02. Interaksi

141 23 2
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, Sherin berdiri di depan lift sambil menenteng gelas starbucks dan blazernya. Tak lupa juga tas yang bertengger di pundaknya.

Tak seperti biasanya, hari ini lift itu begitu cepat terbuka di depan Sherin. Jadi buru-buru pula dia masuk. Ternyata kosong, Sherin sendirian. Saat akan menutup pintu lift tersebut, Sherin mendengar teriakan seseorang dari jauh. Jemarinya akhirnya berpindah pada tombol membuka pintu dalam lift.

Jemari Sherin terus bertengger di sana sampai sosok Deon sampai di depannya dan bergabung bersamanya di dalam lift. Sumpah, dari hati yang paling dalam, Sherin berdoa ada orang lain lagi yang bergabung. Nyatanya, nihil.

"Jangan lihatin gue bisa nggak?" ketus Sherin saat sadar tatapan Deon begitu intens padanya

Deon terkekeh pelan, lalu menunduk sekilas, "Bau parfum lo enak, gue suka"

Sherin mendengus kesal sekali. Rasanya tidak tenang, padahal hanya berapa lantai lagi dia akan sampai.

Ting!

Niat hati ingin segera mengambil langkah seribu begitu pintu lift terbuka. Namun, tangannya malah dicekal hingga langkahnya keluar dari lift gagal.

"Gue harap lo anggap gue sebagai Deon yang pernah lo kenal, Sher, bukan orang baru" gumamnya pelan

"Sadly, nggak pernah ada yang namanya Deon di hidup gue, dan nggak akan pernah ada. Jadi, tolong lepasin!"

Begitulah tutur Sherin hingga membuat Deon mencengkeram kuat pegangannya pada tas jinjingnya. Pergelangan tangan yang dia cekal akhirnya dia loloskan begitu saja.

Deon masih memaku di tempat, membiarkan lift itu membawanya entah kemana lagi. Kalimat sederhana yang keluar dari mulut Sherin begitu menghimpit dadanya hingga hanya sesak yang kini ia rasa.

———

Deon sampai di ruangannya sedikit terlambat. Sampai sepertinya dia ketinggalan sesuatu. Seisi ruangan sudah heboh berdiskusi sesuatu yang dipimpin Tian.

Seolah lega, Tian tiba-tiba sumringah saat melihat Deon masuk. Langsung datang menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan.

"Kosong kali, bro?" tanya Tian

"Apanya?" jawab Deon bingung

"Ya, lo lagi senggang kan? Anak-anak lo sibuk semua soalnya"

Deon menyapu pandangan pada seluruh orang di sana, mengigat satu persatu tugas yang sedang menanti setiap anggota timnya. Dan dia mengiyakan pertanyaan Tian.

"Nah, pas banget! Lo temenin Mbak Sher kesayangan gue ke Sudirman Great Ballroom ya" ujar Tian bersemangat

"Ngapain? Kenapa gue?"

"Nggak usah, bang, gue bisa sendiri kok" sahut Sherin menyambung

"No! klien mintanya ada dari creative yang ikut kan?" balas Tian

"Survey lokasi?" tanya Deon memastikan

"Yes, sekalian meeting. Klien pengen dengar langsung ide dari creative, lo bisa kan?" ujar Tian penuh harap di depan Deon

Deon menghela nafas berat, "Ya udah, berangkat jam berapa?"

"Nah, masalah itu silakan tanya ke Nona Simfoni Hitam Sherina" balas Tian

Memang ada saja panggilan Tian untuk Sherin, dari yang manis sampai yang mengejek, rasanya sudah seluruh ide Tian tuangkan untuk memanggil Sherin dengan cara yang berbeda.

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang