23. SALAH

880 46 3
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-
-

Ameira kini tengah berada dirooftop dan menyembunyikan dirinya, entahlah Ameira tidak tau harus berbuat apa. Tanpa terasa kini air mata sudah turun membasahi pipi mulusnya.

Jika Ameira tau semuanya akan seperti ini mungkin Ameira tidak akan melakukan hal bodoh itu, Ameira benar-benar bodoh.

Niatnya hanya ingin membantu bi Inah yang kesusahan menyiapkan segala hidangan untuk para teman Afnan, malah membuat masalah besar untuk dirinya saat ini.

"Sabinaa kamu bodoh" Rutuk Ameira pada dirinya. Ameira terus menyalahkan dirinya.

Disisi lain Afnan tengah mencari keberadaan Ameira, Afnan benar-benar tidak mengetahui keberadaan Ameira sekarang bahkan ia sudah bertanya kepada Ana dan Safa tapi mereka pun tidak mengetahui kemana Ameira pergi.

"Bina lo dimana sih" Lirih Afnan.

"Nan kamu cari siapa sih?" Tanya Tasya yang menghampiri Afnan.

"Sya kamu liat Ameira gak?" Tanya Afnan siapa tau Tasya melihatnya.

"Kamu ngapain cari Ameira?" Tanya Tasya penasaran dengan nada tidak suka.

"Ada hal penting, ya udah aku cari dia lagi ya bye" Ujar Afnan dan melenggang pergi meninggalkan Tasya yang terlihat tidak suka.

Setelah hampir  satu setengah jam Afnan mencari keberadaan Ameira kini ia berhasil menemukan Ameira, tapi tunggu.

Afnan menahan langkahnya dan memperhatikan Ameira dengan seseorang di sampingnya, "Ngapain dia disini" Ujar Afnan bermonolog.

Kini Afnan sudah tidak tahan lagi dan menghampiri kedua orang itu.

"Bisa gak lo sopan, jangan asal pegang" Sarkas Afnan menepis lengan seseorang yang akan menyentuh wajah Ameira.

-----------------------✨✨✨-----------------------

Ketika Ameira menangis dan terus menyalahkan dirinya, Tiba-tiba ada sebuah sapu tangan yang terulur dihadapannya.

"Nanti cantiknya ilang" Ujar seseorang yang memberikan sapu tangan dihadapannya itu.

"Kak Aqlan" Kaget Ameira.

"Gak usah nangis Mei, Setetes Air mata lo itu terlalu berharga untuk  nangisin hal yang gak jelas kaya gini" Ucap Aqlan dengan seulas senyumnya.

"Kak Aqlan ngapain disini? Terus dari kapan Kak Aqlan disini? " Tanya Ameira penasaran karena sejak kapan Aqlan ada di sini, setau Ameira sendari tadi tidak ada satu pun orang dirooftop.

Lalu, sejak kapan Aqlan ada?.

"Sebenernya sebelum lo kesini gue udah disini duluan" Jawab Aqlan membuat kerutan dialis milik Ameira.

"Kayanya tadi gak ada siapa-siapa disini" Heran Ameira.

"Lo kali yang nggak sadar, gue dari tadi tiduran dipojok sana" Tunjuk Aqlan ke tempat dimana tadi Aqlan berada.

"Ohh"

"Huffth...Manusia itu emang kejam ya" Aqlan berujar sembari menghela napasnya.

"Kata siapa?" Tanya Ameira.

"Ya kata gue, ya lo bayangin ajah manusia yang ada didunia ini selalu mempercayai apa yang didengar dan dilihat oleh orang lain. Mereka lebih senang mengusik hidup orang lain, ikut campur urusan orang lain, dan lebih parahnya lagi mereka bisa menghakimi sesuka hati mereka tanpa mereka tau kejadian sebenarnya, selalu memakan berita yang beredar dengan mentah-mentah" Jelas Aqlan panjang lebar.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang