. dan sekarang baju yang kaiser kenakan basah karena air matanya

kaiser hanya bisa menghela nafasnya pasrah ketika merasakan bajunya telah basah oleh air mata jean

"sudah diam jean. nanti kau bisa mati jika sesak nafas karena terus menangis"

ucap kaiser sambil membelai rambut jean. lama kelamaan belaian itu bukan lagi lembut, tapi berubah menjadi usakan kasar

jean yang mendengar itu langsung melotot terkejut dengan perkataan kaiser yang blak blakan itu

"gelap banget doanya dah"

ucap jean, lalu saat dia menerima usakan kasar dari kaiser itu dia langsung menggelengkan brutal kepalanya

"jangan diusak lah bangke!"

ucap jean dengan nada sedikit seru. kaiser yang mendengar itu mengangkat satu alisnya lalu dia langsung memukul mulut jean

"mulutmu"

jean hanya mengmenye menyekan bibirnya dan menatap ejekan kepada kaiser

"eh, bang leon mana ya? kok nggak keliatan"

kaiser yang mendengar itu hanya mengangkat bahunya dian melengkungkan bibirnya

"tidak tau"

"tadi aku melihatnya keluar membawa mobil"

ucap rian kepada mereka. kaiser dan jean yang mendengar itu langsung menoleh kepada rian, dan menatapnya. seolah olah memberikan isyarat agar memberitahunya

rian yang mengerti dengan isyarat yang mereka berikan itu langsung ikut mengangkat bahunya
.
.
.
.
.
.
.
denji sekarang sudah berada di depan sebuah rumah yang sudah dibelikan dan diberikan kepadanya dari bagas. dia ditemani dengan bagas

denji sekarang sedang berada digendongan bagas. dia hanya menatap malas dan meletakan dagunya di pundak bagas

bagas melirik denji dari samping, bagas melihatnya sudah seperti manusia yang tidak memiliki semangat hidup, denji sangat letoy mlehoy lemes. bagas hanya tersenyum tipis kearahnya

"kita masuk sekarang"

ucap bagas, lalu dia langsung mulai melangkah kembali menuju rumah itu dengan denji yang berada di gendongannya

setelah beberapa waktu, bagas akhirnya sepenuhnya masuk di dalam rumah itu
dia melirik denji sebentar, dirinya melihat denji yang sepertinya masih sama saja lesunya. bagas hanya menghela nafasnya lalu dia langsung meraih tubuh denji dan membalikkan posisinya

bagas membalikkan menjadi gendongan koala. dia langsung melingkarkan tangannya ke lekukan kaki denji dan menahannya agar tidak jatuh

denji tentu saja langsung terkejut dengan perubahan posisi yang dilakukan oleh bagas itu. dia menatap bagas dengan ekspresi terkejut bercampur kebingungan. lalu dia langsung memalingkan wajahnya, pipi denji menjadi sedikit memerah sekarang

bagas mulai berjalan kembali. dia berjalan menuju salah satu kamar

saat sudah sampai, bagas langsung mendudukkan badan denji di tepi kasur dan diikuti dengannya disampingnya

kemudian tangan bagas terulur menyentuh kepala denji lalu dia membelainya pelan

"baik baik disini"

ucap bagas, lalu dibalas anggukan oleh denji

denji langsung menghempaskan tubuhnya dan menidurkan dirinya di atas kasur

bagas langsung bangkit dari duduknya, sebelum pergi dia menatap sebentar denji yang sekarang tengah berbaring terlentang di atas kasur. dia langsung mengambil sebuah bantal kecil dan melemparkannya tepat ke wajah bagas

"dadah"

bagas langsung pergi dari kamar itu dan menutup pintunya

denji sedikit terkejut dengan bantal yang tiba tiba mendarat di wajahnya. dia langsung melemparkannya ke asal arah

"sialan"
.
.
.
.
.
.
.
leon terus menggerang kesakitan sambil berusaha melepaskan kunai itu dari punggung tangannya. tapi tetap saja, orang liar itu tetap kekeh menahannya, tidak berubah sedikit pun

"k-kum.. m-mohon.."

ucap leon dengan nada memohon bercampur dengan tangisan dan kesakitan. darah juga sudah banyak meluncur dari area tusukan kunai itu hingga menetes ke lantai

orang itu lama kelamaan menjadi kasihan dengan leon. suaranya mulai mengecil tapi dia masih bisa mencoba melepaskannya walaupun hanya sedikit kekuatan

orang itu memutuskan untuk mencabut benda itu. dia mencabut paksa dengan langsung dari punggung tangan leon

leon seketika tersentak saat benda itu tercabut dengan kasar begitu saja. dia bercampur senang, lega, dan sakit. dia masih merasa sakit disana
leon kemudian perlahan menurunkan badannya, dia terduduk di sana dengan posisi memegangi telapak tangannya dan menyenderkan kepalanya ke tembok

orang itu memperhatikan pergerakan leon terus menerus. dia sedikit merasa kasihan kepadanya, sepertinya dia merasa bersalah. apakah dia berlebihan?

orang itu memikirkan sebentar lalu dia tersadar kembali, dia dengan cepat menggelengkan kepalanya

what? dia merasa bersalah kepada orang lain? peduli dengan orang lain? itu tidak mungkin.

orang itu kemudian mengikuti leon, dia ikut berjongkok di belakang tubuhnya. menaruh tangan kirinya ke pundak leon dan tangan satunya lagi memegangi tangan kanan leon yang terkena luka tadi

leon tersentak saat orang liar itu berdekatan kembali dibelakangnya. dan lebihnya dia merangkul pundaknya dan memegangi tangan bekas lukanya

"oh no. darahnya"

orang itu langsung mengarahkan kembali tangan leon kearah mulutnya. dia mulai menjilatinya kembali

tangan leon seketika tersentak merasakan sesuatu itu menempel kepadanya lagi. leon merasakan nyeri, dia merintih kecil dan suaranya bergetar

orang liar itu terus menjilati area yang terkena darah sampai dasar lukanya

dia kemudian membalikkan badan leon untuk menghadapinya. lalu dia lebih mendekatkan dirinya kepada diri leon
seseorang itu kemudian mengangkat satu kaki dari leon dan meletakkannya kepada pundaknya. dia kemudian memperdekatkan dirinya kembali dan terus menjilati tangan leon

leon mau tak mau menurutinya saja. dia sudah terlalu lemas untuk memberontak, darahnya terkuras cukup banyak dari luka di telapak tangannya ini. kaki leon yang berada di pundak orang itupun dia hanya bisa diam. leon kemudian memalingkan wajahnya ke samping

orang itu kemudian menyudahi jilatan dari tangan leon. dia beralih menatapnya
orang itu kemudian terulur untuk menyentuh wajah leon, dia akhirnya pun mendaratkan tangannya di pipi leon. kepala leon sedikit ke samping jadi ini memudahkannya

dia kemudian memajukan wajahnya kembali, mendekati area leher leon.

dia kemudian menyentuh telinga dari leon dan memeriksanya. tak lama kemudian orang itu mengangkat satu alisnya

leon melirik orang itu sebentar. dia melihat pria bertopeng itu sangat dekat sekarang karena dia berada tepat didepannya. leon menatapnya

orang itu terus menyentuh telinga leon dan sedikit memainkan

"tidak salah lagi. kau dari keluarga linford. benar?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-------------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang