Beberapa minggu lalu, Deon diundang untuk mengisi kuliah umum di kampusnya dulu, dan hari ini adalah harinya. Terhitung sudah begitu lama Deon tidak berbicara di depan banyak orang apalagi sharing tentang pekerjaannya, ternyata semuanya menyenangkan.
Belum banyak yang berubah dari kepengurusan program studi di sana, kepala program studi masih mengenal Deon dengan baik sebagai mahasiswa bimbingannya dulu, bahkan kabar pernikahannya dengan sesama alumni juga menuai respon positif dari para dosen.
Banyak dosen yang menanyakan keberadaan Sherin, sayangnya, Sherin tak bisa turut hadir karena sedang sibuk bekerja sebelum ditinggal cuti untuk menikah.
Kuliah umum itu dimulai pukul sembilan dan berakhir di pukul sebelas siang, Deon yang tadinya ingin izin setengah hari berujung cuti seharian karena dia punya rencana untuk sejenak mengobrol dengan Naren nanti.
Selesai acara, Deon diajak ngobrol sebentar dengan kepala program studi. Dia bisa lihat jika ada dua mahasiswa telah menanti di luar ruangan, membuat Deon terpaksa buru-buru pamit dan menghampiri mereka.
"Janu, Naren, ngapain?" tanya Deon begitu melihat dua mahasiswa di sana
"Tahu nih, Bang, gue mau jemput cewek gue, dia narik gue mulu" balas Janu
Deon terkekeh ringan, "Emang nggak bisa sensirian, Ren?"
"Bukan gitu, Bang, gue cuma... Ehm..." jawab Naren terbata
"Mau ngapain sih kalian?" tanya Janu
"Mau ngobrol aja, lo kalau mau join ayo!" balas Deon
"Gue udah nggak jomblo, Bang, sorry" ucap Janu sombong
"Iya deh iya" ujar Deon
"Gue duluan, Bang" pamit Janu yang langsung nyelonong pergi begitu saja
Tersisa Naren dan Deon yang masih terpaku dalam kesunyian yang canggung. Naren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saking canggungnya.
"Dena ngasih tahu?" tanya Deon
"Hah? Iya, katanya Abang mau ngobrol" jawab Naren gugup
Deon mengangguk-angguk, "Mau ngobrol di mana?"
"Di Cafe kampus aja gimana, Bang?"
"Okay, kita ketemu di sana ya? Gue ambil mobil dulu"
"Iya"
Tepat di jam makan siang, barulah Deon dan Naren duduk berhadapan di lantai 2 Cafe yang masih berada di area kampus.
Naren sudah jauh lebih tenang, karena dia tadi sempat menelfon Dena dan Dena banyak memberikan kalimat-kalimat yang membuat Naren tenang dan percaya diri.
"Apa kabar, Ren?" tanya Deon memulai
"Baik, Bang. Abang gimana?" balas Naren
"Gue juga baik" jawab Deon sengaja mematikan topik, ingin mendengar Naren yang memulai
"Ehm, Bang, kayaknya kita belum sempat kenalan dengan proper. Gue Javian Narendra, biasanya dipanggil Javi, tapi Dena sama teman-teman band gue suka manggilnya Naren" ujar Naren sambil mengulurkan tangannya
Deon tersenyum dan menyambut uluran tangan Naren, "Gue Deon, abangnya Dena satu-satunya"
Naren terkekeh seiring jabat tangan mereka terlepas, "Iya, gue udah tahu Abang dari lama"
"Dena banyak cerita?" tanya Deon
Naren mengangguk, "Dena juga cerita kalau Abang nggak tahu tentang hubungan kita, terus begitu ketahuan Abang marah banget sampai Dena nangis telfon gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionMenurut sebagian besar orang, perselingkuhan itu kesalahan yang tidak bisa dan tidak berhak untuk dimaafkan. Lantas bagaimana jika kesalahan atas perselingkuhan itu berada pada dia yang merupakan korbannya? Harusnya itu sudah berlalu, keputusan unt...