Hari kedua di rawat di rumah sakit, akhirnya Sherin tahu kalau Janu yang memukul Deon malam itu, Janu sendiri yang mengakuinya di depan Sherin. Janu juga mengakui bahwa omelan Dena malam itu yang membuatnya akhirnya berpikir banyak hal.
Dengan segala kerendahan hati, Janu lebih dulu meminta maaf pada Deon. Janu nyatakan bahwa dirinya masih begitu kalut dalam masa lalu yang rumit. Namun, siang itu, Janu nyatakan langkahnya untuk bangkit.
Bohong jika Sherin katakan dia tidak senang dengan penuturan Janu itu, senang sekali rasanya. Sherin bangga melihat bagaimana remaja yang dia temani tumbuh itu kini sudah menjelma menjadi laki-laki dewasa.
"Minggu depan gue ke Bali ya, Kak. Berangkatnya sendiri, tapi baliknya doain nggak sendiri" tutur Janu
Sherin mengernyit, "Sama siapa?"
Janu menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, "Ada cewek yang selalu ada buat gue, tapi nggak pernah gue anggap ada"
"Jan?"
"Hari ini dia pulang ke rumahnya di Bali karena ada acara nikahan kakaknya, ternyata gue sedih dia tinggalin" sambung Janu
Sherin dan Deon tertawa kompak, "Terus?" ujar Sherin
"Ya mau gue jemputlah, gue bawa ke nikahan kalian"
Sherin tertawa kencang, "Aduh, Kak, adik aku udah gede"
"Kata lo gue harus cari pacar, ya gue cari lah"
"Beneran loh? Lo bawa ke nikahan gue harus udah jadi pacar" ucap Sherin
"Iya, gampang itu mah"
"Ketularan kamu itu, Kak" ujar Sherin sambil dia tepuk pelan lengan Deon
"Ketularan apanya coba?" tanya Deon
"Buayanya"
Tiga orang dalam ruangan itu tertawa bersama, suasana yang semula dingin itu berangsur berubah menjadi hangat.
"Oh ya, Bang, Dena di rumah ya?" tanya Janu mengalihkan topik
"Iya, lagi nggak enak badan dia, kemarin abis observasi ke panti asuhan terus kuliah sampai malam, abis itu masih ke sini pula. Kecapean kayaknya. Lo kalau mau ketemu, langsung ke rumah aja"
Janu terkekeh pelan, "Nggaklah, besok aja kalau ketemu di kampus. Kalau nyamperin ke rumah yang ada gue babak belur, pawangnya galak"
Deon terkekeh pelan, "Naren ya?"
"Lo tahu, Bang?"
"Tahu, Dena sempat cerita. Baik kan dia anaknya?" tanya Deon
Janu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Baik sih, cuma tegas, Bang. Kayaknya waktu itu sempat gue lihat dia marahin Dena gara-gara Dena pernah coba minum padahal udah dilarang"
Deon mengernyit, "Minum?"
"Alkohol. Katanya waktu Dena lagi kerja kelompok di rumah temennya gitu terus temennya pada minum dia ikut-ikutan" jelas Janu
Deon menoleh pada Sherin yang sudah memberinya tatapan tanya, "Kok gue nggak tahu ya?"
"Masa sih, Bang? Padahal Dena sampai nangis-nangis gara-gara udah dimarahin Naren dimarahin Om Bram juga lagi"
"Kayaknya yang waktu itu kamu bilang Dena sama Ayah lagi deket itu deh, Kak, mungkin Ayah lagi minta maaf sama Dena karena marah-marah" tukas Sherin mengingat peristiwa lalu
"Iya kali ya? Jadi penasaran, soalnya waktu itu Ayah juga bilang kalau Dena lagi berantem sama cowoknya"
"Nah, itu kali, Bang, kayaknya Dena takut ngasih tahu lo, takut lo nya ikutan marah" sahut Janu
![](https://img.wattpad.com/cover/350140495-288-k406241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim Sejeong
FanfictionMenurut sebagian besar orang, perselingkuhan itu kesalahan yang tidak bisa dan tidak berhak untuk dimaafkan. Lantas bagaimana jika kesalahan atas perselingkuhan itu berada pada dia yang merupakan korbannya? Harusnya itu sudah berlalu, keputusan unt...