58. HAMPIR KEHILANGAN

634 18 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-

Sepanjang jalan Ameira berjalan tanpa tahu arah tujuan, pikirannya terus saja berputar ucapan yang Afnan bicarakan dengan Papahnya.


"Selama ini aku yang terlalu bodoh, karena aku terlalu mudah memaafkan terlalu mudah menerima. Aku selalu yakin akan ada hal baik yang hadir tapi bukan berarti hadir karena keterpaksaan dan kebohongan." Gumam Ameira yang kini sudah tidak bisa menahan lagi rasa sakitnya.

Bulir air matanya kini lolos membasahi pipi mulusnya dengan disertai hujan yang
tiba-tiba turun seakan langitpun ikut sedih melihat keadaan Ameira.

"Ternyata kebahagiaan ini selalu datang dan pergi dengan cepat" Lirih Ameira.

Langkah Ameira semakin melemah menerobos derasnya hujan,perlahan pandangan matanya mulai kabur kepalanya terasa sakit dan kesadarannya kini perlahan menghilang.

Berbeda dengan Afnan yang masih saja menelusuri setiap jalanan untuk menemukan Ameira, ditengah hujan yang semakin deras Afnan terus berusaha mencari keberadaan istrinya itu.

Bahkan sesekali Afnan menelpon Ameira tapi hal itu nihil karena Ameira sama sekali tidak menganggkat atau membalas panggilan dan pesan yang Afnan kirim.

Hal itu juga yang membuat Afnan semakin khawatir dengan keadaan Ameira. "Kamu dimana sih sebenernya?" Lirih Afnan yang terus melanjutkan mencari Ameira.

Afnan kini berusaha untuk menelpon beberapa teman dekat Ameira, berharap ia akan mendapatkan informasi tentant keberadaan Ameira. Tapi ternyata ia juga tidak mendapatkan apapun karena Ana dan Safa juga tidak tahu keberadaan Ameira.

Mereka bedua pun tidak bisa menghubungi Ameira, semakin membuat Afnan khawatir dan tidak tenang.

"Apa kerumah Bunda ya" Afnan bermonolog saat ia mengingat ada satu tempat yang belum dia cari, yaitu rumah Afni mertuanya.

Ini adalah satu-satunya harapan Afnan sekarang, semoga saja memang Ameira berada di rumah Afni.

Afnan dengan cepat menancap gas laju mobilnya menunu rumah Afni, sesampainya dipekarangan rumah Afni Afnan mengetuk pintu dengan keras tapi tidak ada satupun yant membukakan pintu.

"Sabina" Panggil Afnan sembari mengetuk-ngetuk pintu rumah Afni.

"Sabinaaa" Panggil Afnan lagi.

Sudah beberapa menit Afnan terus memanggil Ameira tapi tidak ada sahutan sama sekali,bahkan Afnan pun sama sekali tidak mendengar jawaban apapun.

"Mas cari siapa?" Tiba-tiba ada seorang petugas satpam bertanya kepada Afnan.

"Ini pak saya menantu Bu Afni" Balas Afnan.

"Ouh, cari bu Afni tapi tadi kayanya Bu Afni pergi katanya anaknya masuk rumah sakit" Jelas Pak Satpam.

"Rumah sakit?" Tanya Afnan untuk memperjelas, takut-takut kalau ia salah dengar.

"Iya ke rumah sakit" Ulang Pak Satpam.

"Kalau boleh tahu rumah sakitnya dimana ya pak?" Tanya Afnan kepada Pak Satpam.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang