selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
mereka berdua menjalankan motornya dengan kecepatan stabil
jean yang melaju sedikit lebih jauh dari kaiser yang ada dibelakangnyakaiser sebenarnya cukup khawatir dengan jean yang membawa motor sendiri seperti itu. jean tinggi, oke dia sudah bisa menyanggah motor, tapi kalau ada polisi didepan, habislah sudah. kaiser lebih mengkhawatirkan motornya, itu cukup mahal bro, sayang diangkat cuma cuma
seiring berjalannya waktu, jean dan kaiser akhirnya sampai didepan gerbang sekolah jean
jean menghentikan motornya, dan berhenti bersampingan dengan kaiser. adik kaiser itu kemudian membuka kaca helmnya menatap kaiser
"sampe bang! jean masuk dulu!" seru jean sembari menunjuk gerbang sekolahnya itu yang masih terbuka
"hn, jangan buat ulah. semangat belajar" ketus kaiser sembari memundurkan motornya. sementara jean hanya membalasnya dengan anggukan kepalanya beberapa kali
"dadah~!!" semangat jean berteriak sembari melambaikan tangannya kepada kaiser
"yo"
melihat kaiser yang perlahan sudah menjauh itu, jean kembali memandang depan. dia kemudian menancapkan gas motornya masuk ke area sekolah
jean memasuki area parkiran, dia melihat lihat area yang kosong terlebih dahulu sebelum menempati salah satu parkiran yang masih kosong
baru saja turun dari motornya dan hendak meletakan helmnya di atas motornya, tiba tiba saja dia dihampiri oleh dua orang temannya, tak lain dan tak bukan adalah febri dan vian
"yoorrrr!! what's up mannn omagorrr" vian berseru sembari berjalan kearah jean, kemudian menepuk pundaknya
"bareng lah kita" ujar febri ikut bergabung dengan mereka berdua yang baru saja memarkirkan motornya
"gas lah!"
mereka bertiga kemudian berjalan beriringan bersama menuju ke kelas mereka
"tumben kali kau bawa motor, biasanya dianterin" tanya vian dengan santai dengan memasukan tangannya ke dalam saku celananya
"yee gatau ya, gue juga mohon mohon tuh ama kaiser mama muda, dan ya gini. di bolehin deh, YES!!" sorak jean dengan bahagia sembari menepuk nepuk pundak febri berulang kali
"ya nggak bahu gua juga buat jadi sasaran je!"
mereka bertiga berjalan beriringan dengan sama sama merangkul satu sama lain, sesekali mengobrol dan bercanda di sepanjang perjalanan
"eh, kertas pendaftaran osis lo pada udah diisi?" tanya febri sembari menoleh kesamping kanan kiri secara bergantian
"udah lah!" jawab vian, sementara jean hanya mengangguk anggukan kepalanya saja
"gimana?" lanjut febri
"gue si engga ya",
"GUE DAFTAR COY, DUKUNG GUE YAH!"
kedua teman jean yang berada di sisi jean masing masing itu seketika terdiam, mereka kompak menoleh bersama menatap terkejut kearah jean
"yang bener aja lo je",
"COK?!"
mereka berdua tentu terkejut bukan main, teman bangornya ini daftar osis, siapa yang tidak terkejut
sementara si jean hanya tersenyum kematian saja kearah mereka, sembari mengibaskan rambutnya ke belakang dengan pedenya
"gue sih ga ngarep keterima ya, cuma main main aja lah~" jawab si jean dengan nada tak serius seperti biasanya disertai dengan senyuman kematiannya
sementara si febri dan vian hanya menggelengkan kepalanya menatap heran kearah jean
"udah gila"
tentu mereka berdua menolak lamaran itu, tak mungkin juga keterima dan yah.. itu sedikit mustahil, dan dengan pedenya si jean itu ikut mendaftar
"udahlah! lagian kalau gue ke terima, gua gak bakalan lupain kalian kok, tenang ae"
jawab jean sembari merangkul mereka berdua dengan kedua tangannya.
si vian dan febri hanya mengangguk anggukan kepalanya saja menurut perkataan si jean, ah sudahlahyah
.
.
.
sementara kaiser, dia sekarang tengah berjalan dengan santai di halaman sekolah, sembari memakan permen tusuk di mulutnyadia sengaja memakai headphone di telinganya agar tak mendengar apa apa, dia sedang malas mendengar perkataan orang orang. mendingan mendengarkan musik
namun tak lama kemudian, ketenangannya buyar seketika saat tiba tiba datang seseorang dari belakangnya dan langsung merangkulnya
"afran"
diikuti dengan kedua temannya lagi, dibelakangnya sama saja rangkul rangkulan
mereka bertiga berjalan bersamaan menuju kelas mereka, tak ada percakapan diantara afran dan kaiser, terkecuali dua lelaki yang ada di belakang mereka, sibuk berbicara hal hal random
"ada waktu?" tanya afran dengan menoleh kearah samping, menatap kaiser
namun yang sedang ditanyai masih diam, telinganya masih tersumpal oleh benda itu, handphone miliknya masih terpasang disana. suaranya bahkan hingga terdengar sampai keluar
"hah?"
kaiser menoleh kearah afran sembari mengangkat satu alisnya bingung. afran yang melihat itu tentu mendengus pelan, dia kemudian meraih headphone yang dikenakan kaiser, mengalungkannya ke leher kaiser sebelum mencondongkan kepalanya ke telinganya
"sepulang sekolah, ikut denganku"
bisik afran dengan lirih tepat di telinganya
kaiser yang mendengar itu terdiam sesaat sebelum menganggukkan kepalanya mengerti sekali
"ya" jawab kaiser singkat, dia kemudian kembali meraih headphone yang ada di lehernya lalu memakainya kembali ke telinga
"ERSA JANCOK"
terdengar suara nyaring dan sangat melengking itu menusuk ke telinga afran. tak lain pelakunya adalah cakra, dia menyerobot kembali minuman miliknya yang direbut oleh ersa sebelumnya
"sini ah! minuman gua anjing!" teriak cakra sembari terus berusaha mengambil minumannya yang digenggam erat oleh ersa
"gak. lo udah tau pilek, es terus!" elak ersa sembari terus menjauhkan es plastikan dari cakra
lupakan keributan mereka berdua, afran juga sudah lelah dengan kelakuan mereka. dia memilih diam dan acuh seperti kaiser saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
jangan lupa vote sama komen ya ehe 😁🤙🏻, sori baru bisa up segitu coy nanti up lagi dah kalo sempet
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]
Teen Fiction‼️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️ lika liku perjalanan hidup seorang pemuda bernama kaiser dari keluarga linford. ------------------ cover by pinterest. ➥ cerita murni pikiran sndiri, and cerita ini fiksi. bersifat hanya untuk menghibur saja, anjay ceri...