38. Bersyukur

54 11 4
                                    

Selasa sudah datang lagi, Deon merasakan tubuhnya sudah pulih betul, makanya dia bersiap-siap masuk kerja hari itu. Namun, sayangnya, Auroranya menolak dijemput. Deon menghela nafas kecewa, gadisnya itu sudah bisa apa-apa sendiri.

Deon juga tidak melarang, Sherin berhasil membuktikan bahwa dirinya tidak apa-apa untuk memulai aktivitas sendirian lagi. Justru Deonnya yang khawatir, takut intensitas bertemunya dengan Sherin berkurang.

Makanya, sepulang kerja, dia memaksa, Auroranya tidak boleh menolak, Deon melarang Sherin untuk mampir kemana-mana dan langsung pulang, karena dia sudah memasak di apartemen Sherin.

Ting

Suara kunci pintu dibuka akhirnya menggema, lalu disusul suara pintu di dorong dan menutup lagi. Hal itu membuat Deon buru-buru merampungkan sesi memasaknya.

"Oh, jadi ini alasan tadi galak banget buat mampir beli cemilan aja nggak boleh?" sindir Sherin begitu dia melepas sepatu dan melihat dapurnya sudah porak poranda

"Aku udah beliin cemilan kamu, es krim juga udah" balas Deon masih sambil menggerakkan penggorengannya maju mundur, membuat makanan di dalamnya bergoyang-goyang

Sherin tersenyum simpul, melihat tas belanja besar di atas meja bar, beberapa snack kesukaan Sherin di sana, dari yang manis sampai yang gurih.

Sherin jadi terharu, Deon pasti lelah, bahkan kemeja laki-laki itu juga masih tersampir di sofa ruang tengahnya. Jadi, Sherin hampiri dia, dia lingkarkan tangannya di badan Deon dari arah belakang.

"Jangan suka maksa! Kalau capek ya istirahat, aku nggak mau kamu sakit lagi" bisik Sherin

Deon tersenyum simpul, "Duduk dulu, Ra. Ini nanti panas loh kalau kena tangan kamu"

"Jawab iya dulu!" desak Sherin

"Iya, cantik"

Blush

Sherin beringsut mundur, dia sudah tak tahan lagi dengan desiran dalam tubuhnya. Pipinya memerah seperti tomat ceri yang matang, tidak bisa menahan salah tingkahnya.

Deon terekekeh, "Salting ya?"

"Aaa Kaakkk" rengek Sherin

"Makanya, duduk aja, sayang" titah Deon

"Kaaakkk, udaahhh. Kamu beneran mau ya aku jadi jus tomat?"

Deon menoleh sambil mengernyit, "Kenapa jadi jus tomat?"

"Ya udah cair karena meleleh, terus merah lagi"

Deon geleng-geleng kepala sambil tertawa, "Aduh, kreatif banget deh"

"Mau kiss" rengek Sherin lagi sambil mengikis jarak dengan Deon

Deon menoleh, merangkul pundak Sherin, dan dia bubuhkan kecupan lembut di pipi kiri Sherin yang masih merah akibat ulahnya tadi.

"Kok disitu?" protes Sherin

"Suruh siapa nggak mau dijemput"

"Ih, ngeselin"

"Udah, sana ih! Nggak selesai-selesai ini"

"Suruh siapa masak"

Sherin akhirnya benar-benar meninggalkan Deon, dia masuk kamar. Namun, tak lama, karena Sherin kembali menghampiri Deon di dapur dengan sebuah kotak bolu talas khas bogor di tangannya.

"Dari mana tuh?" tanya Deon

"Lupa di tas tadi" jawab Sherin sambil membuka kotaknya dan mencomot sepotong isinya

"Maksud aku dari siapa?"

"Edgar" jawab Sherin yang masih asyik mengunyah

Deon menghela nafas berat, dia alihkan pandangannya penuh pada masakan yang sedang dia buat. Berusaha mengusir segala pikiran buruknya.

[1]Trapped || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang