41. Dititipin

65 13 2
                                    

"Jadi, dia udah bilang?" suara dari ponsel itu mendominasi ruangan dapur, Sherin tengah menghangatkan makanan yang Arumi kirimkan tadi sambil bertelefon dengan Jennifer

"Udah, tapi tetap nggak mau orang tuanya tahu. Gue harus gimana ya, Jen?" balas Sherin

"Hargain aja keputusannya, Sher. Toh dia udah nggak apa-apa kan sekarang?"

"Hm, iya sih, tapi gue takut aja. Kepalanya masih suka berisik katanya"

"Lo yang dampingin lah, Sher. Maksud gue, kalau dia lagi nggak bisa tidur ya lo yang nemenin gitu"

Sherin terkekeh ringan, "Gue jarang tidur bareng"

"Eh, udah pernah tidur bareng?"

"Hah? Tidur doang, Jen, nggak ngapa-ngapain, sumpah deh!"

"Iya iya, percaya. Ya nggak mesti tidur bareng maksud gue, kan bisa telfonan gitu"

"Iya juga ya. Masalahnya dia nggak pernah bilang kalau susah tidur"

"Emang susah sih tuh jantan"

"Heh, ngatain cowok gue lu?!"

"Kagak, galak amat!"

Di tengah obrolannya yang santai, tiba-tiba Sherin dengar pintu unitnya dipaksa dibuka dari luar, tapi gagal. Beberapa kali salah memasukkan passcode sampai bel akhirnya dibunyikan sekali.

"Cowok gue balik, Jen. Udah dulu ya?"

"Iya"

Sherin mematikan kompor dan mengakhiri panggilannya dengan Jennifer. Dia langsung berjalan menuju pintu dan membukanya dari dalam. Wajah Deon yang mengerut dengan tatapan menelisik yang menyambutnya.

"Kenapa diganti passcode nya?" tanya Deon sinis

"Oh iya, aku lupa bilang. Ayo, masuk, Kak!"

Sherin menyampingkan tubuhnya, dia biarkan Deon masuk baru dia tutup kembali pintunya itu. Sherin kira, Deon sudah melangkah masuk, tapi ternyata tidak, laki-laki itu berhenti melangkah di belakang Sherin, membuat Sherin hampir menabraknya saat berbalik badan.

"Kak" pekik Sherin terkejut

"Kamu beneran nggak bawa siapa-siapa ke sini kan?" tanya Deon penuh selidik

"Bawa kamu. Ini kan kamu di sini" jawab Sherin santai

"Yang lain maksudnya"

"Nggak ada, sayang. Pihak apartemen emang nyuruh ganti tiap beberapa bulan sekali, itu tadi barusan diganti. Nanti aku kasih tahu yang baru"

"Curiga kalau udah manggil sayang"

"Oh, jadi nggak mau?"

"Mau" rengek Deon sambil memeluk Sherin posesif

"Kamu bau, makan dulu gih!"

"Kalau bau disuruh mandi, bukannya makan"

"Ya makan dulu, abis itu mandi, aku ada treatment khusus buat anak kecil yang dititipin ini"

"Hm"

Deon melanjutkan langkah, dia taruh tas kerjanya di sofa, berikut kemeja yang dia lepas dan menyisakan kaos putih tanpa lengan. Santai sekali Deon melakukannya, tidak sadar akan perubahan ekspresi Sherin yang aneh.

Bohong jika Sherin tidak terkejut, lengan Deon yang biasanya dia genggam atau gelayuti itu kini terekspos tanpa lapisan luar. Besar dan terlihat kencang sekali, Sherin jadi penasaran dari mana Deon dapatkan itu, karena setahunya, Deon jarang olahraga.

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang