"Tuan muda Kaizen, anda diminta menghadap tuan Duke di ruangannya setelah sarapan."
Apa... yang terjadi?
Aku sedang enak-enaknya sarapan disini, kenapa aku langsung ditimpa panggilan yang belum siap aku terima? Jiwa dan batinku masih belum siap menghadapi mereka.
"Saya permisi, tuan muda."
Tunggu sebentar! Tidak bisakah diganti ke lain hari? Hey pelayan jangan pergi! Hatiku belum siap...
"Benji!..." Aku langsung melompat ke pelukan Benji yang berada di sampingku.
"WAA! Tuan muda, saya sedang memegang teh panas!"
"Bagaimana, bagaimana, bagaimana ini Benji!! Kenapa secepat ini!? Egoku masih setinggi langit!"
"Mau rendah atau tinggi ego anda pasti tiba dimana anda bertemu dengan keluarga anda. Justru ini kesempatan anda, tuan muda!"
Benar juga, ini konsekuensi yang didapat dari pilihan yang sudah ku putuskan. Aku tidak mungkin terus-menerus terpuruk. Ayolah diriku, kau harus bisa menghadapinya. Aku melepas pelukanku dari perut Benji kemudian melanjutkan sarapanku.
"Kurasa kau benar, Benji..." Benji tersenyum lalu mengangguk mendengar jawabanku.
Selesai sarapan dan berpakaian rapi aku dan Benji keluar untuk memenuhi panggilan Duke. Selama perjalanan aku berusaha menenangkan diri, aku berusaha untuk tidak gugup saat berhadapan dengan keluarga ini. Apa yang akan kukatakan pertama kali didepan mereka? Akan sangat canggung nantinya, tapi-- Argh! Terobos aja lah! Canggung tidak akan membuatku mati muda.
"Eh~ Tuan muda kesayangan kita akhirnya keluar dari kamarnya!"
"WAA! SIAPA KAU!?"
Aku sampai mundur dua langkah gara-gara dikejutkan oleh seseorang. Lagian siapa yang tidak kaget? Orang ini dengan kesadaran penuh mendekatkan wajahnya sangat dekat didepan wajahku, ada kali sejengkal tangan jaraknya. Sudah begitu darimana dia berasal? Aku tidak mendengar langkah kakinya sama sekali.
Pria berambut orange dan manik hijau itu masih menatapku, satu tangannya memegang dagunya seakan sedang membaca kepribadianku. Dari pakaiannya yang sama dengan Benji sudah pasti dia pelayan kediaman, tapi tidak sopan sekali menatap tuannya selama ini. Sudah begitu lihat wajahnya, mengingatkanku dengan seekor rubah.
Benji berjalan maju memasang badan di depanku. "Tuan Felix, sangat tidak sopan bagi anda menatap tuan muda seperti itu. Meskipun anda merangkap menjadi pelayan bayangan yang membuat anda jarang berada di kediaman tapi anda tahu bahwa tuan muda Kaizen juga tuan yang harus anda layani."
Wah! Ini kali pertama aku melihat Benji bersikap tegas. Keren! Ngomong-ngomong 'Pelayan Bayangan', aku dengar dari Benji mereka adalah pasukan khusus dengan tugas mencari informasi dengan cara memata-matai pihak musuh, dan orang ini adalah salah satu anggotanya. Agak tidak bisa dipercaya karena penampilannya cukup mencolok, rambut orangenya itu lho. Mungkin karena wajahnya mirip rubah jadi dia punya 1001 cara.
Felix, pelayan itu mematung karena terkejut dimarahi oleh Benji tapi setelahnya cukup membuatku terkejut. Dia malah tertawa. "Pfft-- hahaha... Aku tidak menyangka akan dimarahi oleh kelinci kecil ini."
Hah? Kelinci kecil? Maksudnya Benji? Benji memang polos seperti kelinci sih.
"Tuan harimau kecil kesayangan kita ternyata memiliki pengikut yang setia ya."
Sekarang harimau kecil? Apa itu aku? Yah, tidak heran aku tadi menyamakannya dengan rubah. Disebut harimau yang terbilang gagah boleh juga. Ah, tidak! Bisa-bisanya dia menyamakan seseorang dengan seekor hewan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaizen itu Aku
FantasyAku masuk ke dalam novel dan video game dengan judul yang sama, Holy God. Novel dan video game yang berisi kisah kehidupan dari seorang gadis bangsawan bernama Tiara. Kisah Holy God bergenre revenge harem dimana seorang gadis dikerumuni oleh banyak...