"Abi, Saya ingin mengkhitbah Yasmin untuk menjadi istri saya."
Semua sontak terkejut dengan pernyataan Zayyan. Siapa yang tak terkejut mendengar lamaran seseorang secara tiba-tiba. Apalagi Yasmin, dia yang paling terkejut mendengar lamaran dari lelaki itu.
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu ini nak?" tanya abi pada lelaki di hadapannya itu.
"InshaAllah, saya yakin Bi." Ujar lelaki itu dengan penuh percaya diri.
"Kamu baru beberapa hari ini mengenal Yasmin kan? apa yang membuat kamu tiba-tiba mau melamar putri saya?"
"Sejujurnya, sebelum Saddam pergi, dia berpesan kepada saya untuk menjaga Yasmin. Saya ingin menjalankan amanah itu, tapi dengan cara yang diridhai oleh Allah. Saya dan Yasmin bukanlah mahram, jika saya ingin menjaganya maka saya harus menghalalkannya terlebih dahulu. Maka dari itu, saya meminta izin kepada Abi untuk menikah dengan Yasmin."
Suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi haru. Yasmin merasa sedih ketika mendengar pesan abangnya itu. dia sudah berkaca-kaca mengingat betapa sayanngya Saddam padanya, hingga ketika dia pergi pun, dia masih memikirkan Yasmin.
"MashaAllah. Abi sangat berterimakasih kepada kamu nak. Tapi abi tak ingin kamu merasa terpaksa menikahi Yasmin karena pesan dari Saddam."
"Tentu saja tidak abi. Saya tulus ingin menikahi Yasmin. Memang belum ada cinta diantara kami, tetapi saya yakin, cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu atas Ridha dari Allah Subhanahuwata'ala."
"Baiklah nak. Kalau abi sih setuju dan merestui kamu. tapi semua itu abi kembalikan pada Yasmin. Dia yang akan menjalani rumah tangga ini. bagaimana Yasmin? Apakah kamu menerima lamaran Zayyan?" tanya abinya. Yasmin diam sejenak untuk berpikir.
"Yasmin ingin bertanya sesuatu dulu kepada bang Zayyan."
"silahkan."
"Jika nantinya, setelah menikah, Yasmin belum bisa menjadi istri yang abang impikan, apakah abang akan menyesalinya?" tanya Yasmin dengan ragu.
Zayyan tersenyum simpul sebelum menjawab, "aku tidak akan pernah menyesali keputusanku Yasmin. Sebagai suami aku akan membimbingmu, kita akan belajar bersama-sama untuk meraih Ridha Allah. tugasmu sebagai seorang istri hanyalah taat kepadaku. InshaAllah tidak akan ada kata penyesalan itu."
Abi dan Ummi saling tatap menahan senyumnya sedangkan Yasmin dibuat merona dengan jawaban tegas dari Zayyan. Entah kenapa dia ingin sekali cepat mengucapkan Ya tetapi dia mengulur waktu agar tidak terlihat terlalu mengharapkan Zayyan.
Lagipula perempuan mana yang akan menolak lelaki tampan, mapan dan soleh seperti Zayyan. Ditambah lagi, dia adalah seseorang yang dipercaya oleh Saddam untuk menjaga dirinya.
"Baiklah. Yasmin menerima lamaran abang." Jawab Yasmin dengan rasa gugup yang terlihat jelas di wajahnya.
"Alhamdulillah." Jawab mereka serentak.
"Kalau begitu, saya akan memberitahukan kedua orangtua saya dan melamar secara resmi." Ujar Zayyan setelah mendapat jawaban itu.
"Kami akan menunggu kedatangan kalian nak." Ujar Abi dengan senyum sumringah di wajahnya.
Setelah obrolan tersebut, mereka pun beristirahat. Yasmin masuk ke kamarnya dengan hati yang berbunga-bunga. Dia tak menyangka ada lelaki baik yang melamarnya secara langsung seperti ini. dia tak pernah membayangkan sebelumnya.
Dia melihat kamarnya kosong. Padahal dia ingin segera bertemu dengan sahabatnya itu. dia tak sabar menceritakan semuanya kepada Haura.
Yasmin sampai lupa niatnya untuk bersih-bersih. Rasa kantuknya juga sudah hilang. Pegal-pegal di badannya juga sudah tak ia rasakan lagi. dia sibuk menenangkan hatinya yang berdebar tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomanceKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...