Sudah lewat lima menit, Zaya menunggu didepan gerbang karena menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Hatinya menjadi panas karena amarah yang tiba-tiba memuncak. Dia paling tidak suka menunggu seperti ini.
"Zigar, lo kemana sih, bangke?!"
Andai saja ia memiliki kekuatan super, sudah lama ia menendang tubuh cowok itu yang selalu membuatnya jengkel.
Di tengah kekesalannya, Shaka datang dengan motor sport andalannya. Niatnya yaitu mengajak Zaya untuk pulang bersama.
"Hay, bareng yuk."
"Mmm...maaf yah. Gue sama Zigar."
"Lo nungguin dia itu lama. Gue lihat tadi Zigar nongkrong di roftop sekolah."
Dalam hati Zaya mengumpat. Zigar kenapa malah nongkrong sama temannya sedangkan ia sejak tadi menunggu seperti ini.
"Yaudah deh, gue sama lo. Sebelumnya makasih, yah." Ucap Zaya sembari tersenyum. Shaka mengangguk lalu memberikan Zaya helm yang sudah lama ia siapkan untuk gadis itu.
"Hati-hati."
"WOI!" baru saja Zaya naik dan pegangan di pundak Shaka tiba-tiba Zigar datang menahan Zaya yang hendak naik.
"Siapa yang nyuruh lo pulang sama dia?" Wajah datar lelaki itu terlihat seram dan tatapannya yang tajam menatap Zaya yang sejak tadi misuh-misuh.
"Ya lo sih! Ngajak gue pulang bareng tapi malah keasikan nongkrong sama temennya. Ish, kesel gue sama lo!"
"Siapa yang bilang gue nongkrong? Tadi gue abis bantuin Gara nyari kuncinya." Ujarnya lalu tatapannya mengarah ke arah Shaka yang sejak tadi hanya diam. "Lo yang bilang?"
Melihat Shaka hanya diam membuatnya geram dan langsung menendang tubuh cowok itu sehingga Shaka jatuh dari motor bersamaan motornya yang jatuh menindih tubuhnya.
"Aghh! Bangsat, lo!"
Zaya hanya bisa meneguk ludah melihat kelakuan pacarnya. Saat ini dia bimbang, ingin menolong Shaka tapi dia takut kepada Zigar yang sejak tadi melemparkan tatapan menusuk kearahnya.
"Ikut gue!" Zigar menarik paksa tangan Zaya menuju motornya yang masih terparkir di dalam.
Lelaki itu mengomelinya seraya memasanginya helm. "Sekali lagi gue lihat lo deket sama dia, lo gue kurung di kamar sampai satu tahun."
"Mana bisa gitu?!"
"Ya bisa!"
Zigar yang gemas pun menciumi seluruh wajah Zaya tanpa ampun karena kesal dengan gadisnya itu yang tidak pernah mendengar dengan kata-katanya. Sudah di bilang jangan dekat sama Shaka, eh malah ngeyel.
"Ihhh! Udahan, Zigar!" Rasanya mukanya sudah basah karena kecupan basah dari Zigar.
"Makanya jangan bandel."
••••
Sesuai permintaan Zigar, sepulang sekolah mereka berdua menghabiskan waktu bersama tepatnya di apartemen cowok itu.
Sejak tadi, Zigar terus merengek meminta Zaya untuk tidak sibuk dengan dunianya sendiri karena ia ingin bermanja-manja dengan gadisnya yang galak itu.
"Ayang! Lo kalau masih main hp, gue tendang lo keluar jendela." Kini lelaki itu nemplok di perut Zaya sesekali mendongak melihat Zaya yang tidak meresponnya.
"Ayanggggg!"
"Zaya, jangan anggurin gue. Lo kira gue nyuruh lo kesini gratis?!"
"Shit!"
Karena sudah terlalu jengkel, Zigar merebut paksa ponsel Zaya di saat gadis itu asik dengan dunianya sendiri. Masa iya, dia sudah disini tapi malah di anggurin. Yang bener aja, rugi dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAZIGAR [TAMAT]
Teen Fictionlaki-laki dingin,kejam,nakal berubah posesif,obsesi,bucin abble saat bertemu dengan seorang gadis bar-bar yaitu Mazaya. Zigar menarik pinggang Zaya dengan kasar. "Gue udah bilang sebelumnya, Zaya. Dunia gue itu gak ada pintu keluarnya. Sekali lo mas...