Berbulan-bulan kehilangan kabar tentang Rio, tiba-tiba adik iparku itu pulang dengan membawa kabar yang sangat mengejutkan.
Saat itu tepat tiga bulan setelah aku melahirkan putra ketiga ku yang diberi nama Gading Darma Wibisono.
Aku dihubungi oleh Rani, adik iparku itu mengatakan bahwa Rio telah pulang ke rumah menemui Bapak dan Ibu dengan membawa kabar bahwa ia sudah menikah lagi. Tapi yang membuatku luar biasa terkejut adalah saat Rani menyebutkan nama istri baru Rio.
Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Rumi telah resmi menjadi istri kedua Rio.
Rani terdengar marah saat menghubungiku, ia juga menangis. Aku berusaha menenangkannya, padahal aku juga sebenarnya hampir mengalami serangan jantung saat mendengar kabar ini.
Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Rumi menikah dengan Rio? Ya Tuhan apa yang telah terjadi, apa pula yang ada di dalam kepala Rio hingga bisa menikahi kakak iparnya sendiri. Ini benar-benar aneh sekali.
Selain mengabarkan pernikahannya dengan Rumi, tujuan utama Rio datang ke rumah Bapak dan Ibu adalah untuk meminta bantuan uang pada orang tuanya. Ia akan membuka usaha serta ingin mengontrak rumah dan butuh uang untuk itu.
Rio juga mengatakan bahwa jika Ibu dan Bapak tidak punya uang, maka Rio meminta jatah warisannya. Adik iparku itu terdengar sangat keterlaluan. Bagaimana bisa dia meminta warisan padahal kedua orang tuanya masih hidup dan sehat hingga saat ini.
Aku segera menghubungi Mas Darma sesaat setelah Rani meneleponku.
"Ne, boleh tidak Bapak sama Ibu di ungsikan dulu ke rumah kamu?" Hanya itu yang diucapkan oleh Mas Darma saat aku menceritakan semua yang diberitahu oleh Rani padaku. Sepertinya belum ada yang memberitahu masalah ini pada Mas Darma.
Tentu saja aku menyetujui keinginan Mas Darma. Segera ku hubungi salah satu supir pribadiku dan memintanya menjemput kedua mertuaku untuk dibawa ke kediaman pribadiku.
Tidak lupa ku hubungi Rani dan memberitahunya mengenai keputusan Mas Darma, serta tidak lupa aku memintanya untuk mengemas pakaian berikut dengan surat-surat dan barang berharga milik kedua mertuaku itu.
Aku dan Mas Darma serta anak-anak mengunjungi Bapak dan Ibu keesokan harinya, kebetulan akhir pekan dan kami juga akan menginap disana.
Setiap akhir pekan memang biasanya kami menginap di kediaman pribadiku ini. Karena anak-anak bisa berenang sepuasnya dan aku serta Mas Darma bisa bersantai sejenak karena ada para pengasuh yang menjaga ketiga anakku.
Setelah menikah kembali dan hamil Gading, aku memang memutuskan untuk tidak terlalu sibuk bekerja. Aku lebih banyak terlibat dalam kegiatan Persit serta mengurus anak-anak dan Mas Darma.
Terlebih saat kembali memiliki bayi, waktu dan perhatianku tersita pada bayi kecil yang sangat mirip dengan Mas Darma ini.
Tapi sesekali aku masih ikut dalam rapat dan meeting penting. Laporan-laporan tentang pekerjaan masih terus dikirimkan padaku untuk aku periksa ulang sebelum aku setujui dan tanda tangani.
Ketika berada di rumah Dinas aku memang tidak menggunakan jasa pengasuh, tapi para pengasuh tetap standby di kediaman pribadiku dan akan aku panggil jika sewaktu-waktu ada kegiatan yang mengharuskan ku meninggalkan anak-anak, terlebih si kecil Gading.
Malam belum cukup larut ketika Mas Darma masuk ke dalam kamar tidur, aku tengah menyusui bayiku saat ia dengan terburu masuk ke dalam walk in closet dan berganti pakaian.
"Mau kemana kamu Mas?" Tanyaku padanya saat Mas Darma selesai berganti pakaian.
"Ke rumah Ibu." Jawabnya sambil mengecup pipi gembul Gading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
RomanceAdine Farra memilih bercerai saat menyadari bahwa ia menjadi wanita kedua, pilihan terakhir dari sang suami. Ia lebih memilih menghancurkan pernikahan yang sudah sepuluh tahun terakhir ini dijalaninya setelah tau bahwa sang suami tidak pernah bisa s...