44

1.5K 67 0
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
sementara leon dia hanya diam dan menyimak perkataan mereka saja. dia berpikir dia akan ikut atau tidak. dia juga ingin menolong tinggi karena dirinya sudah pernah mencoba menolongnya waktu dirinya diculik, tapi alasan lain dia takut kalau tangannya kan bolong lagi. entahlah kenapa sih denji harus diculik dengan orang yang sama sepertinya?

jean berjalan sambil menggandeng tangan lauren, lebih ke diseret sebenarnya.
jean membawanya ke tempat tadi yaitu dekat dengan pintu utama lalu tanpa basa-basi pun jean segera berjalan dengan lauren di dekatnya ke arah mereka lagi

"ini! eh... bang bangke ke mana?"

ucap jean dengan nada bingung lalu dia telinga celinguk untuk mencoba mencari keberadaan kaisar.
dan lauren yang sedang di samping jalan itu otomatis mendengar perkataannya lalu dia mengangkat tangannya dan menepuk pelan kepalanya

"dia kakakmu loh... jangan jadi anak yang durhaka ya.."

ucap lauren dengan nada lembut namun entah kenapa wajahnya kek nahan berak gitu
kayak marah tapi tidak mau ditunjukkan disertai dengan senyuman kematiannya

"oh... gitu... KAKAK LAUREN KOK HATINYA BAIK KALI!! NIKAH YUK KAK SAMA JEAN!!"

ucap jean dengan nada seru lalu dia meraih tangan Lauren dan langsung menggerakkannya menggoyangkannya ke sembarang arah membuat lauren sedikit terguncang

leon menutup satu telinganya lalu dia mendekati Jean dan langsung memukul bagian kepala miliknya

"bodoh sekali"

gumam levi dengan kecil namun bagas yang berada di sampingnya masih bisa mendengarnya dia menoleh dan menatap bingung ke arah levi

"hah?"

"ya. dia bodoh sepertimu"

bagas yang mendengar itu langsung menatap horor ke arah levi lalu dia mengangkat satu alisnya dan langsung menendang bagian kaki dari levi

"sialan. mati saja kau levi"

ucap bagas dengan nada kesal.
lalu dia membalikkan badannya dan langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka dari tempat itu dia memutuskan untuk pergi ke kamar yang kaiser tempati dan beberapa anggota lainnya untuk menjenguk keadaan kaisar sekarang

"lelaki kecil itu. tunggu aku asta"

gumam levi lalu dia langsung pergi mengikuti bagas di belakangnya
walaupun tidak direspon sama sekali ketika dia sesekali berbicara dengannya

mereka bertiga yang masih berada di tempat itu terdiam bingung apa yang mereka lakukan sekarang tidak ada gunanya

"apa gunanya aku di sini?"

ucap lauren lalu dibalas gelengan kepala oleh Jan dan leon secara bersamaan

"sudahlah sebaiknya kita menyusul mereka aku sedikit khawatir dengan kaiser sekarang"

ucap lauren dan itu dibalas lagi anggukan oleh mereka berdua
tanpa berpikir panjang mereka bertiga langsung pergi meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju kamar yang ditempati kaiser
.
.
.
levi dan bagas masuk secara bersamaan ke sebuah kamar
dan tentu pemandangan yang mereka lihat di depan mereka yaitu kaiser dan shiva

bagas sedikit mengangkat satu alisnya bingung lalu dia masuk terlebih dahulu dan langsung duduk di samping shiva

"kalian hanya berdua? yang lainnya yang mengikuti kalian tadi pada ke mana?"

"istrimu ku perintahkan untuk mengambil tasku yang berada di mobil dan vessa ku suruh dia pergi, karena dia terlalu berisik takut mengganggu si manis ini, untuk pria itu dia entah pergi ke mana dia pergi tanpa mengucapkan apa-apa dan seperti menatap tidak suka ke arah ku.. entahlah.."

ucap shiva dengan panjang lebar lalu saat di akhir kata dia langsung mengangkat bahunya

dan bagas yang mendengar itu langsung melakukan kepalanya mengerti dia mengerti kenapa ia pergi begitu saja dia pasti cemburu

"sudahlah tidak apa, nanti dia juga akan kembali ke sini lagi"

ucap bagas, lalu dia kembali menatap arah kaiser, dia kemudian menepuk kepalanya dan dilanjutkan belaian lembut di rambutnya

"bagaimana keadaanmu? apa yang kamu rasakan?"

kaiser yang tengah bersender di kepala kasur itu sontak melihat bagas dan mendengarkan perkataannya, lalu dia menganggukkan kepalanya

"aku tidak apa"

"sudah kutangani agar racun itu tidak menyebar ke seluruh badannya"

lanjut shiva, dan bagas yang mendengar itu mengangguk-anggukkan kepalanya saja
lalu secara bersamaan, nia nampak sudah berada di sana dengan tas yang berada di tangannya. tak lain tas itu milik shiva

"ini tasnya"

ucap nia sembari menyerahkan tas itu kepadanya
dan shiva tanpa pikir panjang langsung menerima tas itu, kemudian dibalas dengan anggukan kepalanya

"terimakasih"

shiva kemudian mulai mengobati sisa dari kaiser yang belum dia sentuh

sembari memperhatikan kaiser yang sedang diobati lebih lanjut oleh shiva, bagas dan levi nampak sedang duduk di sofa yang berada di kamar itu sekarang

bagas menatap kosong ke arah depan, tidak kosong sebenarnya. dia sebenarnya hanya sedang berfikir, nah bagas kalau sedang berfikir serius wajahnya nampak seperti sedang melamun. walaupun aslinya tidak

levi yang berada di sampingnya itu memperhatikan gerak garik dari bagas setiap detik. dia diam, tidak mengatakan apapun. levi hanya menghela nafasnya, lalu dia mengangkat tangannya dan langsung menepuk pelan kepala bagas

"apa yang kau pikirkan"

"denji dan mereka"

levi yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya, oh jadi itu

"that's okay. jangan khawatir, para bawahan kita pasti bergerak cepat"

"tapi kita harus ikut menolongnya, bagaimanapun dia pernah menolong kaiser"

"sshh"

levi kemudian menaruh salah satu jarinya di bibir bagas, dan seketika bagas berhenti berbicara dan diam

"kita akan mencarinya besok. sekarang sudah larut malam, sudah hampir pagi"

tanpa pilihan lain, bagas pun hanya mendengus pasrah, lalu dia menganggukkan kepalanya setuju. yang dibicarakan levi kepadanya juga ada benarnya, malam waktunya istirahat bukan malah seperti ini

"oke besok..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
------------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang