46. Back to reality

158 4 0
                                    

Sudah seminggu mereka disana dan kini sudah waktunya untuk kembali. Waktu liburan mereka sudah habis. Tentu saja berat untuk Yasmina meninggalkan kedua orangtuanya lagi. ketika berpamitan Yasmina tak mau lepas dari Umminya bahkan ia menangis begitu kencang. Tapi untung saja Zayyan berhasil menenangkannya.

Selama di perjalananpun Yasmina nampak bersedih. Tentu saja, hal itu tidaklah mudah bagi Yasmina. Anak perempuan satu-satunya yang selalu mendapatkan kehangatan dari keluarganya kini harus tinggal jauh dari mereka.

Zayyan menyandarkan kepala Yasmina di dadanya dan mengusap lengannya lembut untuk menenangkan. dia paham perasaan Yasmina. Ditambah lagi istrinya itu sedang hamil, jadi perasaannya semakin campur aduk. Tapi Zayyan selalu ada disana, menjadi sandaran Yasmina dalam keadaan apapun.

Terkadang Zayyan juga sering merasa bersalah kepada Yasmina. Dia merasa tak enak karena sikap ibunya yang seperti itu padanya. seorang anak perempuan yang rela meninggalkan kedua orangtua yang ia sayangi demi berbakti pada suaminya namun disana malah mendapat perlakuan yang tidak baik dari mertuanya. Zayyan sangat merasa bersalah sampai tidak tahu lagi harus bagaimana ia meminta maaf padanya.

Yasmin selalu berkata bahwa ia baik-baik saja tapi Zayyan tahu hatinya menyimpan luka. Dia begitu beruntung menikahi perempuan yang luas sabarnya dan tak pernah menuntut apapun dari Zayyan. Lelaki itu selalu berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membahagiakan Yasmina.

"Mas capek banget. Kita beli makanan saja ya. aku udah gak kuat kalo harus masak." Ujar Yasmina yang langsung rebahan di sofa karena badannya sudah lemas sekali.

"Iya sayang, nanti abang pesan. Kamu mau makan apa?" tanya Zayyan pada sang istri.

"Soto Ayam kampung aja kali yak, kayaknya seger tuh bang." Zayyan langsung mengangguk mengerti dan memesan via online.

Zayyan memasukkan kopernya ke dalam kamar lalu kembali menghampiri sang istri dengan membawakan segelas air putih. "Nih, diminum dulu."

Kemudian lelaki itu duduk dan mengangkat kaki Yasmina dan meletakkan di pangkuannya. Lalu dia memijitinya dengan lembut.

"Abang ih gak usah. Kamu juga capek kan." Yasmina merasa tak enak dan hendak menarik kakinya kembali tapi Zayyan menahannya.

"udah tidak papa. kamu tiduran saja. aku tidak capek sama sekali." ujarnya lalu melanjutkan memijiti kaki istrinya itu dengan telaten.

Yasmina langsung menangis haru karena hal itu. suaminya itu benar-benar memperlakukan dirinya seperti ratu. Zayyan tak pernah membiarkan dirinya merasakan sakit sedikitpun. dia akan selalu memastikan Yasmina baik-baik saja.

"Hey, kenapa malah menangis? Abang mijitnya terlalu keras ya?" tanya Zayyan panik melihat Yasmina sudah berlinang air mata.

Yasmina menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Gak bang. Aku Cuma terharu saja. abang juga lagi capek tapi tetap menjaga Yasmina seperti ini. terimakasih abang."ucapnya dengan tulus.

Zayyan kemudian mendekat kearah Yasmina dan mengusap air matanya perlahan. "Sayang, tidak perlu merasa seperti itu. Sudah menjadi kewajibanku untuk memastikan bahwa kamu baik-baik saja. aku kan sudah berjanji untuk menjagamu. Jadi inilah bentuk tanggungjawabku. Kamu pantas mendapatkannya karena kamu istri yang luar biasa bagiku dan ibu yang hebat untuk anak-anak kita nantinya." Ujarnya sembari membelai lembut pipi Yasmina.

"Allah baik banget kasih kamu jadi suamiku." ucap Yasmina dengan senyum lebarnya.

"Allah juga baik banget kasih bidadari ini sebagai istriku." Balasnya membuat Yasmina merona merah. Zayyan mendekatkan tubuhnya ke wajah Yasmin dan mencium dahi dan pipinya dengan penuh kasih sayang.

The Destiny Of Us ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang