Hoekk..Hoekk..
Zayyan berlari ke kamar mandi ketika merasakan mual di perutnya. Dia buru-buru pulang dari masjid karena perutnya merasa tak enak. Dia merasa mual sejak tadi tapi ia tahan. Padahal seingatnya dia tak memakan apapun yang aneh. Dia juga tak masuk angin ataupun sakit.
"Abang, kenapa?" tanya Yasmina ikut panik sembari menyusul suaminya ke kamar mandi.
"Gak tahu sayang, rasanya mual sekali perutku." Ujar Zayyan dengan wajah yang sudah berantakan.
Yasmina mengusap pelan punggung suaminya. Yasmina teringat jika dirinya sedang hamil dan dia juga pernah membaca kalau seorang suami bisa mengalami morning sickness ketika istrinya itu hamil. Mungkin itulah yang dialami Zayyan saat ini.
"Gapapa abang, mual begini emang biasa." Ujar Yasmina dengan santainya. Zayyan mengerutkan dahinya bingung. Biasanya Yasmina yang selalu panik jika terjadi apa-apa dengan Zayyan, namun sekarang dia terlihat sangat santai menghadapinya.
"Biasa bagaimana maksud kamu?" tanya Zayyan yang hanya dijawab senyuman simpul oleh Yasmina. Perempuan itu keluar sebentar dari kamar mandi dan mengambil sesuatu yang telah ia siapkan untuk Zayyan.
Dia menyerahkan kotak kecil kearah Zayyan. Lelaki itupun membukanya perlahan. Kotak itu berisi testpack yang Yasmina gunakan untuk tes kehamilan kemarin. Tentu saja Zayyan begitu bahagia melihatnya.
"Alhamdulillah. Sayang, kita akan jadi orangtua? Ini serius sayang?" tanya Zayyan dengan raut wajah yang tak bisa diutarakan lagi.
"Iya Abang. Ada baby kecil disini." ujar Yasmin sembari mengusap perutnya sendiri.
Zayyan langsung memeluk istrinya. dia bahagia sekaligus terharu sampai-sampai dia tak mampu lagi menyembunyikan air matanya.
"Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah telah mengabulkan doa-doa kami." Ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Zayyan mengusap perut istrinya lalu membacakan doa disana. Yasmina jadi ikut terharu melihatnya. dia yakin suaminya itu akan jadi Ayah yang hebat untuk anak-anaknya kelak. Mereka akan menjaga titipan Allah ini sebaik-baiknya.
Setelah mengetahui kehamilan Yasmina, rencanannya mereka akan pergi ke dokter kandungan. Dia ingin tahu sudah berapa lama bayi kecil mereka tumbuh disana. mereka juga ingin tahu perkembangannya.
"Usia kandungan kamu sudah delapan minggu. Janinnya masih kecil sekali. kamu harus menjaga makanan, jangan terlalu kelelahan dan yang paling penting rutin minum vitamin yang nanti saya resepkan ya." pesan dokter Anita kepada Yasmina. Perempuan itu mengangguk mengerti.
"Suami saya kalau pagi muntah-muntah dokter, apakah itu juga efek saya hamil?" tanya Yasmina memastikan.
"Benar sekali. ada beberapa kasus yang seperti itu. ketika istrinya hamil, suaminya yang mengalami morning sickness. Kalau begitu jadi adil kan ya?" ujar dokter Anita sembari tertawa kecil. Yasmin mengangguk menyetujuinya.
"Biasanya berapa lama dok saya akan mengalami seperti ini?" kini giliran Zayyan yang bertanya.
"biasanya hanya selama trimester awal. Jadi pak Zayyan harus sabar ya. demi baby." Jelas dokter itu lagi yang dijawab anggukan mengerti oleh mereka.
Zayyan tidak keberatan sama sekali jika harus mengalami morning sickness, tapi dia sedikit tidak nyaman kalau nanti sedang rapat dan harus mengalami hal itu. dia takut aktivitasnya nanti akan terganggu. Apalagi dia selalu ada kelas pagi. Tapi tak apa, benar kata dokter Anita, semua itu demi bayinya.
Setelah selesai mendapatkan hasil USG, buku KIA dan juga obat-obat yang telah diresepkan oleh dokter mereka pun pulang. raut wajah bahagia tak hilang dari wajah mereka. senyum mereka terus merekah cerah.
"Kamu sudah telpon abi dan umi belum?" tanya Zayyan pada istrinya.
"Belum. Aku ingin memberitahunya langsung. Aku ingin pulang bertemu mereka Bang." ujar Yasmina jujur. Rasanya dia sangat merindukan kedua orangtuanya yang sudah lama tidak ia temui. Walaupun sering video call tapi rasanya tak cukup.
"oke sayang. Aku ambil cuti dulu ya. kita kesana bareng." Ujar Zayyan menenangkan. Yasmina mengangguk pelan menyetujuinya.
"Abang pengen itu!" ujar Yasmina sembari menunjuk seorang pedagang siomay di pinggir jalan.
Mereka memang melewati kawasan sekolahan yang di depannya ada banyak pedagang jajanan. Yasmina tertarik dengan jajanan itu. sudah lama dia tak merasakannya. Zayyan langsung mencari jalan untuk putar balik.
Ternyata tidak hanya siomay yang dijual disana, tapi ada juga kue putu, bakso tusuk, takoyaki, es jeruk peras, dan juga batagor. Yasmina yang awalnya hanya ingin siomay jadi kalap membeli semuanya. Zayyan sampai geleng-geleng kepala melihatnya.
"Kamu emang bisa makan semua itu?" tanya suaminya dengan lembut.
"Kan ada abang." Jawabnya dengan enteng. Zayyan hanya bisa pasrah sembari tersenyum simpul.
Mereka mencari tempat duduk disana dan memakan jajanannya. Yasmin terlihat menikmati semua jajanan itu, tapi dia tak mampu menghabiskan semuanya. Alhasil, Zayyanlah yang harus menghabiskannya.
"Sudah kenyang?" tanya Zayyan yang dijawab anggukan senang oleh istrinya itu. melihat senyuman Yasmin, Zayyan jadi ikut tersenyum.
Setelah itu mereka pun pulang, namun mereka tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke rumah orangtua Zayyan. Mereka ingin memberitahu kabar bahagia ini. mungkin dengan seperti itu, bu Laras bisa lebih bersikap baik terhadap Yasmin.
Yasmin terlihat masih takut dan juga sakit hati dengan kejadian kemarin. Dia takut jika ibu mertuanya akan berkata sinis kepadanya lagi. hal itu terus menerus ada di bayangan Yasmina. Sampai-sampai ketika mereka sudah di depan rumah, Yasmina masih duduk diatas motornya. Dia seakan enggan untuk turun.
"Sayang, gak papa. Everything will be okay." ujarnya menenangkan sang istri.
***
Haiii gaiss...
Thanks yaa udah baca ceritaku
jangan lupa vote dan komentarnya...
Sehat-sehat ya kalian :)
![](https://img.wattpad.com/cover/345443282-288-k22688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomanceKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...