20

10.6K 305 3
                                    

Di baca tapi gak di votmen, aihh rugi dong!

••••

Keduanya telah berada di taman belakang sekolah yang jarang di datangi para murid. Tidak ada yang membuka suara selain suara kendaraan di luar sana yang berlalu lalang. Gugup. Yah, ini yang mereka rasakan sekarang. Momen ini kembali lagi, Moza dan Zigar bisa berduaan lagi walaupun mereka tidak lagi menjalin hubungan.

"Zigar, kamu kenapa kayak gini? Bukannya kamu cinta sama aku?" Moza mencoba meyakinkan dirinya untuk berkata seperti itu. Terdengar kocak tapi Moza berusaha untuk mengatakan itu.

Zigar menghadap ke arah Moza. Menatap dalam-dalam wajah cantik yang selalu ia pandangi, dulu. Cantik dan imut tapi sayang busuk.

"Masih nanya?"

"Aku tau kamu kecewa sama aku, tapi bisakah kamu kasih aku kesempatan satu kali lagi? Biar aku perbaiki semuanya. Kita sama-sama perbaiki hubungan ini."

"Lambat," jawab Zigar. "Kurang apa gue, Moza? Gue bela-belain lakuin apapun buat lo. Gue gak pernah keberatan di saat lo minta duit dan apapun itu. Cinta dan rasa sayang gue sama lo selalu ada. Tapi kenapa lo hianatin gue?"

"Gak bisa jawab 'kan?" Kekehan kecil keluar dari mulutnya. "Gue emang bego udah naruh rasa sama cewek murah kayak lo. Gue bego tolol karena ternyata selama ini gue di bohongin sama cewek busuk kayak lo."

Moza menangis kencang. Tak sanggup mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut sang mantan kekasihnya.

"Mau lo nangis darah pun gue gak peduli! Mati lo babi!"

"Kenapa gak dari dulu gue gak bunuh lo aja, Za? Biar gue gak sakit hati kayak gi--"

Cup!

Mulutnya di bungkam oleh bibir ranum Moza. Tak menyangka gadis itu melakukan hal seperti ini. Dasar murahan!

Tapi apalah daya, Zigar ingin melawan tapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Dia juga merindukan bibir ini yang sering ia raup dulu. Bahkan tangan kanannya mulai merangkul pinggang Moza.

Tanpa mereka sadari, ada Zaya yang sejak tadi melihat apa yang mereka lakukan. Prok prok. Gadis itu bertepuk tangan lalu menutup mulutnya. "Udah di hianatin, di selingkuhin depan matanya sendiri masih aja kayak gini. Lihat deh, beuhh!"

Tersadar, Zaya meraba-raba bibirnya. "Ih, najis! Dia juga udah cium gue pake bibir dia yang bekasnya si cewek murahan itu! Aishh, nyesel gue gak tendang anunya waktu itu," kesalnya.

Dugh!

"Auuu! Zigar sakit," Rintihan keluar dari mulut Moza. Gadis itu terjatuh di atas tanah karena di dorong oleh Zigar.

"Bangsat! Lo kira gue gak najis di cium sama lo?! Dasar cewek murahan. Mati lo bitch!"

Dulu, Zigar sangat menyayangi Moza sama halnya ia menyayangi kedua orang tuanya. Bahkan bermain kasar saja ia tidak pernah apalagi membentak. Lembut sekali setiap berbicara dengan Moza karena tahu gadis itu tidak suka di bentak.

Tapi sekarang beda, bahkan cowok itu tega mendaratkan tendangan ke arah wajah Moza dan menginjak kaki mulus gadis itu.

"Ingat baik-baik! Lo bukan siapa-siapa gue. Jangan pernah beranggapan kita pernah punya hubungan."

"Satu hal yang gue sesalin seumur hidup gue adalah pernah mencintai seorang gadis sampah dan murah kayak lo!"

Semuanya sia-sia, Moza benar-benar kalah. Rasa sesak tiba-tiba menyeruak di dada. Ini lebih sakit di bandingkan di pukul puluhan kali. Apakah ini karma untuknya karena telah mengkhianati seseorang yang mencintainya?

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang