32

6.1K 687 41
                                    

"Bawakan pelembab bibir kemari."
"Baik."
"Dimana pakaian luarnya?"
"Segera datang."
"Lebih baik poni tuan muda dihilangkan saja."
"Tidak! Jika dihilangkan semua justru tidak bagus."
"Sisakan saja sedikit di dahinya."
"Tekuk dan ikat saja rambut tuan muda tapi biarkan sisi kanan dan kiri."
"Ah, perhiasannya hampir tertinggal."

Tuhan... Dari tadi pagi sudah uring-uringan ternyata sampai sore pun masih sama saja. Mana aku belum makan siang lagi, aku lapar...

Tepat setelah aku sarapan aku langsung ditarik untuk mandi dan berendam. Aku yang belum mencerna sarapanku dengan baik langsung di suruh berendam di dalam air, gimana aku tidak merasa mual coba. Memang enak sih berendam dengan air bunga begini tapi jangan ditambah 5 pria masuk ke dalam kamar mandi! Tubuhku dipegang-pegang oleh orang asing selama 10 menit dan ITU TERASA LAMA OKE!?

Baru juga aku menarik nafas setelah keluar dari kamar mandi aku kembali ditarik untuk melakukan pijat. Yah, yang ini aku sangat menyukainya sih, aku sampai tertidur saking enaknya. Katanya yang begini diperlukan untuk merilekskan dan melenturkan tubuh, aku mau berdansa sih tidak heran.

Lalu disinilah aku dikerumuni oleh banyak pelayan hanya untuk memakaikan pakaian. Ternyata sebelum acara besar itu sama saja sibuknya ya. Maklum saja, aku belum pernah membuat acara besar semenjak sampai disini, di kehidupanku sebelumnya juga setiap ada acara pesta aku tidak ribet memilih pakaian, asal sopan sudah.

"Sudah... Selesai!"

Pelayan yang mengurus pakaianku bersorak senang. Air mata mereka sampai keluar saking puasnya dengan hasil yang mereka buat. Ayolah itu berlebihan.

"Tuan muda Kaizen sangat tampan!"
"Ini sebuah mahakarya!"
"Saya tidak menyangka... bisa membuat sesuatu seindah ini dalam hidup..."

Oke, itu semua terlalu berlebihan. Tapi tidak heran mereka sampai seperti itu, buktinya aku masih terpaku di depan cermin. Sial... Punya wajah setampan ini bikin pengin sombong terus.

"Terima kasih kalian semua. Haha! Aku sangat keren sekarang."

"Tuan muda, sudah waktunya untuk berangkat." Benji memanggil setelah melihat jam saku miliknya. Aku mengangguk mengerti lalu berjalan keluar kamarku.

Para pelayan yang masih berada disana membungkuk hormat. "Selamat bersenang-senang, tuan muda Kaizen Agate."

Aku dengan Benji yang berjalan di belakangku pergi menuju pintu utama kediaman. Ini adalah acara pesta jadi diperlukan tamu undangan dan untuk anggota yang akan melakukan kedewasaan wali atau orang tua pasti diundang. Karena itulah...

"Kaizen. Kau sudah tiba." Viktor menjadi yang pertama menyapa dan menginstruksi keberadaan ku kepada orang yang berkumpul disana.

"Hebat juga kau bisa bertahan dari neraka riasan itu." Felton menunjukan wajah horor, sepertinya dia mengingat hari upacara kedewasaannya. Yah, aku juga kagum bisa bertahan disana.

"Itu berarti saya lebih hebat daripada kakak kedua," godaku pada Felton. Dan dari komentarku itu aku melihat berbagai macam reaksi.

Felton tentu dengan wajah tidak terima karena ejekan yang aku lontarkan. Viktor yang menghela nafas melihat adik pertamanya yang bersumbu pendek tersebut. Duke masih dengan wajah datar nan kakunya, memang apa yang mau diharapkan. Dan yang terakhir, Duchess Monica, dia menatapku dengan tajam dari ekor matanya, kipas yang dibawa menutup setengah dari wajahnya.

Hmm... Apa kau tidak suka denganku? Padahal kau bisa diam saja di kediaman tidak perlu repot ikut serta, aku baik-baik saja.

Seorang butler datang menghampiri Duke. "Tuan Duke, kereta kuda sudah tiba."

"Kita pergi sekarang."

Duke melangkah kakinya keluar diikuti oleh Duchess Monica yang dengan terang-terangan memalingkan wajahnya tidak suka padaku, memang aku tidak melihatnya apa. Tapi bersyukurlah aku, dia tidak bertindak gegabah denganku diawal. Baguslah, mood ku tetap stabil.

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang