12

9.1K 1.1K 21
                                    

"Nona Cygnus, terima kasih sudah mengundang saya dan menunjukkan hewan piaraan yang imut itu kepada saya. Sejujurnya baru kali ini saya mendapat teman yang juga menyukai hewan imut." Alisha tersenyum manis.

"Tentu saja, nona Alisha. Anda orang yang hangat jadi saya merasa nyaman dengan anda. Karena saya memanggil anda dengan nama depan anda boleh memanggil saya menggunakan nama depan juga." Valen membalas senyuman Alisha. Alisha mengangguk malu-malu mendengar perkataan Valen, terlihat bahwa Valen adalah teman pertamanya.

"Terima kasih juga sudah memperbolehkan saya meminjam buku novel anda, nona Alisha. Saya pasti akan mengembalikannya tepat waktu bersamaan dengan hadiah terima kasih dari saya."

"Ti-tidak perlu memberi hadiah terima kasih, tuan ketiga Agate."

"Harusnya anda menerimanya saja, nona Alisha. Kak Kaizen sudah meminta novel anda dan itu tidak romantis sama sekali, saya sampai malu dengan sikapnya. Aduh--"

Aku menepuk bahu kanannya. "Bocah ini... Kalau malu jangan malah menambah malu."

Berakhirlah kami beradu mulut di depan Alisha. Bukannya memperbaiki pandangan malah kami memperkeruh di depan Alisha. Alisha yang berada di depan kami hanya tertawa melihat pertengkaran kecil antara aku dan Valen. Itu bagus? Mungkin.

"Intinya saya akan mengembalikannya tepat waktu pada anda melalui paket. Tidak apa-apa, nona Alisha?"

"Tidak apa, tuan ketiga Agate. Anda juga orang yang ramah, seperti nona Valentine anda memanggil saya dengan nama depan, itu membuat saya nyaman. Saya senang bisa berkenalan dengan anda."

"Syukurlah anda nyaman berkenalan dengan saya." Baguslah, setidaknya aku dapat teman satu novel kesukaan.

"Saya harus pulang, nona Valentine dan tuan ketiga Agate. Terima kasih sekali lagi untuk hari ini."

"Hati-hati di jalan, nona Alisha."

Valen melambaikan tangannya pada kereta kuda yang mengantar Alisha. Saat kereta kuda sudah keluar dari gerbang utama kediaman Cygnus, Valen mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi untuk meregangkan tubuhnya.

"Kamu sudah bekerja keras hari ini, Valen."

"Kakak benar. Berkenalan dengan nona Alisha tidak buruk, kita punya kesamaan."

"Dan yang paling penting kamu tidak dimarahi."

"Itu benar."

Valen berbalik masuk kedalam kediamannya. Pesta teh pertama Valen sudah berakhir, tamu undangan kebanyakan sudah pulang.

Saat dalam perjalanan masuk, tiba-tiba suara teriakan terdengar. Aku dan Valen saling menatap sebentar, memastikan bahwa kami memang mendengar suara tersebut. Kami langsung pergi menuju asal suara itu yang mengarahkan kami pada taman yang tadi menjadi tempat utama pesta teh.

Disana tiga ekor Alpaca keluar dari kandangnya. Bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya Valen dan Alisha aman-aman saja? Mereka juga tidak mengusik pintu kandangnya, bagaimana bisa lepas begini? Yang lebih penting Alpaca itu seperti mengerubungi sesuatu.

"Tolong saya... Tolong saya..."

Tunggu, Tiara!? Dia belum pulang? Oh benar, dia menangis. Dia menangis karena diserang Alpaka!? Gimana ceritanya?

"Menjauhlah darinya, dasar hewan kotor!"

"Jangan! Jangan menarik bulunya!"

Valen berlari sekuat tenaga, memisahkan tangan yang menjambak bulu Alpaca berwarna coklat itu. Valen mendorong tubuh Felton hingga terjatuh ke atas tanah.

"Apa yang kamu lakukan!?"

"Jangan menarik bulunya dengan paksa. Dia kesakitan." Valen memeluk Alpaca coklat itu sambil mengelus badannya supaya tenang.

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang