7

10.5K 1.3K 41
                                    

Suasana menjadi tegang. Orang yang berada di lapangan merasa heran dengan apa yang sudah dilontarkan sang putra pertama, sementara aku hampir pingsan mendengarnya barusan.

Bagaimana tidak? Dia menantang aku yang polosan begini!? Gila kali!

"Apa yang kau katakan? Kau yakin tidak salah ucap?"

Itu benar! Viktor, kamu tidak salah makan, kan? Atau kepalamu habis kepentok jadi agak miring?

"Tidak. Saya ingin menjadi lawan selanjutnya."

Aduuhh gimana ini... Viktor itu keturunan Agate yang sangat keras kepala, apa yang sudah diucapkan dia tidak bakal menariknya lagi. Aku cuma bisa berharap pada Duke, cuma dia yang bisa merubah pikiran Viktor sekarang. Tolong batalkan keinginannya itu.

Duke masih menimang keputusannya. "Tidak bisa. Tujuanku membawa dia kesini hanya untuk melihat kekuatan fisiknya, itu sudah dilakukan jadi tidak ada duel lain lagi."

Aku selamat...

"Tapi ayah--"

"Ayah, bagaimana dengan ini..."

Apa yang mau bocah tengil itu lakukan!? Hey Felton, sudah bagus kamu diam saja dan kita pergi baik-baik. Itu solusi yang win-win. Jangan mengambil kesempatan hidupku!

"Ayah tidak bisa menilai cuma dari satu orang yang mempunyai sihir tingkat rendah. Bukannya akan lebih bagus kalau ayah menilai setelah melawan yang sihir tingkat sedang?"

Heh! Kamu itu dongo apa emang tidak tahu? Aku ini tidak punya Batu Sihir di dalam tubuh, aku ini polosan! Lawan orang sihir tingkat rendah tadi aja aku gemetaran sama tidak bisa bernapas, ini disuruh lawan yang tingkat sedang. Jangan kira karena kalian masih bocah sihir kalian tidak bakal melukaiku. Justru karena kalian anak bangsawan sihir kalian sudah termasuk tinggi!

"Tu-tuan Duke, ma-maaf sudah lancang. Tapi tuan muda saat ini sudah cukup kelelahan. Tu-tuan muda sudah tidak sanggup melakukan duel." Benji, kau penyelamatku yang paling setia.

"Ayah, saya mohon." Viktor kau diam saja bisa?

Duke menegakkan wajahnya setelah berpikir. "Viktor akan menjadi lawan selanjutnya."

"Tu-tuan Duke! Tolong pikirkan kembali."

"Sir Lucas, jadilah wasit. Peraturannya masih sama seperti tadi."

"Baik... tuan Duke."

Bagus, mereka membunuhku. Mati aku.

"Persiapkan diri kalian." Viktor dan Duke pergi dari tempatnya.

"Tuan muda. Tu-tuan muda! Sadarlah, tuan muda!"

Benji menggoyang-goyangkan tubuhku. Untuk sesaat jiwaku sempat keluar dari ragaku untuk kedua kalinya, terimakasih Benji karena sudah mengembalikan jiwaku. Sekarang apa yang harus aku lakukan, kematian ada di depanku. Aku bisa melihat malaikat kematianku di seberang sana.

"Tuan muda, le-lebih baik anda menyerah. Ini, ini demi keselamatan anda."

"Aku juga maunya begitu, tapi keluarga ini sangat keras kepala. Haahh... Benji, kamu paham tentang medis?"

"Sa-saya paham tentang pertolongan pe-pertama."

"Itu cukup, semoga... Dengar ini Benji, kalau aku terluka tolong kamu yang urus ya. Kalau lukaku parah... to-tolong bawa aku ke medis de-dengan sangat cepat y-ya?..."

"Tuan muda, wajah anda ja-jadi pucat! Me-memang lebih ba-bagus kita sudahi saja!"

"Sudah terlambat, Benji... Sudah terlambat..."

"Duel akan dimulai. Dimohon untuk mempersiapkan diri."

Sebentar lagi mulai. Ah, kematianku ada disana...

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang