"Sayang, gak papa. Everything will be okay." ujarnya menenangkan sang istri.
Zayyan menggandeng tangan istrinya untuk masuk ke dalam rumahnya. Kinara sudah menyambut senang kedatangan mereka dan memeluk Yasmin erat. Perempuan itu merasa sedikit tenang sekarang.
"Masih ingat jalan kesini to? Aku kira kamu sudah lupa Yan." Ujar bu Laras yang baru keluar dari dapur namun langsung mengutarakan kalimat sindirannya.
Memang selama tinggal di rumah barunya, mereka jarang berkunjung kesana. Hanya beberapa kali tapi tidak menginap. Karena Zayyan juga mulai sibuk mengajar dan Yasmina juga sibuk dengan pekerjaannya. tapi ketika liburan mereka sempatkan walaupun sebentar.
"Ya gimana mereka mau sering main kesini kalo ibu ngomong aja gak diatur gitu. Yang mau datang juga malas to." Pak Abimana langsung membela mereka. Bu Laras merengut tak suka.
"Ayo duduk sini, jangan pedulikan omongan ibumu itu." ujar pak Abimana lalu menyuruh mereka untuk duduk.
"Ra, bikinin teh buat abang dan kakakmu." Perintah pak Abimana yang langsung dituruti oleh putrinya itu.
Merekapun mengobrol sejenak sebelum mengutarakan kehamilan Yasmina. Perempuan itu sekarang masih canggung dan takut untuk berbicara. Bu Laras meliriknya dengan sinis sedari tadi membuat Yasmina tidak nyaman.
"jadi sebenarnya kami kesini untuk memberitahu kabar gembira, Pak, Bu." Zayyan mulai mengutarakan tujuannya datang kesana. Dia sudah tak sabar membagikan kebahagiaan itu kepada orangtuanya.
"Alhamdulillah, Yasmin sedang hamil. Sudah delapan minggu." Ujar Zayyan dengan senyumnya yang lebar.
"Alhamdulillah. Akhirnya penantian kalian selama ini dikabulkan. Bapak udah mau jadi mbah kakung ini ya." ujar pak Abimana dengan raut wajah bahagianya.
"Horee! Akhirnya aku punya keponakan lucu." Kinara juga senang mendengar kabar tersebut. dia sampai berjoget-joget tak jelas.
Tapi tidak dengan bu Laras. Dia malah tersenyum miring mendengarkan kabar tersebut." itu bener anak kamu Yan? Bukan anak lelaki itu?" ucapnya membuat semua orang beristighfar.
Apalagi Yasmin. Dia sungguh tersinggung dengan perkataan itu. hatinya sakit ketika difitnah oleh ibu mertuanya sendiri.
"Astaghfirullah ibu, bayi ini adalah anak Zayyan. Darah daging kami." Ujar Zayyan dengan tegasnya.
"Kalo gak bisa ngomong yang baik, mending kamu diam saja. sekali ngomong kok bikin sakit hati saja." ujar pak Abimana dengan tegasnya.
Yasmina hanya mampu menunduk lesu. Air matanya tak dapat ia tahan lagi. Kinara membantu menenangkan kakak iparnya itu. dia tahu betapa sedihnya seorang wanita yang sedang mengandung tapi difitnah seperti itu.
"Loh, aku kan Cuma tanya. Ya kalo emang benar-benar anaknya Zayyan, ya Alhamdulillah." Ucap bu Laras dengan santainya.
"Aku gak habis pikir sama ibu, kamu tuh sama-sama perempuan, sama sama pernah hamil, kok ya tega gitu loh ngomong begitu sama mantu sendiri. ini bukan sekali dua kali loh kamu bikin sakit hati mantuku ini. tapi dia gak pernah tuh protes. Dia gak pernah melawan kata-katamu itu. apa ya gak kasihan, udah rela jauh dari orangtuanya, ikut anak kita, eh malah dibuat seperti ini. mikir sitik to bu." pak Abimana tak mampu menahan rasa kesalnya lagi pada sang istri.
"coba bayangkan, gimana kalau Kinara yang ada di posisi Yasmin saat ini. gimana kalau Kinara diperlakukan tidak baik juga dengan mertuanya. Apa ibu terima? Pastinya nggak to. Orangtua mana yang terima anaknya yang ia besarkan diperlakukan buruk seperti ini. jadi tolong ibu berhenti membenci Yasmin." Lanjut pak Abimana membuat bu Laras bungkam. Suasana berubah menjadi canggung.
Zayyan tak tega melihat istrinya terus menerus difitnah seperti itu. kondisinya juga sedang hamil saat ini. dia tak ingin istrinya merasa stress.
"Pak, Bu. niat kami berdua kesini ingin menyampaikan kabar bahagia ini tapi malah berubah seperti ini. Kami minta maaf jika masih banyak salah dan khilap sama bapak ibu. kami pamit dulu. Bukannya kami tidak ingin berlama-lama disini, tapi kasihan istriku. Dia sedang hamil tidak boleh banyak pikiran." Jelas Zayyan dengan nada kecewanya.
"kamu gak perlu minta maaf le, malah kami sebagai orangtua yang minta maaf. Yasmin, maafkan ibumu ya nduk. pokoknya kalian hati-hati. jangan lupa kabari bapak kalau ada apa-apa." ujar pak Abimana dengan raut wajah bersalahnya. Tentu saja sebagai orangtua pak Abimana merasa tidak enak atas kejadian tersebut.
Karena keadaan tersebut, mereka pun memutuskan untuk pulang. padahal mereka belum sampai lima belas menit duduk disana. tapi Zayyan kasihan Yasmin menangis sedari tadi. apalagi ibu hamil perasaannya masih sensitif.
"Tunggu kak." Ujar Ara membuat langkah mereka terhenti.
Kinara berlari memeluk Yasmin. Dia ikut menangis dan merasakan kesedihan kakak iparnya itu. dia sangat merindukan kakak dan abangnya tapi sekarang hanya bisa bertemu sebentar.
"Kak Yasmin, apapun yang ibu katakan tentang kakak, tidak perlu dipedulikan. Aku bangga dan senang punya kakak ipar sebaik dan secantik kak Yasmin. Semoga kakak dan keponakanku sehat-sehat terus ya." ujar Kinara menyemangati kakak iparnya itu agar tidak terus bersedih hati.
"Terimakasih Ara! Kamu main ke rumah kalo kangen. Nginep juga boleh. Minta bapak antarkan atau nanti kalau mau ke rumah biar kakak pesankan ojek online." tawar Yasmina membuat Kinara mengangguk senang.
"Nah, ide yang bagus. Kalau Mas sibuk, kamu harus temani kak Yasmin di rumah. kasihan dia dirumah sendirian. nanti kamu bisa cuci piring, bersih-bersih rumah juga." Ujar Zayyan membuat Kinara merengut kesal.
"Enak aja, aku diajakin kesana Cuma jadiin babu." Ujarnya kesal. Zayyan dan Yasmin pun tertawa melihat raut wajah kesal adiknya.
"Tenang aja Ara, kamu nanti kalau disana kakak ajakin nonton bareng. Makan-makanan enak. Biar kakak ada temennya juga." Ujar Yasmin membuat Kinara kembali bersemangat.
"jangan sayang, dia makannya banyak. Nanti makanan kita abis sama dia." Zayyan kembali meledek adiknya itu.
"Huft,,, sabar..sabar. emang kudu banyak sabar kalo punya Mas yang agak gesrek." Ujar Kinara ikut membalas ejekan Zayyan.
"Eh enak aja kamu.." Zayyan hendak protes namun Yasmin menahannya.
"Abang, ingat anak. Ingat dedek bayi." Ujar Yasmin sambil mengelus perutnya. Zayyan pun langsung terdiam. Sedangkan Kinara tertawa puas.
"Sudah ya Ara, kami pamit dulu. Assalamualaikum." Pamit Yasmin mengakhiri perdebatan adik dan kakak itu.
***
Para readers kesayanganku tolong abis baca cerita ini, kalo doa jangan lupa minta mertua yang baik dan menerima kita apa adanya ya.
Nanti suami kita udah 10/10 eh mertuanya out of the box gitu. pokoknya doa terbaik untuk kita semua.
Anyway, Thanks yang udah baca. kalian kalo ada kritik, saran, keluh kesah atau mau sharing cerita yang relate sama apa yang dialami Yasmina boleh banget nih isi di kolom komentar.
See yaa to the next part...
![](https://img.wattpad.com/cover/345443282-288-k22688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomanceKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...