4

13.5K 1.4K 31
                                    

Pesta teh dimulai, banyak bangsawan dan perwakilannya yang datang ke pesta tersebut. Keluarga Agate punya banyak kenalan rupanya, mana status mereka setara lagi.

Banyak orang yang berjabat tangan dengan Duke dan Monica, ya mereka kan tuan dan nyonya Agate. Selain orang dewasa ada anak-anak yang datang, pasti mereka disuruh buat cari teman yang berguna atau paling disuruh dekat-dekat sama si anak pertama dan kedua Agate, tentu saja untuk menjilat harta dan kuasa.

Ruangan pesta kini terbagi menjadi dua, sisi satu untuk orang dewasa dan sisi lain untuk anak-anak. Dua kubu dengan satu tujuan. Aku masih diam ditempat mengamati sekitar dan telingaku mendengar gosip dari para orang dewasa.

"Itu putra ketiga Duke Agate? Ternyata seperti ekspektasiku."

"Anak yang tidak punya sihir itu, kan?"

"Bagaimana dia bisa ada di pesta ini?"

"Masih kecil sudah jadi aib keluarga. Kalau jadi dia aku sudah tidak punya muka untuk keluar."

B*c*t lah orang tua. Kalau mau aku tidak ada salahkan saja Duke dan istrinya. Aku tidak mungkin lahir kalau tidak terjadi penyatuan sperma dan sel telur. Anak-anak lahir juga karena pemikiran kalian orang-orang tua, kan. Main nyalahin aja. Kaizen bukan pelaku! Mending aku makan daripada mendengar mulut orang egois itu semua.

Pesta itu seperti ini ya, boleh juga pertama kalinya aku ikut beginian. Yah, memangnya aku pernah ikut pesta orang kaya begini? Tentu tidak, paling minim waktu kecil pesta ulang tahun di sekolah terus waktu dewasa acara pernikahan itu saja yang masih standard orang desa, yang penting disaji makan sama dapat souvenir sudah bagus.

Tapi makanan disini enak semua. Jarang-jarang aku makan yang manis-manis, karena sebelumnya umurku sudah dewasa jadi aku harus hati-hati dengan makanan kalau mau berumur panjang. Mumpung masih bocah ini ambil aja semuanya.

'Boleh juga. Kapan terakhir aku makan yang beginian? Terakhir gara-gara gula darahku naik aku harus berhenti makan manis.'

Syukurlah tidak ada bocah yang menggangguku, jadi aku aman. Tapi dimana bocah yang lain? Ah, benar juga. Rumor tentang Kaizen yang tidak memiliki batu sihir bukan sebuah rumor lagi melainkan kenyataan. Bangsawan lain tentu tidak mau berdekatan dengan Kaizen karena takut tertular dan hal itu disampaikan orang tua pada anaknya sehingga mereka menjauhi Kaizen. Memang aku virus apa!?

'Jadi gini rasanya dijauhi. Aku bisa melihat mereka berkerumun sementara aku berdiri sendiri disini. Kaizen, kamu hebat!'

Mari lupakan itu dan mengingat. Pesta teh ini termasuk kedalam alur cerita utama game, disinilah tempat si pemeran utama pertama kali merasakan pesta teh. Jadi rencanaku adalah tidak boleh mendekati si pemeran utama itu. Kalau mengikuti alur, pemeran utama dengan keluarganya yang baru naik pangkat datang ke acara ini, karena cantik dia mudah mendapat teman selain itu buih-buih cinta muncul pada dua putra Agate. Pemeran utama akan mendekati Kaizen karena dia sendirian, tapi entah bagaimana dia terjatuh lalu tubuhnya basah karena tersiram air yang ada di meja, Kaizen kena tuduh karena dia yang dekat dengannya dan status Kaizen makin buruk.

Mau anak-anak atau orang dewasa mereka sama saja. Hanya karena Kaizen dekat dengan orang itu malah dia yang kena tuduh. F*ck buat orang disini. Karena tau akan ada adegan begitu rencanaku kali ini adalah masa bodo dengannya dan cari jalan aman. Tidak akan kubiarkan Kaizen mengalami hal seperti itu lagi.

"Persetan dengan semua orang disini. Aku lebih memilih menjadi egois. Apa itu diluar?"

Aku buru-buru mengambil air lalu meminumnya hingga habis, setelah itu aku berjalan keluar diam-diam, tidak perlu diam-diam juga tidak ada yang peduli.

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang