52

1.3K 55 7
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
di tengah kegelapan malam yang pekat, suasana mencekam menyelimuti segala penjuru. suara angin berdesir dengan seram, menyebabkan bulu kuduk merinding. Lampu jalan yang berkedip-kedip hanya menambah ketegangan di udara. tidak ada suara, kecuali langkah ragu yang terdengar dari kejauhan. setiap kejutan kecil, seperti suara ranting yang patah atau suara hewan malam, seolah-olah memperbesar ketakutan yang ada. malam ini, suasana penuh rahasia dan ketidakpastian, membesarkan imajinasi dan menyebabkan hati berdebar-debar.

STASS

kini keadaan masih sama didalam sebuah ruangan di rumah kosong itu
suasana tegang, sedih, bercampur aduk di dalam satu ruangan

liam menatap lemas kearah leon, lalu dia perlahan berjongkok sambil terus menatapi leon didepannya dengan tatapan terkejut bercampur sedih

"l-leon"

mata liam kemudian mulai berair, dan perlahan matanya mengeluarkan air bening disana, meluncur bebas di pipinya

bagas terdiam tak berkutik saat dirinya kebetulan menangkap sesuatu ditangannya. dengan rasa terpaksa, bagas menundukkan kepalanya perlahan untuk melihat apa yang dipegangnya saat ini

bagas terduduk tak berkutik saat dirinya melihat ke arah bawahnya
matanya mulai berair, dan akhirnya pun lolos dari matanya, meluncur ke sekitar pipinya

sementara levi, dia melirik sebentar kearah bagas, dan kemudian kembali menatap pria x yang tengah menyeringai dan meletakan pedang itu di atas pundaknya

levi hendak mendekat kearah pria x itu, namun dia langsung menghentikan langkahnya saat dirinya mendapati denji, si korban bisa berjalan dan mengarah ke pria x itu

"what?"

levi kembali terkejut saat denji bergerak cepat dan langsung meninju pria x itu. walau dilihat seperti tinju biasa, namun akibat tinjuannya itu levi berhasil membuat pria x terdorong sangat jauh, dan tembok rumah kosong itu juga retak dibuatnya

denji kemudian berlari dan mendekati pria x itu lagi, mengambil pegang yang sekarang tergeletak di lantai, dan langsung mengarahkannya ke leher bagian dagunya

"cara bermain mu... cukup bagus"

sementara pria x itu membeku, jika dirinya bergerak sedikitpun saja, otomatis pasti pedang itu akan tergores padanya

mungkin karena kasihan si 'denji' ini, jadi dia hanya melempar pedang tadi, memegangi kepala pria x dan langsung memukul kepadanya dengan lututnya
dan dengan mudah, pria x itu langsung tidak sadarkan diri, dan hidungnya langsung mengeluarkan darah

lalu denji terdiam, dia sedikit menundukkan kepalanya dan secara perlahan dirinya kembali normal. dia kemudian mengangkat kepalanya lagi, sempat melihat sekeliling, dan berhenti di suatu arah

"KEMANA KEPALANYA?"

tunjuk denji kepada sebuah tubuh yang sudah tergeletak di lantai tanpa kepala dan berserakan banyak darah disana

denji kemudian mengalihkan pandangannya kepada bagas yang sedang memeluk sebuah kepala sambil menundukkan kepalanya. denji langsung mengerti, pasti itu kepadanya

"l-leon..."

liam masih menangis sambil terus melontarkan nama leon itu, levi sedikit kasihan kepadanya yang terus menerus menangis. levi kemudian mendekati liam dan langsung memeluknya, harap harap bisa menenangkannya dan berhenti menangis sembari mengusap punggung leon lembut

"... leon?"

denji langsung membeku, dia kemudian perlahan mendekati bagas, dan langsung berjongkok dihadapannya
sekilas dia menyentuh kepala yang dibicarakan tadi adalah milik leon dengan tangan bergetar

denji kemudian langsung menundukkan

"...m-m-maafkan aku.."

bagas langsung mengangkat kepalanya, dan menatap kearah denji
dia tersenyum, lalu meraih kepala denji dan mengusaknya perlahan

"no, ini bukan salahmu"

"tapi... l-leon..-"

"ini sudah takdir"

bagas kembali tersenyum dan masih terus mengusap rambut denji

"tugas kita sudah selesai. bawa tubuh leon dan si brengsek itu"
.
.
.
.
.
.
.
di malam itu juga, semua keluarga linford sedang berziarah ke makam leon
mereka semuanya memakai pakaian full hitam, lengkap dengan kacamata

nia, dia masih terduduk lemas dan terus menangis sedih dengan memegangi nisan anaknya itu
dan kaiser pun dia ikut berusaha menenangkan nia dengan menepuk pundaknya pelan

semua warga yang ikut berziarah disana pun ikut berduka atas meninggalnya leon yang tiba tiba ini, mereka juga turut sedih atas meninggalnya salah satu anak bagas

sementara vira dan merie, mereka berdua berdiri cukup jauh dari mereka semuanya. vira nampak tidak peduli, dan tidak sedih sedikitpun, begitupun dengan merie

"cih, drama"

"kita pulang"

kata bagas, lalu dia berjongkok, menatap nia sambil memegangi pundaknya

"kita pulang ya sayang? kalau ada waktu, kita bisa kesini lagi"

kata bagas dan dibalas anggukan oleh nia

lalu mereka semua pun sepakat untuk pulang dari pemakaman dan kembali menuju mansion mereka
.
.
.
.
.
.
.
.
mereka akhirnya sampai di mansion, nia diantar ke kamarnya bersama kaiser dan jean, nessa,
dan yang masih tersisa adalah, levi, bagas, dan shiva

bagas kemudian mendekati shiva, dan langsung menepuk salah satu pundaknya

"ku serahkan brengsek itu kepadamu, shiva."

kata bagas lalu dirinya langsung pergi bersama dengan menarik pergelangan tangan milik levi

sementara shiva dia menyeringai kesenangan, dia langsung mengeluarkan sepasang sarung tangan dan langsung memakainya

"kita mulai..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
---------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang