47

2.7K 115 3
                                    

Seseorang yang mengenakan Hoodie hitam dengan belakang punggung terdapat gambar ular, berjalan menuju seseorang yang tengah tertidur di atas brankar rumah sakit.

Banyak sekali kabel yang menjalar di sekitar laki-laki yang sedang koma itu mengingatkannya dengan seorang gadis yang juga tertidur dalam keadaan koma sehabis kejadian waktu itu, dimana gadis itu hampir menghilangkan satu nyawa.

Tak lupa juga selalu ada alat bantu pernapasan atau bisa di sebut Ventilator yang selalu menemani orang itu di saat menjalani koma. Wajahnya yang pucat pasi, tangannya yang dingin, dia masih bisa merasakan itu.

Dahinya bercucuran keringat dan tangannya bergetar hebat. Jantungnya berpacu lebih cepat. Jujur, dia tidak tega dan tidak sudi membunuh seseorang. Dia masih ingin hidup tenang tanpa adanya gangguan. Tapi kenapa selalu saja ada yang menggangu hidupnya dan menyuruhnya melakukan hal gila seperti ini.

"Gue... gue gak bisa...."

Lirihan kecil keluar dari mulutnya. Tatapannya menatap sendu ke arah teman sekolahnya yang diketahui berteman dengan pemilik sekolah SMA VAKENZO.

Dia Gara. Lelaki yang baru saja menjadi korban sasaran Zigar dan berakhir koma dan tertidur lama di rumah sakit.

"Gara, gue lakuin ini biar hidup Zigar hancur setelah satu sahabatnya gak ada."

"Ini juga gue lakuin ini buat balas dendam lo ke dia. Karena dia yang udah buat lo koma kayak gini, Gar." Perlahan, tangannya terangkat menyentuh ventilator tersebut kemudian melepaskannya dari pernapasan Gara.

Tubuh Gara kejang-kejang dan suara monitor mulai terdengar aneh pertanda pasien sedang mengalami kritis.

Lelaki itu kembali melakukan aksi. Mengambil gunting yang terletak di atas nakas rumah sakit lalu menggunting semua kabel-kabel yang terpasang di beberapa alat dan tubuh pasien.

Setiap dia melakukan hal gila itu, tangisnya tidak pernah berhenti. Lelaki itu terus saja menangisi apa yang telah ia lakukan terhadap seseorang yang jelas-jelas tidak ada masalah di antara mereka.

TUTTTTTTTT!!

Selang beberapa menit suara monitor terdengar nyaring. Aksinya terhenti dan gunting yang dia pegang terjatuh ke lantai. Pandangannya yang kosong menatap ke arah Gara yang sudah tidak berdaya dengan alat pernapasan berada di atas dada cowok itu.

"Gue pembunuh...."

"Nggak!" Laki-laki itu segera berlari keluar ruangan meninggalkan seseorang yang sudah tidak bernyawa.

••••

Sebuah pena mendarat tepat di atas kepala Zaya membuat gadis itu berdecak sebal. "Lo apa-apaan sih?! Mau gue makan, huh?!"

Widya menghela nafas panjang kemudian duduk di samping Zaya. "Jadi, keadaan Gara gimana? Moga aja tuh cowok meninggoy deh, biar gak ada lagi targetnya. Dia 'kan buaya."

"Jahat amat lo sama orang. Gitu-gitu juga Gara baik, yah! Yaa, walaupun dia buaya darat."

Widya tak menanggapi lagi. Gadis itu sibuk bermain ponsel sesekali melirik Zaya yang sibuk menggambar.

"Kayak bocil. Gambar anime mulu."

"Suka-suka gue. Napa sih lo? Sibuk amat sama hidup orang."

"Sinis amat lo. Pms?"

"Nggak!"

Setelah sekian lama menggeser-geser layar ponselnya, jari jempolnya terhenti saat melihat berita yang membuatnya hampir sulit bernafas.

"Gak...."

"Gak apa?" Zaya masih sibuk menggambar tanpa melihat ekspresi Widya yang terlihat begitu kaget.

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang