21

6.9K 949 51
                                    

Valen memasukkan semua peralatan obatnya ke dalam tas miliknya. Perban dan kain yang sebelumnya basah kuyup akibat air sungai sudah kering setelah semalaman dijemur oleh panas api unggun.

"Selesai. Kakak, aku sudah siap untuk pergi."

"Valen, lihat ini!" Aku berbalik mendekati Valen dengan tergesa-gesa.

"Valen, aku tau dimana kita. Kita masih berada di kawasan hutan Bromburg. Tapi yang lebih penting dari itu semua ada gua di sepanjang sungai ini!" Aku menunjukkan buku petaku pada Valen.

Ini adalah kesempatanku. "Ayo kesana. Pasti pedang itu ada disana."

Aku diberi kesempatan sekali lagi. Hutan Bromburg itu sangat luas akan mustahil kalau hutan seluas itu hanya memiliki satu gua saja. Pasti ada gua lain hanya saja tidak tercatat di peta dan mungkin ada fenomena alam sehingga membuat permukaan tanah berubah lalu muncul gua baru. Alasan itu akan sangat masuk akal.

Akhirnya ada kesempatan nyawaku bisa terselamatkan.

"Um! Ayo periksa, kakak." Valen mengiyakan.

"Bagus! Ayo kita pergi sekarang."

Kami pun berangkat. Untunglah aku mengecek buku peta terlebih dahulu kalau tidak pasti kesempatan emas ini terlewat begitu saja.

Dilihat dari peta seharusnya jaraknya tidak jauh dari tempat kami bermalam.

"Kakak, aku merasakan energi sihir di sekitar sini."

"Kalau benar begitu berarti ada didekat sini."

Aku mempercepat langkahku diikuti Valen di belakang. Oh, aku juga menggandeng tangan Valen supaya dia tidak hilang atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bisa bahaya kalau dia kenapa-napa.

Ting...

Suara lonceng.

"Ada sebuah gua disana." Valen menunjuk sebuah gua yang berada tak jauh didepan.

"Ayo."

Sampai di mulut gua, untuk berjaga-jaga aku mengintip isi dari gua tersebut. Hanya ada dinding batu gua dan tanaman rambat, tidak ada yang aneh, standar gua pada umumnya.

Valen memberitahuku kalau dia merasakan energi sihir dari dalam gua dan dilihat dari raut wajahnya yang penasaran sepertinya energi sihirnya bukanlah sihir jahat.

Saat melangkah masuk kedalam gua angin menerpa wajah kami berdua, angin lembut nan nyaman. Masuk lebih dalam lagi mata kami membelalak kagum dengan apa yang kami dapati.

"Itu..."

"Pedang legendaris, Pedang Mawar Kristal."

Pedang Mawar Kristal, pedang legendaris yang sebelumnya dicari namun dihentikan karena tidak ada perkembangan apapun. Pedang milik seorang pengembara yang naik menjadi dewa karena telah menjadi pahlawan yang melindungi kerajaan dari serangan iblis. Pedang yang sangat pengertian, peduli dan setia pada sang pemilik. Pedang yang aku cari.

Aku berjalan mendekati pedang yang tertancap di atas sebuah batu. Sampai di depan pedang tersebut tiba-tiba aku merasa ragu di dalam hati.

Apa aku yakin boleh memilikinya?

"Wahai anakku, kenapa kamu ragu?"

"Wah! Siapa itu!?" Valen berteriak.

Aku mendongak ke atas dimana asal suara tersebut berasal.

Seorang manusia berambut pirang panjang dengan bola mata emas melayang di atas. Ia memakai pakaian panjang berwarna putih bersih. Dilihat dari ciri-cirinya sudah jelas dia bukan manusia biasa. Kalau begitu jangan-jangan...

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang