PROLOG

4.5K 87 1
                                    

✨✨✨

"Bunda harap kamu mau ya sayang" Ucap Bunda Ameira.

"Bun, Bina masih belum bisa Bun" Rengek Ameira kepada sang bunda yang kini tengah berbaring diatas brankar rumah sakit.

"Sayang,Bunda mohon sama kamu ya" Mohon Bunda Ameira kenapa anak gadisnya itu.

"Bina gak yakin Bun" Ujar Ameira dengan wajah muramnya.

"Bunda yakin kamu bisa" Jawab sangat Bunda menyakinkan Ameira.

Kini suasana kantin begitu ramai banyak mahasiswa yang berlalu lalang atau bahkan mengantri untuk membeli makanan yang berada dikantin.

Berbeda dengan Ameira yang sendari tadi duduk dengan gelisah saat ia menyadari ada sepasang mata yang kini menatapnya dari kejauhan. Ameira terus menundukkan kepalanya tanpa menghiraukan seseorang yang sendari tadi memperhatikannya.

"Ikut gue" Suara bariton itu membuat Ameira mendongkak.

Semua orang yang berada di kantin memperhatikan keberadaan Ameira yang kini diajak pergi oleh seorang troublemaker kampus.

"Maaf kak bisa lepas gak tangannya" Ujar Ameira yang merasa tidak nyaman lengannya ditarik.

Dengan kasar lelaki itu melepaskan lengan Ameira, setelah itu Ameira mengikuti langkah lelaki itu menuju halaman belakang kampus yang sangat jarang dilewati siapapun.

Langkah Ameira terhenti kala menyadari halaman belakang kampus begitu sepi dan hanya ada dirinya dan lelaki yang kini sudah bersandar di dinding tembok sembari mengeluarkan sebatang rokok yang mulai dinyalakan.

Ameira hanya diam tak berani bergerak sedikit pun, "Lo yakin mau nerima perjodohan ini" Ujar lelaki yang kini sudah menghisap rokoknya, bahkan kepulan asap rokok itu sudah tercium oleh Ameira.

"Aku gak tau kak harus jawab apa" Jawab Ameira sembari menundukkan kepalanya.

"Lo yakin mau hidup sama cowo yang sama sekali gak cinta sama lo, jangankan cinta gue ajah sama sekali gak tertarik liat lo" Ucap lelaki itu sembari terus mengepulkan asap rokok yang dihisapnya.

"Kakak bisa tolak"

"Terus lo pikir setelah gue tolak masalah ini selesai, bokap gue gak akan semudah itu untuk menerima penolakan gue"

"Jadi? " Tanya Ameira dengan takut.

"Gue bakal Terima perjodohan ini dengan sangat terpaksa dan gue akan buat perjanjian kontrak nikah selama 2 bulan buat lo setelah 2 bulan kita cerai dan lo harus sepakat" Jelas lelaki itu kepada Ameira.

Ameira tidak tau harus berekspresi apa menanggapi ucapan lelaki yang kini pergi begitu saja meninggalkan Ameira yang masih memantung ditempatnya.

"Ya Allah kenapa Bina harus mengalami ini semua?, Bina gak mau mempermainkan pernikahan kaya gini" Batin Ameira.

Ameira tidak mau mempermainkan hal yang menurutnya serius, Ameira tidak ingin pernikahan ini hanya dijadikan sebagai formalitas karena permintaan dari kedua orang tua mereka.

Ameira berharap perjodohan ini dibatalkan dan dia tidak perlu takut menghadapi banyak pertanyaan jika semua ini terbongkar begitu saja.

Tapi, apakah harapan Ameira ini akan terwujud atau ini hanya sebuah mimpi yang kecil kemungkinannya untuk terjadi.

✨✨✨







Assalamu'alaikum, semuanya udah lama ya aku nggak update cerita karena beberapa kendala. Dan sekarang Alhamdulillah aku bisa bikin cerita lagi semoga bisa update terus.
Dan kalian yang masih setia membaca cerita pertama aku makasih, tapi sebelumnya aku minta maaf karena belum bisa melanjutkan cerita yang dulu..
Tapi, kalian tenang ajah aku pasti bakal ngelanjutin ceritanya, sebelum itu aku mau ngenalin dulu cerita baru aku nih, sekalian nunggu cerita lama yang akan aku revisi jadi kalian bisa baca dulu nih cerita baru aku.

Jangan lupa vote sama comment nya ya.. ☺

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang