24

20.5K 1.1K 45
                                    

Seharusnya aku bersantai hari ini karena anak-anak tengah diajak oleh Mas Darma jalan-jalan sejak pagi tadi. Sebenarnya aku ingin ikut, tapi tiba-tiba mengurungkan niat karena sedang malas dan ingin tidur saja. Tubuhku sakit semua karena semalam Mas Darma kembali menginap seusai kembali dari kediaman orang tuanya.

Namun sayangnya rencanaku untuk bersantai dan beristirahat serta tidur hingga sore hari harus batal saat seorang asisten rumah tangga mengabarkan ada seseorang yang datang mencari ku.

Aku merasa tidak punya janji dengan siapapun. Dan tidak ada yang menghubungiku untuk datang menemui ku siang ini

Dengan terpaksa aku turun ke lantai bawah untuk menemui tamu ku itu. Asisten rumah tanggaku mengatakan bahwa orang tersebut menungguku di ruang tamu, aku segera melangkah kesana.

Rasanya aku ingin terkejut saat menemukan Rumi duduk di sofa yang ada di ruangan itu, namun aku juga seperti tau bahwa dia akan menemui ku cepat atau lambat.

Wanita berusia empat puluh lima tahun itu menatapku dengan pandangan yang aneh, aku menyapa tamuku dengan sopan namun ia hanya tersenyum tipis padaku.

"Ada perlu apa ya Mbak Rumi mau bertemu dengan saya?" Aku langsung saja bertanya tanpa basa-basi padanya.

"Saya kesini cuma mau bilang sama kamu, Adine. Tolong jangan mendekati Mas Darma lagi, kalian sudah bercerai ya bercerai saja. Biarkan kali ini Mas Darma menentukan pilihannya."

Ingin sekali aku tertawa mendengar ucapan Rumi. Aku tidak ingin membalas ucapannya, aku penasaran apa lagi yang ingin dikatakannya padaku.

"Anak-anak saya sudah dekat sekali dengan Mas Darma, mereka sayang sama Mas Darma. Tolong biarkan anak-anak saya punya ayah lagi, dan saya mau Mas Darma yang menjadi ayah anak-anak saya."

Lagi-lagi aku harus berusaha dengan keras menahan senyuman dan tawaku.

"Tolong ya Adine, berhenti berhubungan dengan Mas Darma. Lagipula apa yang kamu cari dari Mas Darma? Kamu sudah kaya, bisa menghidupi anak-anak dan diri kamu sendiri. Tidak usahlah bergantung lagi pada Mas Darma, biarkan dia bertanggung jawab pada saya dan anak-anak saya saja."

Kali ini aku benar-benar tidak tahan lagi, akhirnya aku tertawa. Namun segera menghentikan tawaku itu ketika melihat Rumi menatapku tajam.

Aku tidak takut padanya, hanya saja ada hal yang ini ku sampaikan padanya segera.

Ku pandang Rumi dengan tatapan penuh rasa iba yang ku buat sedramatis mungkin.

"Begini lho Mbak Rumi yang terhormat, bukan saya yang mendekati Mas Darma. Beliau yang terus menerus mengatakan ingin rujuk, ingin menikah dengan saya lagi. Mas Darma juga yang tiap hari menelpon saya, datang kemari dan menginap disini. Dia yang mau, bukan saya."

"Asal Mbak Rumi tau, saya memang sangat mampu untuk menghidupi anak-anak saya sendiri tanpa Mas Darma. Saya juga sudah pernah bilang ke beliau kalau saya tidak keberatan jika dia harus menghentikan nafkah bulanannya untuk anak-anak saya, tapi dia menolak itu dan mengatakan akan terus bertanggung jawab pada anak-anaknya."

Rumi semakin menatapku dengan pandangan sengit dan penuh amarah.

"Terus salah saya kalau Mas Darma tetap mau bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri? Mbak yang seharusnya tau diri, jangan jadi wanita murahan yang kerjanya bergantung pada pria yang jelas-jelas bukan suami Mbak. Apa mbak nggak malu?" Sindir ku telak padanya.

"Eh asal kamu tau saja, hubungan saya dan Mas Darma sudah jauh! Kami sudah tidur bersama!" Rumi terlihat benar-benar kesal padaku.

Aku tidak terpancing oleh ucapannya.

"Kalau Mbak tidur sama dia memangnya kenapa? Saya harus apa?" Tantang ku. "Memangnya berapa kali sih Mas Darma nidurin kamu Mbak, sampai-sampai Mbak menganggap hubungan diantara kalian berdua begitu spesial?"

"Sekali, waktu kalian masih proses cerai. Itu artinya dia selingkuh sama saya karena merasa saya spesial dibanding kamu istrinya."

"Cuma sekali Mbak." Cemoohku, "saya juga tidur dengan Mas Darma kemarin, kemarinnya lagi, kemarinnya lagi, terus semalam juga kami baru saja tidur bersama, dia nginap disini. Sambil terus minta saya terima dia lagi." Aku memprovokasi Rumi.

Lalu aku kembali tertawa.

"Mas Darma sudah cerita ke saya mengenai kekhilafannya meniduri Mbak Rumi. Dia juga bilang nggak cinta lagi sama Mbak Rumi, cuma kasihan sama Mbak karena Mbak itu janda yang nggak bisa apa-apa. Bisanya cuma minta-minta bantuan buat nyambung hidup." Jujur saja aku menambah-nambah ucapan itu untuk terus membakar amarah Rumi dan membuat wanita laknat ini kesal.

"Jadi wanita itu jangan cuma bisa minta saja sama laki-laki Mbak, apalagi laki-laki yang mbak mintai itu bukan suami Mbak sendiri. Mbak masih sehat, masih bugar, cari kerja yang halal. Jangan jadi benalu!"

Amarah membara di kedua mata Rumi.

"Kurang ajar kamu ya!!" Pekiknya.

"Jangan berani-berani kamu berteriak disini! Tolong keluar dari rumah saya sekarang juga! Jangan sampai saya panggil petugas keamanan untuk menyeret kamu keluar!" Aku membentaknya sembari menatapnya nyalang.

Aku tidak akan pernah lagi mengalah demi wanita seperti Rumi. Dia lancang karena telah berani menemui ku dan mengatakan hal yang tidak seharusnya diucapkan oleh wanita itu padaku.

Tidak akan pernah lagi kubiarkan wanita seperti Rumi ini menang. Ia tidak layak untuk memenangi pertarungan ini, dia tidak layak untuk Mas Darma!

****

Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...

Untuk harga promonya :

Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100k

Ini untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

Jika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang