46. Afnan Cemburu?

848 36 6
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-
-

Setelah banyak menceritakan kehidupannya kedua adik-kakak yang baru bertemu itu kini kembali ke rumah sakit untuk menemui Bundanya, setelah banyak mendengar cerita Bundanya yang sempat mengalami depresi seteleh ditinggal suaminya yang tak lain adalah Ayah Aqlan.

Ditinggalkan oleh Aqlan karena alasan Aqlan yang masih kecil tidak mungkin dibiarkan tinggal bersamanya, bertemu dengan Ayah Ameira dan menjalani kehidupan serta membangun keluarga baru.

Membuat Ameira mengingat kembali bagaimana reaksi Bundanya yang mendengar kalau Ayah Ameira meninggal pada saat itu, wajah Bunda Ameira hanya diam kaku tanpa ekspresi. Seakan ia mengikhlaskan padahal Ameira sering juga melihat kalau Bundanya menangis diam-diam sembari memandangi foto Ayahnya.

Ameira yakin Bundanya pasti sangat hebat dengan segala cobaan dimasalalu yang dialaminya, apa mungkin kehebatan Ameira yang saat ini menjalani pernikahan dengan Afnan yang penuh halang rintang ini turun dari Bundanya. Karena Ameira bisa sesabar itu saat menghadapi semuanya, meskipun tak menampik kalau terkadang dia lelah.

"Bundaa... Maaf Bina tadi terlalu kaget waktu denger Kak Aqlan itu Kakak Bina" Ameira meminta maaf karena merasa bersalah saat pergi begitu saja meninggalkan Bundanya.

"Gak apa-apa sayang Bunda ngerti kok, maafin Bunda juga ya yang nggak cerita tentang masalalu Bunda" Balas Bunda Ameira yang juga merasa bersalah.

Mungkin kalau ia menceritakan semua kisah masa lalunya kepada Ameira hal seperti ini tidak akan terjadi, bahkan saat ia kembali bertemu dengan Aqlan untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya, mungkin dia akan memberitahukan kepada Ameira kalau Ameira bisa bertemu dengan Kakaknya.

"Gak apa-apa Bunda terpenting sekarang Bina tahu kalau selain Bunda, Bina juga punya Kakak" Ujar Ameira sembari tersenyum kearah Aqlan, begitupun dengan Aqlan yang juga membalas senyuman adiknya itu.

"Ahh sayang-sayangnya Bunda, sini nak" Bunda Ameira merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk kedua anaknya itu.

Saat ini Bunda Ameira bersyukur karena bisa dipersatukan dengan anak-anak nya seperti ini, terkhusus Aqlan yang sudah lama tidak ia temui.

"Ehh ini udah malem, Afnan tahu kalau kamu disini?" Tanya Bunda Ameira yang baru teringat.

Mendengar pertanyaan itu Ameira terdiam, gawat kalau sampai Afnan tahu dia keluar seperti ini. "Bunda kayanya Bina harus pulang deh, Bina lupa izin" Ucap Ameira yang sedikit panik.

Bagaimana tidak, Afnan tadi sudah mewanti-wanti dirinya untuk istirahat tapi gadis itu sekarang malah keluar tanpa izin, niat awal memang seteleh Ameira melakukan Checkup ia akan segera pulang.

Tapi Ameira tidak tahu kalau akan ada kejadian seperti ini, membuatnya lupa dengan niat awalnya. Apalagi hal ini memang sangat mengejutkan bagi Ameira.

"Ya udah kamu pulang gih, kasian Afnan nanti nyariin kamu" Titah Bunda Ameira.

"Ya udah Bun aku pamit pulang dulu ya" Pamit Ameira kepada Bundanya.

"Ra biar Kakak anter ya, lagian ini udah malem juga" Tawar Aqlan kepada Ameira, ia juga khawatir kalau membiarkan adiknya pulang sendiri.

"Kak tapi nanti Bunda gak ada yang jagain" Balas Ameira yang kesian kepada Bundanya.

"Gak apa-apa biar Kakak Kamu anter kamu, lagian Bunda disini masih ada suster yang jagain Bunda" Ucap Bunda Ameira.

"Iya Ra, nanti kalau Kakak udah anter kamu Kakak balik lagi kesini kok buat temenin Bunda" Ujar Aqlan.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang