"Sudah puas kencan sama lelaki lain diluar sana? senang ya, suami sibuk kerja eh istrinya malah sibuk ketemuan sama lelaki lain." celetuk bu Laras membuat Yasmina terkejut. Dia tak tahu apa yang ibu mertuanya itu bicarakan.
"Maaf, maksud ibu apa ya? saya keluar dengan teman-teman kerja saya, lagipula saya juga sudah izin dengan Abang." Jelas Yasmina yang tak terima terus dituduh seperti itu.
"halah alasan saja, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kamu ngobrol dengan lelaki disana bahkan dia memberikanmu kado kan?" tuduhnya lagi, Yasmin akhirnya mengerti apa yang dimaksud ibu mertuanya itu.
Dia tak sadar kalau ibu mertuanya juga ada disana. tentu saja ibu mertuanya pasti salah paham ketika melihat dia berduaan dengan Dennis tadi ketika teman-temannya belum datang.
"Ini apa? kamu tidak bisa mengelak lagi. sudah jelas kamu hanya berdua." Bu Laras menunjukkan foto di ponselnya. Ya memang benar itu dirinya dan Dennis, tapi situasinya tidak seperti yang mereka pikirkan.
"Ibu, saya bisa jelaskan. Itu tidak seperti yang ibu pikirkan." ujar Yasmina berusaha untuk menjelaskan situasinya.
"Halah, gak usah ngelak. Udah ketahuan selingkuh gak mau ngaku pula."
"Astaghfirullah. Saya bukan perempuan seperti itu bu."
"Ibu cukup! Yasmina, tolong kamu jelaskan." Akhirnya Zayyan angkat bicara setelah sekian lama terdiam.
"Abang, tadi memang Dennis bertemu denganku. dia hanya meminta maaf padaku dan pamit karena akan pergi keluar kota. Waktu itu teman-temanku belum datang jadi kita terkesan hanya berdua. Tapi restoran itu ramai, dan kami hanya berbicara mengenai itu." jelasnya, lalu Yasmin mengeluarkan kado dari tasnya.
"Lalu dia memberikan kado ini untuk abang." Yasmin menyerahkan sebuah kotak kado yang memang lelaki itu berikan untuk Zayyan. Dia bilang kado itu sebagai tanda permintaan maafnya pada Zayyan.
Zayyan membuka kotak itu dan membuka surat di dalamnya. Di dalamnya ternyata berisi sebuah dasi polos berwarna hitam.
"Jangan percaya sama perempuan ini Zayyan. Dia hanya menipumu. Dibalik mukanya yang polos ini dia menyimpan banyak tipu muslihat." Tuduh bu Laras membuat Yasmina benar-benar sakit hati.
"Zayyan percaya pada Yasmina. Masalah selesai, ini hanya salah paham saja." ujar lelaki itu dengan tegasnya.
"Astaga, Bagaimana kamu percaya begitu saja dengan perempuan ini Zayyan? Dia hanya menipumu." Ujar bu Laras bersikeras menuduh Yasmina.
"Ibu sudah cukup! Kita pulang." ajak pak Abimana karena bu Laras semakin tidak bisa dikontrol.
"perempuan ini tidak benar Zayyan. Kamu harus menceraikannya. Dia hanya akan menyakitimu. Dia hanya ingin menikmati hartamu dan berfoya-foya diluar sana." Yasmina sampai menitikan air matanya mendengar perkataan yang begitu menyakitkan.
Yasmina mendekat kearah bu Laras lalu berlutut kepadanya. Dia menangis dan meminta maaf jika memang banyak salah dan khilaf yang telah ia perbuat.
"Ibu, Yasmin minta maaf jika selama ini belum bisa menjadi menantu yang ibu inginkan. Yasmin minta maaf bila masih banyak kurangnya. Yasmin minta maaf jika apa yang telah aku lakukan menyakiti hati ibu. Yasmin benar-benar minta maaf." Ujar perempuan itu dengan air mata yang terus mengalir.
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan dan menerimamu. Jangan harap dengan aksimu ini aku akan mengasihanimu dan bisa menerimamu. Kamu salah besar." ujarnya dengan sinis. Pak Abimana dan Zayyan pun tak habis pikir dibuatnya.
Zayyan langsung membantu istrinya untuk berdiri. Dia tak ingin istrinya berlutut seperti itu. "kamu tidak perlu melakukannya sayang." Ujarnya lembut pada sang istri.
"Zayyan, Yasmin kami pulang dulu. Maafkan atas kekacauan ini." ujar pak Abimana lalu membawa istrinya itu untuk pergi dari sana.
Zayyan membawa istrinya ke kamar dan menenangkannya. Dia masih menangis walaupun mertuanya itu sudah pergi. Tentu saja kata-kata itu sangat menyakiti hati Yasmina, apalagi posisinya sekarang Yasmin sedang hamil, hatinya lebih sensitif.
"Sayang, sudah ya. kan abang percaya padamu. Abang tahu semua itu salah paham." Zayyan berusaha menenangkan istrinya.
"Apakah aku seburuk itu bang dimata ibumu? Apa aku ini tidak pantas untukmu? Kenapa kata-katanya begitu menyakitkan abang." Ujar Yasmina mencurahkan segala kekesalan di hatinya.
Zayyan langsung memeluk istrinya erat. Dia mengusap-usap lembut punggung istrinya itu, memberikan ketenangan.
"Tidak usah dengarkan perkataan ibuku Yasmin, dia bilang begitu karena terbawa emosi saja. kita sama-sama berdoa ya agar Allah melembutkan hati ibu. percayalah suatu saat nanti pasti ibu akan menerimamu." Yasmin hanya mengangguk pelan. Dia sudah tak punya tenaga lagi untuk lebih banyak berbicara. Sampai dia tak sadar kalau tertidur di pelukan sang suami.
***
Terimakasih sudah membaca ceritaku
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa
Thanks guys and have a great day :)
![](https://img.wattpad.com/cover/345443282-288-k22688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomansaKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...