2

15.3K 1.4K 24
                                    

"Sudah kuputuskan!" Aku menepuk tanganku sekali. Setelah berpikir lama dan panas aku menemukan dua tujuan utama.

Pertama, buat Kaizen tidak meninggal mati muda atau setidaknya jangan sampai dia mati dengan cara dibunuh atau hukuman mati. Kaizen ataupun aku tetap ingin meninggal dengan tenang.

Kedua, belajar ilmu pertarungan. Aku tau ini agak maksa, tidak, ini sangat memaksa. Kaizen dikucilkan karena dia tidak memiliki sihir dan aku malah memaksa memberi tujuan hidup yang begini. Maafkan aku Kaizen, tapi ini satu-satunya cara untukmu bertahan hidup.

Dengan mempelajari pertarungan dapat mendapatkan pekerjaan dan uang yang lumayan. Ada guild yang menyediakan pekerjaan seperti itu dan pihak mereka memberi upah yang setara dengan jenis pekerjaannya, kalau tidak bisa bekerja di guild pun aku bisa melindungi diriku sendiri dari musuh.

Karena aku tidak tahu sedang berada di timeline yang mana mungkin aku harus mulai mencari cara memperkuat diri.

"Ada cara tidak ya? Cara supaya orang menjadi kuat?"

Cara untuk mencarinya adalah melalui buku. Ada rak penuh buku rupanya di kamar ini. Ini kamar sudah berasa kos-kosan, semua bagian-bagian utama  yang dimiliki rumah ada di satu ruangan ini, kecuali dapur tentunya. Aku menghampiri rak buku itu lalu mengambil acak satu buku dari barisan rak.

"Kaizen pintar juga. Masih kecil tapi buku yang dibaca buku obat, buku bahasa asing, buku sejarah... buku matematika!?  Politik juga!? ....dia mengerikan."

Aku terus melihat-lihat hingga mataku menemukan satu buku yang menarik. Buku tentang sejarah sihir dan energi. Kaizen rupanya memiliki tekad yang besar untuk mematahkan pandangan orang, aku harap itu niat dalam dirinya, atau mungkin dia ingin menjadi setara dengan keluarganya dan dianggap sebagai bagian keluarga. Jika alasan Kaizen yang terakhir maka aku tidak akan pernah setuju. Keluarga ini dari awal tidak menginginkanmu.

Takdir yang pahit namun realita dalam dunia ini adalah terlahir sebagai anak terakhir dari keluarga bangsawan. Masalahnya rata-rata keluarga bangsawan menikah hanya untuk memiliki anak supaya ada penerusnya. Anak pertama akan dijadikan penerus utama, anak kedua akan dijadikan penerus cadangan sehingga ia memiliki hak mendapat pendidikan untuk menggantikan penerus utama jika terjadi sesuatu.

Sementara anak ketiga dan seterusnya? Mereka tidak mendapat posisi yang istimewa di dalam keluarga, kalau pun ingin harus memulainya sendiri tanpa bantuan penuh keluarga atau paling dijadikan alat transaksi untuk kepentingan keluarga, pernikahan kontrak misalnya. Maka dari itu, anak ketiga dalam keluarga bangsawan jarang mencolok dan lebih suka hidup dalam bayang-bayang nama keluarga. Mereka tetap patuh pada peraturan tapi itu hanya sekedar menjaga nama baik saja.

Dan Kaizen ini.... Sudah putra terakhir, tidak punya sihir di keluarga sihir lagi. Kena double serangan itu. Sekalinya buat kesalahan pun pasti langsung diusir. Jadi gelandangan sudah.

"Tidak akan kubiarkan!"

Aku terus membalik halaman buku. Kenapa semua sejarah ini orangnya selalu memiliki dasar batu sihir sih!? Tidak ada yang khusus orang pemula gitu!? Buku macam apa si-- Eh, ada rupanya.

Energi Alam.
Energi yang didapatkan dari alam langsung dengan cara bermeditasi. Cara ini dikhususkan untuk orang yang tidak memiliki sedikitpun batu sihir dalam tubuh. Namun, cara ini terbilang tidak efisien karena membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa setara dengan kekuatan batu sihir yang tumbuh sejak lahir....

Dan lanjutannya adalah sejarah orang yang menemukannya.

Meditasi ya? Mirip seperti yang dilakukan biksu. Yah, aku pernah bertemu biksu. Energi alam harus langsung bersentuhan dengan alam, memang tempat ini dekat hutan? Tapi kalau terjun langsung ke dalam hutan aku takut tubuhku kaget saking banyaknya energi, itulah yang dikatakan biksu. Kucoba perlahan di kamar.

Kaizen itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang