38

1.6K 232 29
                                    

Rintik salju berjatuhan dari atas langit, hawa dingin menusuk kulit yang tak tertutup pakaian hingga uap putih muncul setiap menghembus napas. Betapa bagusnya hari ini untuk melakukan ekspedisi seakan tahu ekspedisi sulit jadi cuaca turut menambah tantangan atau bahkan ingin mempersulitnya. Huft... yang benar saja, untungnya aku lebih suka musim dingin daripada musim panas.

Oh, benar. Aku sekarang tengah berada di halaman depan istana raja menunggu perintah dan menunggu Putra Mahkota yang katanya menjadi ketua yang memimpin ekspedisi ini. Ditemani oleh kumpulan orang yang membawa senjata dan mengenakan jubah musim dingin, selain itu dari jumlahnya yang lumayan bisa terlihat bahwa masalah yang dihadapi memang serius. Sudah gitu dibalik jubah milik prajurit Agate terlihat kalau pangkat mereka tidak main-main. Keren!

"Lama sekali kak Viktor. Disini semakin dingin..."

Ah ya, aku lupa kalau aku berdua dengan si kakak kedua. "Kalau begitu kenapa tadi tidak sekalian masuk bersama kak Viktor? Bilang saja sebagai wakilnya kakak."

"Itu tidak bisa. Berhadapan dengan raja, menerima perintah, apapun yang berbau istana sudah menjadi tugas kak Viktor sebagai calon wajah keluarga. Selain itu, jika aku melakukan apa yang kamu katakan memang kakak mau menerimanya?"

Dia pasti akan bilang, "Aku tidak butuh." Sambil wajahnya menunjukkan rasa jijik yang sangat terlihat sekali bahwa dia tidak ingin didekati, kalau bisa tidak ingin menganggap kak Felton adiknya.

"Sayang sekali, akan seru kalau itu beneran terjadi." Aku langsung mengalihkan pandanganku kabur dari amukan Felton.

Mataku kini menangkap seseorang yang bisa dibilang paling bersinar disini, atau mungkin di dunia novel ini. Si pemeran utama, Tiara Agnito, ada disini. Sosok Tiara memang mudah untuk diketahui, mungkin karena diantara banyaknya orang disini dia yang paling bersinar atau mungkin memang buff  karakter utama. Apapun itu untuk apa Tiara berada disini? Apa hubungan antara dia dan Putra Mahkota sudah disebar secara publik? Dengan Tiara berdansa bersama Putra Mahkota memang sudah cukup untuk membeberkan posisinya, tapi seharusnya akan berdampak besar di kerajaan mengenai posisi putri mahkota, sementara saat ini belum ada kabar mengenai itu. 

"Hm? Apa yang dilakukan Lady Tiara disini?" Felton tiba-tiba menyaut.

"Kakak tidak tahu?" 

"Kau pikir aku tahu semuanya." Tidak juga sih... 

"Yaa... Kakak kemana-mana selalu bersama kak Viktor, berita apapun pasti masuk ke telingamu, kan. Juga, kak Viktor pasti sering mengobrol." 

"Memang sih, sering mengobrol, tapi kak Viktor tidak seterbuka itu. Kak Viktor itu seperti ayah tidak pernah mengobrol banyak dan cemderung menyimpannya sendiri, entah untuk kepentingan orang lain atau memang dasarnya anak pertama dia tidak pernah membagi masalah maupun kekhawatirannya. Oh! Kurasa pernah sekali... Yah, itu cerita lama."

"Apa-apaan, apa yang kau sembunyikan dariku?"

"Tidak ada."

"Cih. Kalau tidak mau memberitahu pergi saja menemani Lady Tiara sana, dia kebingungan dan sendirian tuh." Aku balik melihat Tiara yang celingak-celinguk kebingungan tidak ada yang mengajaknya mengobrol, mungkin karena disini isinya kesatria jadi mereka merasa sungkan.

"Kenapa aku?"

Lho, kok nanya? "Kakak, kan, dekat dengannya. Bahkan dulu kakak sangat berpihak padanya daripada sepupu kakak sendiri. Itu waktu pesta teh punya Valen, betapa kakak sangat melindunginya daripada keluarganya sendiri." Hehe... Saatnya balas dendam. Akan ku roasting kau!

Felton tersentak mendengar penuturanku. "Itu..."

"Saking dekatnya kakak sampai menipu calon kesatria suci supaya bisa berdekatan dengan Lady Tiara. Kakak tidak lupa, kan, kalau aku seorang saksi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang