11.Mendalami peran

797 32 0
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....

-
-
-
-

"Kak Afnan kenapa sih? dari pagi kayanya emosi terus sama aku, padahal aku cuman nyuruh kak Afnan sarapan, cuman jelasin kejadian yang aku alamin tadi sampe ketemu sama Kak Aqlan. Dan aku gak tau kenapa Kak Afnan nyuruh aku untuk jauh-jauh dari Kak Aqlan yang bahkan aku baru ketemu  dia satu kali" Tutur Ameira dengan lembut membuat Afnan terdiam.

Dengan nada selembut itu Ameira berbicara menjawab ucapan Afnan yang menggunakan nada yang tinggi.

Afnan hanya terdiam merasa bersalah karena membentak Ameira, padahal Ameira sama sekali tidak membuatnya kesal ataupun memancing amarahnya.

"Ahh udahlah gak perlu dibahas, yang penting lo harus inget, jauh-jauh dari orang kaya Aqlan" Kata Afnan mengakhiri ucapannya dan kembali memasuki ruangan  mertuanya yaitu Bunda Ameira.

Afnan benar-benar tidak habis pikir dengan Aqlan yang tiba-tiba saja mengirimkan pesan kepadanya, mungkin itu alasan Afnan jadi emosi dengan Ameira.

Apalagi saat mengingat isi pesan yang Aqlan kirim kepadanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ahh sudahlah Afnan malas mengingat-ngingat pesan tidak penting itu, dan melenggang pergi begitu saja memasuki ruang rawat sang mertua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ahh sudahlah Afnan malas mengingat-ngingat pesan tidak penting itu, dan melenggang pergi begitu saja memasuki ruang rawat sang mertua.

Ameira hanya menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah Afnan,kemudian Ameira menyusul Afnan kembali memasuki ruang rawat Bundanya.

"Abis ngomongin apa sih kalian berdua, Bunda jadi kepo nih" Goda Bunda Ameira kepada kedua pasangan muda itu.

"Ihh Bunda kaya anak muda ajah pake segala ngomong kepo lagi" Jawab Ameira.

"Ya biarin biar gak ketinggalan Zaman"

"Kebanyakan terpengaruh Safa sama Ana nih pasti"

Afnan hanya menjadi penonton diantara interaksi ibu dan anak itu yang terlihat begitu harmonis, ada perasaan iri dalam hati Afnan yang tidak bisa merasakan kedekatan seperti yang dirasakan Ameira dengan ibunya.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang