54. Ungkapan Resmi

1K 40 2
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-
"Tidak ada salahnya untuk kembali saling mengenal dengan cara yang baik"
-
-
-
-

Karena permintaan Ameira yang meminta untuk Afnan menjelaskan beberapa materi yang ia tidak mengerti, Afnan yang dengan senang hati pun langsung menuruti permintaan Ameira.

Kini Afnan sudah berada duduk disamping meja yang biasa digunakan Ameira belajar, "Oke, jadi apa yang kamu gak ngerti?" Tanya Afnan kepada Ameira.

"Aku kurang paham sama materi yang ini Kak" Tunjuk Ameira kearah laptop yang berisikan materi yang sudah Afnan kerjakan.

"Kamu gak duduk?" Tanya Afnan yang melihat Ameira yang tetap saja berdiri.

"Gak ada lagi kursinya,tapi gak apa-apa kok Kak aku sambil berdiri aja dengerin penjelasan Kak Afnannya" Balas Ameira, Afnan yang baru sadar hanya ada satu kursi dan itupun kursi yang tengah dipakainya.

"Ya udah kamu duduk disini aja" Ucap Afnan sembari menepuk-nepuk pahanya.

Wajah Ameira langsung memerah seketika saat Afnan menyuruh Ameira untuk duduk di pangkuannya. Afnan yang memperhatikan Ameira mengulum senyum karena gemas dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Ameira.

"Em.. Em, Kak Afnan istirahat aja deh. Biar aku tanya materinya ke temen aja besok dikampus" Gugup Ameira yang tidak tahu harus menanggapi Afnan seperti apa dan malah menyuruh Afnan untuk istirahat.

Ameira mencari aman saja, dari pada ia melanjutkannya yang ada bukannya konsentrasi menyerap materi Ameira malah tidak bisa berpikir karena ulah Afnan.

"Katanya minta dijelasin materi, sekarang malah ngusir" Afnan tidak bodoh saat melihat reaksi Ameira, ia tahu pasti gadis itu tengah gugup karena ulahnya.

Bukannya menuruti ucapan Ameira kini Afnan malah semakin gencar untuk menggoda Ameira, Afnan mulai berdiri dari tempat asalnya dan menghampiri Ameira dengan tatapan orang yang ingin memakan.

Hal itu sontak membuat Ameira memundurkan langkahnya perlahan, kini Ameira sudah tidak bisa lagi untuk mundur karena punggungnya sudah menempel pada dinding samping lemari.

Afnan yang masih gencar terus saja mendekatkan dirinya, bahkan posisi Ameira saat ini sudah terkurung karena lengan Afnan yang bertengger pada dinding dikanan kini tubuh Ameira.

"K-kak, Af-nan mau ng-ngapain" Gugup Ameira.

Afnan mendekatkan wajahnya kearah wajah Ameira membuat gadis itu memejamkan matanya dan menggerakkan tangannya takut. "Mau kamu" Bisik Afnan tepat disamping telinga Ameira sampai membuat wajah Ameira benar-benar memerah karena ulah Afnan.

Sudah puas dengan menggoda Ameira yang wajahnya kini sudah memerah, membuat Afnan terkekeh pelan dan memundurkan langkah sedikit menjauh dari hadapan Ameira.

"Reaksinya masih aja sama, padahal udah pernah-" Belum sempat Afnan melanjutkan Ameira langsung membungkam mulut Afnan dengan tangannya.

"Kak Afnan kenapa sih harus bahas itu" Omel Ameira yang tahu ucapan apa yang akan keluar dari mulut Afnan.

Jujur saja Ameira malu setiap kali Afnan membahas hal yang pernah keduanya lakukan sebagai pasangan suami istri, awalnya Ameira mengira Afnan akan melupakannya tapi ternyata Ameira salah ini malah menjadi bahan Afnan untuk menggodanya.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang