40. Mulai Bertingkah

618 35 4
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk follow dulu ya☺
Selamat membaca....
-
-
-
-
"Gue Rela terluka atau bahkan mati untuk bisa mendapatkan apa yang pernah menjadi milik gue"
-
-
-
-

Kegiatan pagi ini mereka akan mengadakan satu acara untuk menghibur para warga yang ada disana, tak hanya itu mereka juga membantu para ibu-ibu yang melakukan kerajinan tangan dari sampah daur ulang untuk dipasarkan.

Keadaan disana sangat ramai bahkan para warga disana sangat antusias dengan acara yang diadakan para mahasiswa itu.

"Seru juga ya nih acara" Ucap Zafran yang juga menikmati acara yang mereka buat.

"Tapi nih ya menurut gue ada yang kurang" Celetuk Raafiq.

"Apaan yang kurang?" Tanya Zafran yang merasa acara ini cukup baik tidak ada yang kurang.

"Kurang Biduan, kalau gak dangdutan mana lengkap ya gak" Jawab Raafiq sembari menyenggol Benazir.

"Sakarepmu" Balas Benazir singkat.

Afnan yang berada disana hanya terkekeh pelan mendengarkan apa yang temannya bicarakan, sudah tidak aneh lagi baginya kalau pembicaraan teman-temannya sangat random alias ngaco.

Disaat orang-orang fokus dengan acara yang sedang berjalan, Tiba-tiba saja seorang mahasiswi berlari kearah Afnan dan kawan-kawannya dengan wajah panik dan nafas yang tidak beraturan.

"Sorry- gu-e ganggu" Ucap Mahasiswi itu.

"Santai neng kalem, tarik nafas dulu baru ngomong" Sahut Raafiq yang menyuruh mahasiswi itu untuk mengatur nafasnya sebelum berbicara.

"Kenapa?" Tanya Benazir singkat.

"Tolongin Tasya dia tadi tiba-tiba pingsan disana" Ucap mahasiswi itu setelah dia berhasil mengatur nafasnya.

"Hah pingsan?" Kaget Afnan dan tanpa banyak basa-basi Afnan langsung meninggalkan tempatnya menuju tempat dimana Tasya berada.

Dari kejauhan Ameira melihat betapa paniknya Afnan saat mendengar kalau Tasya pingsan, Ameira tidak ingin berpikir berlebihan mengenai hal ini tapi apakah Afnan juga akan menunjukkan wajah paniknya saat Ameira pingsan sama halnya dengan apa yang laki-laki itu tunjukkan saat mengetahui bahwa Tasya pingsan.

"Kak Afnan keliatan panik banget kayanya waktu denger si Tasya pingsan, baru juga pingsan bukan mati" Celetuk Safa yang merasa geram dengan Afnan yang begitu panik.

Safa merasa kesal sendiri apalagi saat melihat Ameira yang hanya dian menatap kepergian Afnan dengan wajah nanar, seharusnya Safa tidak perlu kesal apalagi ia sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Afnan tapi ketika ia melihat Ameira yang diam seperti itu membuatnya kesal.

"Busett Safa istighfar lo nyumpahin anak orang meninggoy" Kata Ana yang terkedut mendengar ucapan Safa.

"Gue bukan nyampahin, lagian lebay banget sih cuman pingsan juga harus banget nanggepinnya sepanik itu" Rancau Safa.

"Lo gak mau ngawasin suami lo Ra, kali ajah tuh suami lo berubah pikiran lagi terus mau balikan lagi karena kasihan lihat mantannya pingsan" Lanjut Safa, sepertinya Safa terlihat sangat kesal dengan cara Afnan  menanggapi kejadian ini.

WAKTU untuk SABINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang