"Kemarin Rio bilang ke aku kalau Mas Darma datang sama si Adine ke rumah Bapak-Ibu, Mbak. Mereka minta restu mau menikah lagi." Ayu menyampaikan kabar itu pada Rumi yang tengah mengupas bawang di dapur.
Sontak hal tersebut membuat Rumi terpaku ditempatnya, ia menghentikan aktifitasnya saat itu juga. Bahkan pisau yang ada dalam genggamannya terlepas dan jatuh diatas meja.
"Mas Darma itu kayaknya nggak bisa lepas dari si Adine itu, Mbak. Aku rasa mungkin dia di pelet." Ayu terus bicara.
"Ibu sama Bapak juga kayak sayang banget sama dia. Mungkin karena dia kaya, suka ngasih-ngasih, makanya mereka sayang. Coba kalau miskin, dih mana mau mereka jadiin Adine mantu. Ibu sama Bapak itu matre, makanya sayang banget kelihatannya sama si Adine itu."
Sementara Ayu terus bicara, Rumi malah masih terdiam. Tatapannya lurus ke depan. Ia masih sulit untuk mencerna kabar yang dibawa oleh adiknya itu.
Padahal ia pikir Darma akan mempertimbangkan ancamannya kemarin. Rumi pikir Darma akan takut dengan ancamannya dan memilih untuk menjauhi Adine.
Rumi sangat mencintai Darma. Sejak dulu, hingga kini. Perasaannya tidak pernah berubah sedikitpun pada Darma.
Mereka seharusnya bisa bersama sejak dulu, namun pernikahan Ayu dan Rio membuat Darma memilih meninggalkan Rumi. Padahal Rumi sudah meyakinkan Darma bahwa mereka harus tetap bersama dan tidak usah memikirkan perkataan orang. Namun Darma seperti enggan dan memilih untuk putus.
Rumi juga sebenarnya marah pada Ayu karena kelakuan adiknya yang keterlaluan dan di luar batas bersama Rio membuat hubungannya dengan Darma berakhir.
Ia memilih menikah tidak lama setelah diputuskan oleh Darma. Pernikahan yang sebenarnya ia sesali karena Rumi tidak pernah bahagia. Keluarga suaminya tidak pernah menyukai Rumi, bahkan keberadaanya tidak pernah dianggap.
Almarhum suaminya termasuk pria yang sangat berada. Walaupun tidak pernah mencintai suaminya, tapi Rumi hidup sejahtera. Tapi semua berubah saat suaminya meninggal. Semua harta benda diambil alih oleh keluarga suaminya. Mereka tidak membiarkan Rumi menikmati apapun. Keluarga almarhum suaminya beralasan bahwa segala harta yang dimiliki oleh pria itu atas nama kedua orang tuanya.
Itu memang benar, tidak ada satupun harta peninggalan sang suami yang diatas namaka dirinya. Rumi pun tidak pernah diberitahu tentang apa saja yang dimiliki sang suami. Pria yang dinikahinya itu juga tidak pernah terbuka tentang keuangannya pada Rumi.
Hal itulah yang membuatnya mengalami nasib buruk selepas kepergian pria itu. Rumi terusir dari rumah mewahnya, ia dan anak-anaknya harus rela melepas kehidupan mewah mereka.
Padahal saat itu Rumi baru saja melahirkan, Erman masih sangat kecil dan mereka harus hidup di rumah kontrakan kecil yang berhasil di sewa oleh Rumi dari uang yang diberikan oleh mantan mertuanya.
Saat itu Rumi benar-benar hancur. Ia tidak tau harus bagaimana. Seumur hidupnya dia tidak pernah bekerja.
Dulu semasa lajang dia bergantung pada Darma, ia kerap meminta uang jajan pada mantan kekasihnya itu. Lalu saat ia menikah, Rumi juga hanya mengandalkan dan berharap pada suaminya. Ia sudah terbiasa menjadi wanita yang mengandalkan pria yang ada disampingnya.
Dan saat harus hidup seorang diri tanpa penyokong, Rumi jelas kebingungan. Kemana Rumi harus mengadu, orang tuanya juga sama susahnya seperti dirinya.
Bahkan selama ini Rumi yang kerap menghidupi kedua orang tuanya dari uang almarhum suaminya. Adiknya Ayu juga sama seperti dirinya, ia tidak bekerja dan suaminya sudah lama menganggur. Keduanya juga saat itu menumpang di rumah orang tua suami Ayu.
Rumi bingung. Ia takut tidak bisa menghidupi kedua anaknya yang masih kecil dan butuh banyak biaya.
Lalu Ayu menyebut nama Darma. Mengatakan bahwa Darma saat itu memiliki pangkat yang lumayan dan hidup jauh berkecukupan. Ayu juga bilang bahwa istri Darma itu kaya, mereka hidup enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
RomanceAdine Farra memilih bercerai saat menyadari bahwa ia menjadi wanita kedua, pilihan terakhir dari sang suami. Ia lebih memilih menghancurkan pernikahan yang sudah sepuluh tahun terakhir ini dijalaninya setelah tau bahwa sang suami tidak pernah bisa s...