25

10.3K 219 1
                                    

"Zi, lo gak bawa celana olahraga?"

"Gak."

"Lah, kenapa? Awas aja ntar pak Iqbal ngamuk."

"Bodo."

Gara mengelus dadanya berusaha untuk sabar menghadapi sifat Zigar yang kelewat dingin. Melihat wajah sok dramatis Gara membuat Ikram gemas dan menampol wajah Gara menggunakan celana sekolahnya.

"Sakit anjing! Jahat lo."

"Gue gemes pengen nonjok muka lo. Sok dramatis!"

"Ya Allah, apa salah hamba sehingga engkau mengirimkan kawan sejahat mereka?" Tuh kan. Emang hidupnya ini penuh drama.

"Diem! Muka lo jelek," semprot Regan yang kini tengah bersandar di dinding sembari menunggu teman-temannya selesai ganti baju.

Gara menatapnya sinis kemudian mengangkat jari tengahnya ke arah Regan.

Setelah semuanya selesai, ke empat cowok itu keluar dari sana menuju lapangan luas yang di kerumuni lumayan banyak orang. Maklum, kelas lain juga ada yang mendapatkan pelajaran Pjok hari ini.

"Lempar bolanya, Ram!" Teriak Gara yang langsung di angguki oleh Ikram.

Kini mereka sedang bermain basket karena guru yang mengajar penjas sedang ada keperluan mendesak. Jadi mereka hanya menghabiskan waktu pelajaran ini untuk melakukan banyak kegiatan.

"Awas kalau ada yang bolos! Gue tarik ke bk!" Teriak Arka, selaku ketua kelas di kelas Zigar dkk.

"Bacot anying! Gue mau bolos, mau apa lo?" Gara berdiri enteng sambil memantul-mantulkan bola basket itu di bawah lantai.

Arka mengubah wajahnya menjadi dingin menatap Gara tajam. Ingin menjawab dan memberi ancaman kepada Gara tapi ia juga harus wanti-wanti karena ada pemilik sekolah yang songong di sini. Apalagi ancaman Zigar yang begitu menakutkan.

"Hahaha, kabur 'kan lo? Makanya jangan sok keras!"

Ikram menyentak bola itu di tangan Gara. "Lama! Mulut lo bau."

"SYALAN ELLOOO!"

Setelah habis setengah jam, kini mereka duduk di pinggir lapangan sembari meminum air botol yang habis mereka beli. Sungguh melelahkan.

"Cape juga, gue butuh duit."

"Gue butuh cewek-cewek."

"Gue butuh Zura."

"Zura gak suka sama lo!"

Gara dan Ikram saling melemparkan tatapan tajam tapi detik kemudian keduanya sama-sama tertawa lepas dan tangan yang tidak bisa diam memukul-mukul satu sama lain. Bahkan, Regan pun menjadi sasaran.

Udah kayak cewek aja yah kalau ketawa.

Merasa jengah, Regan melempari keduanya dua botol kosong dan mendarat tepat di kepala dua curut itu. "Diem! Kalian jelek."

"Nyadar bhabhi!"

Di sisi lain, Zigar sejak tadi sedang berada di kamar mandi untuk mengusap-usap badannya guna menghilangkan keringat yang melengket di tubuhnya. Dia sangat risih ketika tubuhnya lengket akibat keringat.

Setelah semuanya selesai, Zigar segera keluar setelah memasang bajunya kembali. Saat hendak jalan, Zigar malah di halau oleh seorang gadis yang kebetulan lewat.

"Hai, Zigar."

Sapa gadis itu, tak lain adalah Moza.

Zigar hanya diam dengan tatapan dingin lurus ke depan tanpa melihat lawan bicaranya.

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang