59. Celaka

855 28 1
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-

"Sempit gak akan bisa"

"Bisa, sambil pelukan aja" Balasan Afnan membuat Ameira terdiam tidak mampu menjawab lagi.

"Kenapa?" Tanya Afnan yang mulai mendekat kearah Ameira.

"Baju Kak Afnan basah"

"Tinggal aku buka bajunya" Afnan benar-benar membalas Ameira dengan asal tanpa berpikir.

Hal itu langsung saja membuat Ameira tidak bisa bekata-kata lagi ataupun melanjutkan perdebatannya.

"Kenapa diem? Udah abis stok jawabannya" Ujar Afnan.

"Cape ngomong sama Kak Afnan" Jawab Ameira yang langsung kembali menaiki brankarnya melewati Afnan begitu saja.

Afnan pun mengikuti Ameira dan kembali duduk ke tempat semula,"Sabina,kalau kamu mau kejelasan jangan langsung ngehindar, kita bisa bicarain baik-baik" Ucap Afnan sembari memegang lengan Ameira.

"Aku gak tahu harus bersikap seperti apa sama Kak Afnan, aku gak bisa kalau harus terus menerka-nerka semuanya sendiri tanpa adanya kejelasan Kak Afnan " Ujar Ameira mulai mengatakan apa yang dia rasakan.

"Aku bingung Kak, apa karena aku terlalu bodoh atau karena memang aku orang yang mudah buat dibohongin. Sikap Kak Afnan gak pernah bisa aku tebak, kadang Kak Afnan bersikap seolah Kak Afnan memang menerima pernikahaan ini dengan tulus tapi disisi lain Kak Afnan juga bilang Kalau Kak Afnan terpaksa"

" Kak Afnan bilang  kalau Kak Afnan mau memulai semuanya dengan baik, tapi apa yang aku dengar saat Kak Afnan dirumah Papah kata keterpaksaan itu selalu keluar dari mulut Kak Afnan bahkan Kak Afnan mau menikah sama aku karena perasaan bersalah dan merasa kasihan sama aku"

"Kak aku gak butuh rasa kasihan Kakak, aku gak butuh pertanggung jawaban Kakak. Karena semua itu gak akan bisa bikin Papah Aku kembali Kak, Pernikahan bukan buat ajang pertanggung jawaban karena permasalahana masalalu, Pernikahan itu sebuah kewajiban yang harus dijalanankan dengan baik" Ucap Ameira panjang lebar yang membuat air matanya tiba-tiba saja turun.

Afnan tertegun dengan ucapan Ameira karena untuk pertama kalinya Afnan bisa mendengarkan semua keluhan dan pikiran gadis itu, "Aku gak tahu harus mulai darimana buat jelasinnya, mungkin ini juga bakal nyakitin kamu. Aku gak mau hal itu terjadi" Lirih Afnan yang sebenarnya ingin menceritakan semuanya agar lebih jelas.

Tapi, hal yang akan ia ungkit adalah hal yang mungkin akan melukai Ameira. Apalagi pembahasaan ini akan menjadi pembahasan yang sensitif.

"Tapi rasa sakit itu akan terus membesar Kak kalau Kak Afnan terus menyembunyikan semuanya" Balas Ameira.

"Aku butuh penjelasan" Lanjut Ameira dengan tatapan mata yang sayu, seperti sudah lelah dengan semua yang tidak ada kejelasannya.

"Aku takut, saat kamu tahu semuanya kamu akan benci aku" Ucap Afnan yang tidak berani menatap Ameira.

"Karena Kak Afnan merasa kalau Kak Afnan penyebab kematian Papah? Jadi Kak Afnan gak mau ngejelasin apapun sama aku" Ujar Ameira sembari menatap tajam kepada Afnan.

Ameira bukan ingin menyalahkan Afnan dengan menuntut Afnan untuk menjelaskan kejadian dimasalalu,ia hanya ingin meminta penjelasan agar lebih jelas. Karena selama ini ia tidak pernah tahu penyebab kematian dari Ayahnya, bahkan Bundanya pun sama sekali tidak pernah menjelaskan apapun.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang