50. MOMENT

579 27 1
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-
"Terkadang ada beberapa moment yang perlu kita abadikan sebagai satu kenangan yang bisa kita buka kembali saat kita merindukan moment itu"
-
-
-
-

Kedua pasangan muda itu kini sudah berada di dapur, Ameira langsung mencari bahan-bahan yang bisa ia masak. Untung saja bahan makanan didalam kulkas sangat komplit jadi memudahkan Ameira untuk memasak.

Melihat dalam kulkas yang penuh dengan bahan-bahan masakan dan makanan membuat Afnan terheran-heran, bagaimana tidak rumah ini dalam keadaan sepi dan tidak ada orang satu pun.

"Makanan sebanyak itu apa gak kadaluwarsa?" Tanya Afnan yang berdiri tepat dibelakang Ameira yang tengah mencari bahan di dalam kulkas.

Kepala Afnan semakin maju sampai berada di samping wajah Ameira, Ameira masih belum menyadari kalau wajah Afnan tepat berada disampingnya karena terlalu fokus dengan bahan apa yang akan ia masak.

"Yakin makannya masih layak dimakan?" Tanya Afnan lagi yang begitu dekat dan jelas terdengar disamping kuping Ameira, membuat Ameira melihat kearah samping begitupun dengan Afnan membuat kedua hidung mereka bertabrakan karena saking dekatnya jarak diantara mereka.

Keadaan yang sunyi semakin sunyi karena mereka kini saling menatap satu sama lain dengan jarak yang begitu dekat, dengan hidung yang masih saling menempel satu sama lain membuat kedua pasangan muda itu mampu merasakan hembusan nafas dari masing-masing.

Sampai akhirnya Ameira lebih dulu melepaskan kontak mata dari Afnan dan mulai menjauh dari Afnan, wajah Afnan seketika memanas sambil memundurkan langkahnya setelah Ameira juga menjauhkan dirinya.

Afnan yang berjalan mundur tidak sadar kalau dibelakangnya terdapat meja, membuat Ameira refleks menarik Afnan. "Kak Awas" Tarik Ameira membuat Afnan secara tidak sengaja memeluk Ameira.

Seketika deberan jantung Afnan kini mulai tidak terkendali saat dirinya memeluk Ameira, sebenarnya ini bukan pertama kali bagi Afnan memeluk Ameira tapi entah kenapa peluka kali ini Afnan merasakan hal yang berbeda.

"Kak Afnan gak apa-apa?" Tanya Ameira yang baru saja ingin melepaskan pelukan Afnan.

Bukannya menjawab Afnan malah mengencangkan pelukannya kepada Ameira, membuat Ameira sedikit kaget. "K-kak" Panggil Ameira yang tidak mau melepaskan pelukannya.

"Biarin aku peluk kamu sebentar aja" Ucap Afnan tepat disamping telinga Ameira.

Mendengar ucapan Afnan membuat Ameira bingung dan heran dengan Afnan sekarang, entah apa yang merasuki Afnan sekarang? Apakah saat ini laki-laki itu memiliki hal berat yang tidak bisa disampaikan dan hanya membutuhkan pelukan sebagai penyembuhnya Ameira tidak tahu.

Ameira hanya bisa pasrah dan diam menunggu Afnan melepaskan pelukannya, Lagipula ini tidak salah karena Ameira dan Afnan adalah pasangan suami istri.

Beberapa menit kemudian akhirnya Afnan melepaskan pelukannya, matanya menatap Ameira yang berada dihadapannya yang tengah melihat ke lantai.

"Lantai lebih menarik ya daripada suami yang ada didepan" Ucap Afnan yang terus saja melihat Ameira yang tengah menatap lantai.

Afnan tidak tahu apa yang bisa gadis itu lihat, sering kali Ameira menatap lantai. Apakah lantai begitu menarik ketimbang wajah Afnan.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang