66

838 38 8
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
bagas kini berjalan sembari menggendong tubuh liam di punggungnya, dia berjalan menuju kearah kamar liam sendiri

bagas kemudian berhenti di sebuah pintu kamar berwarna coklat tua dengan gagang pintu berwarna kuning emas, bagas lalu membukanya dan masuk ke dalam

kamar liam didominasi oleh warna biru tua dan warna abu abu, warnanya sangat tenang dan adem dilihatnya

orang tua itu kemudian meletakkan tubuh liam perlahan di atas ranjangnya, bagas melepaskan sabuk yang liam pakai, lalu menaruhnya di cantelan

bagas kemudian melebarkan selimut lalu dia menyelimuti tubuh liam dengan perlahan, menggunakan selimut lembut itu. bagas mencondongkan tubuhnya kearah liam, memperhatikan wajahnya yang tertidur dengan damai itu

"huh... selamat malam"

bagas mengusap rambut merah milik si liam itu yang menutupi matanya, lalu mengecup singkat dahinya sebelum menjauhkan dirinya dari sana dan berjalan pergi dari kamar liam

bagas kemudian menutup pintu kamarnya dan berbalik dari sana

"bo"

bagas terkejut, dia bahkan sampai menabrak dinding di belakangnya.

"sialan. kau tau kan kalau aku sudah berumur?! kau mau aku mati karena serangan jantung?!" jawab bagas dengan nada marah dan sedikit menekan kearah levi, namun dia tidak meninggikan nadanya, takut akan membangunkan liam di dalam kamar

"tentu tidak, sama sekali tidak."

seringaian muncul di bibir levi, dia kemudian berjalan mendekat kearah bagas, sebelum ia meraih pinggangnya dan menariknya kearahnya

"brengs-"

"shh... berhenti mengucapkan kata kata kasar kepadaku, aku lebih tua darimu. ingat"

levi menaruh jari telunjuknya di bibir bagas persis, dan sukses membuatnya terdiam.
levi kembali menyeringai senang, dia kemudian menempelkan lebih dekat tubuhnya dengan tubuh bagas, hingga hidung mereka hampir saja bersentuhan

"sudah cukup permainan menghindar itu, aku sudah muak, aku tidak sabar." suara levi terdengar sangat dingin menurut bagas, lebih dingin darinya sendiri. bulu kuduk bagas sampai berdiri

satu tangan levi kemudian mulai merambat menuju kearah sisi wajah bagas, dan berakhiran di pipinya.

lalu dengan sangat pelan dan lemah lembut, levi mengusap usap pipi bagas itu dengan ibu jarinya.

"berhenti menyentuhku."

"tidak akan..."

levi kembali membenarkan posisi kepala bagas yang sengaja disampingkan oleh bagas. tangan levi yang sebelumnya di pipi dengan lembut kini beralih mencengkeram kedua pipi bagas itu dengan jari jarinya

"sudah kubilang jangan bergerak, ASTA."

bagas terdiam, oke levi marah. levi marah karenanya, dia harus bagaimana? bagas harus melakukan apa?

levi kemudian meraih kedua tangan bagas lalu menguncinya diatas kepala bagas sendiri, sementara matanya masih menatap tajam kearah bagas.

"kamu adalah peliharaan ku, jadilah peliharaan yang baik jika ingin disayang oleh tuannya."

"aku bukan peliharaan mu!"

"shh... you are my pet."

levi kemudian sedikit menggesernya tubuh bagas ke samping, sampai dimana ada pintu ruangan di belakang tubuh bagas, itu kamar kosong.

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang