36

9.1K 185 40
                                    

Kembali lagi aku choco membawa cerita yang ku buat dari hasil gabyuttt🤩

Maaf kalau alur ceritanya gak sesuai ekspektasi kalian, hiks...

••••

"What?! Jadi selama ini lo gak muncul karena abis dari Thailand?"

Zigar yang tengah asyik mendusel-dusel di lengan Zaya sontak mengangguk mengiyakan pertanyaan Zaya yang terlihat terkejut.

Well, sebenarnya selama ini dia memang berada di Thailand di saat berita hoax tentang Zaya menyebar di sosmed. Sebenarnya Zigar tahu soal itu, dia marah sangat marah tapi apalah daya, dirinya sudah terlanjur di sana dan sulit untuk kembali.

Zigar juga ingin memberitahukan Zaya bahwa ia sedang menuju Thailand tapi Algintara tak pernah memberinya waktu untuk memegang ponsel karena sibuk mengurus kerjaan di sana alias perusahaan baru yang baru Algintara kembangkan.

"Maaf, sayang. Gue tau lo pasti marah sama gue." Zigar menatap Zaya dengan tatapan lugu membuat Zaya gemas dan langsung mencubit pipi Zigar.

"Lo 'kan emang demen buat gue kecewa. Gak satu dua kali lo giniin gue, bahkan berkali-kali."

Zigar berdecak sebal kemudian bangun dari tengkurapnya lalu menangkup kedua pipi Zaya. "Hey, gue gak pernah buat lo kecewa. Lo-nya aja tuh yang salah paham mulu sama gue."

"Ih, emang lo kayak gitu! Gak tahu apa lagi yang lo lakuin selanjutnya. Pokoknya kalau lo buat gue kecewa dan marah lagi, gue gak mau lagi deket sama lo! Gue mau pergi jauh sampai lo gak bisa nemuin gue--"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bungkam oleh Zigar yang kini sudah merapatkan tubuhnya dengan tubuh cowok itu. Zigar mengangkat bokong Zaya dan menduduki gadis itu di atas pangkuannya agar leluasa merengkuh gadis itu.

"Mmmhhh...." Zaya melenguh sambil berusaha melepaskan tangan kekar Zigar yang melingkar cantik di punggungnya. Satu tangan cowok itu juga menahan tengkuknya.

"Agh, manis banget. Sial, gue kecanduan." Ucap Zigar di sela-sela ciuman panas mereka.

Merasa kesal, Zaya menjambak rambut Zigar hingga lelaki itu meringis dan mendongak ke atas. "Agh! Sakit, yang! Aya, ini sakit anjir."

"Rasain! Lo sih, buat gue sesak nafas. Jelek banget lo gue lihat!"

"Sialan. Untung sayang."

Walaupun kesal karena ciuman itu berakhir tapi Zigar tetap menahannya karena tak ingin gadisnya semakin marah. Bisa berabe jika Zaya marah dan pergi dari apartemen ini.

"Ih jauh-jauh dari gue! Gue ngeri lihat lo apalagi tato lo itu, ishhh. Sana!"

"Galak amat, njir." Zigar mengusap-usap lengan bertattonya yang di cubit Zaya. "Kenapa emang? Ini keren, sayang. Gue makin ganteng kalau punya tatto."

"Gimana kalau gue nambah tato? Di lengan nama lo, di punggung gambar elang di--"

"GAK!" Sela Zaya lalu mencekik leher Zigar walaupun tenaganya itu tidak sebanding dengan tenaga Zigar. "Kalau aja lo nambah tatto, lo gue bunuh sekarang juga."

"Shit. Gak mama gak Zaya galak semua. Gimana caranya gue nambah tatto kalau kayak gini, njir?"

"Gue tau pikiran lo! Awas aja kalau berani nambah tatto, gue yang bakalan ilangin tatto itu pake gergaji."

Mendengar ancaman Zaya membuat Zigar meneguk salivanya susah. Terdengar kocak tapi entah kenapa dirinya merinding.

Membayangkan saja membuat bulu kuduknya berdiri apa lagi jika itu terjadi. Aghh! Sialan. Sejak kapan dirinya setakut ini?

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang