5

14.7K 280 62
                                    

Pagi ini, Zaya sempatkan waktu pergi ke gramedia untuk membeli novel kesukaannya. Rasanya sangat senang saat dirinya tiba di tempat ini. Lautan buku. Zaya sangat menyukainya.

"Ck! Gak heran sih kenapa orang-orang suka banget sama tempat ini," gumamnya dengan tatapan yang tak lepas dari rak-rak buku yang menjulang tinggi.

Setelah membeli novel yang ia maksud, Zaya buru buru pergi dari sana karena jam sudah menunjukkan pukul 7:10 berarti 5 menit lagi, gerbang sekolah akan tutup.

Dugh

"Eh eh, sorry sorry, gue gak sengaja," saat hendak keluar Zaya tidak sengaja menabrak seorang gadis yang berjalan ke arahnya.

"Lo buta hah?! Lihat lihat dong kalau jalan!" bentak gadis itu sembari mengibas ngibaskan seragamnya seakan mengusir debu di sana.

"Iya sorry...." Kalau di tatap tatap, kayaknya Zaya pernah melihat orang ini. Yah! Dia ingat. Gadis ini yang pernah di boncengi oleh Zigar sewaktu pulang sekolah kemarin. Apakah gadis ini pacarnya Zigar? Ahh gak penting.

"Mau kemana lo?!"

Zaya berbalik sambil menatap Moza tanpa ekspresi. "Kenapa? Cuma masalah ini doang lo mau panjangin?"

Moza menatapnya sinis sebelum akhirnya pergi dari sana. Sedangkan, Zaya kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi.

°°°°

Brak!

"Bangke!" Yona dan satu kelas sampai harus di buat kaget oleh Zaya karena gadis itu melempar tasnya di atas meja dengan keras.

Yona yang paham dengan situasi pun hanya bisa terdiam sembari meneguk salivanya susah. Harus bagaimana menjelaskan semua ini kepada Zaya?

"Za, lo__"

"Bacot lo! Lo tau, gara gara lo Zigar tambah benci sama gue dan itu tandanya gue bakalan gak aman aman aja Yon! Lo bener bener ngeselin!" omelnya sambil menatap Yona tajam.

Yona menaruh liptinknya di atas meja lalu berjalan ke arah Zaya. "Gak gitu Za, gue cuma mau lo temenan sama Zigar supaya lo gak di ganggu lagi sama dia."

"Maksud lo?"

"Gini... Kan kalau lo temenan sama Zigar pasti dia gak bakalan ganggu lo kan dia udah nganggap lo temen trus dia juga gak bakalan kali jahatin lo, lo kan cantik, baik, tidak sombong dan rajin menabung jadi..."

Zaya memutar bola matanya jengah. "Bacot lo ahh..." Zaya berjalan lalu duduk di kursinya.

"Masukin aja ke kali Za, supaya gak ngelunjak tuh anak," ucap salah satu laki laki yang di kenal cerewet sejagat raya, siapa lagi kalau bukan Galuh.

Yona mendelik ke arahnya kemudian mengacuhkan jari tengahnya. "Fuck kata aing teh!"

"Basa gado gado lo, dasar jamet."

Yona berdecih kemudian kembali menatap Zaya. "Zaya... Maafin gue yah, janji gue gak bakalan kayak gitu lagi."

"Jangan Za! Pasti dia bakalan ulang lagi."

"Bacot lo babi hutan!"

Andai saja ini bukan sekolah, suda lama Yona menendang dan mencabik cabik tubuh Galuh. Biarkan saja orang orang berkata Yona psyco.

"Zaya... Jangan dengerin Galuh letoy yah. Lo maafin gue yah, kalau nggak ntar gue pingsan nih."

"Jangan Zaya, dia itu temen yang gak bisa nepatin janji," teriak Galuh dari belakang di ikuti tawa satu kelas.

"Galuh bangsat! Diam gak lo atau adek lo yang di bawah nyawanya terancam?!" ancam Yona dengan ekspresi yang tidak main main.

Galuh tiba tiba merinding, secepatnya ia melindungi aset berharganya. "Ngeri ancaman lo, kalau adek gue gak ada gimana gue buat anak sama istri gue nanti? Lo tanggung jawab yah."

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang