Pertemuan

3.7K 156 10
                                        

HAPPY READING

***

"Karena jawaban adalah milik pertanyaan."

***

Di rumah sakit, sepasang suami istri terlihat sangat bahagia, akhirnya kecemasan mereka mulai hilang saat gadis dengan balutan hijab yang senada dengan pakaian pasien mulai membuka mata.

Pemandangan pertama yang gadis itu tangkap adalah dua orang asing yang berbeda gender, menatapnya dengan senyum yang merekah.

"Azila sayang, ada yang sakit?" tanya seorang wanita sambil mengusap sayang kepala gadis yang terbalut hijab.

"Azila? Kalian siapa?" Pertanyaan itu sontak membuat dua orang tersebut saling menatap, cukup lama.

"Saya di rumah sakit?"

"Iya sayang, kamu di rumah sakit. Gimana, ada yang sakit?" Zahrah, wanita itu dengan cepat membuka suara.

"Kalian siapa? Kalian kenal saya?"

"Ini ummi, dan ini abi," terang Zahrah sambil melirik suaminya sekilas, menjelaskan kepada anaknya jika pria yang ada Dia lihat sekarang adalah Abinya, Arkan.

Ekspresi yang berbeda justru ditunjukkan oleh gadis yang dipanggil Azila, Dia justru menunjukkan ekspresi bingung.

"Ummi? Abi? Maksudnya orangtua saya?" Dia tentu tahu jelas panggilan tersebut, tapi sangat jarang Dia mendengarnya, menurutnya itu terlalu islami.

"Iya, nak." Arkan membuka suara untuk pertama kalinya.

"Kayaknya kalian salah orang deh, saya bukan anak kalian," ucapnya sedikit sungkan, yang benar saja, Dia baru bangun pasca kecelakaan yang menimpahnya, dan tiba-tiba saja ada dua orang asing yang mengaku sebagai orangtuanya?

Ini bukan dimensi lain 'kan?

"Nama kamu Azila, dan kamu adalah anak kami," ucap Arkan sambil tersenyum, Azila spontan melototkan matanya. Azila? Siapa Azila?

"Azila?"

"Iya, Azila Jamila, putri kami, kamu lupa?" tanya Arkan yang membuat Azila mengernyit.

"Saya bukan Azila pak, bu. Saya Aziza Jamila, bukan Azila. Kalian mungkin salah orang, kemungkin saja nama saya dan anak kalian sedikit mirip," ucapnya sambil tersenyum canggung.

Zahrah menggeleng, Dia yakin yang ada di depannya saat ini adalah anaknya, putrinya.

"Kamu istirahat dulu ya, kita mau ke dokter dulu," ucap Zahrah dan segera keluar dari ruangan inap Azila, disusul suaminya.

Setelah kepergian dua orang tadi, gadis yang sekarang bernama Azila sibuk berpikir keras, berusaha memahami apa yang sedang terjadi kepada dirinya, tapi setelah beberapa menit hanya hembusan nafasnya kasar yang muncul.

"Bunda kok nggak ada ya? Dia emang nggak tahu kalau gue kecelakaan?" gumamnya sambil menoleh ke samping, terlihat pemandangan gedung-gedung dari jendela ruang inap yang ditempatinya, terasa sangat asing.

Hening dalam kurung waktu tujuh menit, sampai akhirnya Dia melihat bayangannya sendiri pada kaca jendela, tangannya dengan perlahan terangkat, tepat di kepala.

"Ini ... ini apaan?" kedua tangannya meraba-raba kain yang menutupi rambutnya, sontak Azila langsung melepaskan kain tersebut.

"Hijab? Gila, siapa yang pasangin ini di kepala gue?" tanyanya emosi sambil menaruh dengan kasar benda yang sangat dibencinya itu tepat diatas meja samping bed.

Persimpangan Jalan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang