7

11.6K 241 61
                                    

Ceklek

Dengan pelan, Zaya membuka pintu secara hati-hati agar tidak menimbulkan suara besar. Pandangannya menyapu sekeliling mencari tahu keberadaan orang di rumah.

"Huhhh aman."

Zaya mengendap ngendap memasuki rumah dengan tatapan yang tak lepas di sekelilingnya.

"Zaya!"

"Shiballl."

Suara itu sangat ia kenali. Orang itu tidak lain hanyalah Liona, tantenya. Setelah ini, Zaya tidak tahu lagi bagaimana nasibnya. Pasti Liona akan memarahinya habis habisan karena semalaman ia tidak pulang ke rumah.

"Dari mana kamu?!" bentak wanita itu dengan mimik yang memerah. Wanita yang memakai gaun berwarna ungu itu berjalan menghampirinya.

Zaya menunduk takut karena tidak berani menatap wajah Liona. "Zaya baru pulang sekolah Tan__"

"Baru pulang sekolah memang iya! Tapi semalam kenapa kamu gak pulang, hah?! Dari mana saja kamu Zaya?!" teriak Liona karena kesabarannya sudah habis menghadapi ponakannya yang satu ini.

"Baju kamu juga kenapa seperti ini? Ini juga sepatu kamu kenapa robek? Kamu ngapain aja, Zaya?!"

"Keluyuran saja kerjaan kamu! Mau jadi anak yang gak benar kamu, hah? Kamu mau jadi wanita jalang, iya?!"

Air matanya meluruh begitu saja saat mendengar ucapan Liona. "Ng-nggak Tante. Zaya bukan perempuan kayak gitu..."

"Ya terus apa? Semalam kamu gak pulang sedangkan Nadila sudah pulang. Saya sama suami saya sudah mencari kamu tapi kamu gak ada kabar!"

"Kalau kamu gak mau tinggal di rumah ini silahkan pergi Zaya! Tante gak larang kamu. Kalau memang kamu mau pergi dari sini pergi! Itu lebih bagus. Jadi, Tante tidak memelihara anak seperti kamu lagi!"

"Nggak Tante... Zaya benar benar gak ada niatan buat pergi dari rumah ini. Zaya..."

"Aelah bacot lo, Za! Jujur aja bisa?! Kemarin gue lihat lo pas pulang sekolah lo pergi sama temen cowok lo buat keluyuran. Lo hujan hujanan, lo ketawa-ketawa sama temen lo sampai-sampai kalian peluk-pelukan," ucap Nadila penuh kebohongan. Gadis itu memang sangat senang membuat-buat kebohongan jika berada di situasi seperti ini. Lebih tepatnya, dia senang melihat Zaya di benci dan di marahi oleh Liona.

Zaya menatapnya tajam. "Ngaco lo! Gue gak kayak gitu yah!"

"Gak usah ngelak lo, Za. Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri. Kemarin gue mau fotoin tapi karena hujan gue gak jadi soalnya gue gak mau hp gue kena hujan."

Zaya geleng geleng kepala jadinya. "Nad, gue tau lo benci sama gue tapi gak gini juga, kan? Lo jangan buat buat cerita kebohongan tentang gue. Gue gak gitu Nad," Zaya membela diri di ikuti dengan derasnya air mata yang keluar dari Indra penglihatannya.

"Tante, kemarin Zaya pesan taxi pas pulang sekolah tapi Nad tiba tiba datang ambil pesanan Zaya, Tan. Jadi, Zaya gak bisa pulang soalnya Zaya gak bisa cari taxi ataupun angkot soalnya hujan Tante. Jadi__"

"Alasan! Bacot tolol lo!" Nadila menyela ucapannya karena tidak mau Zaya semakin memperjelaskan semuanya.

Liona memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing. Pusing melihat pertengkaran mereka berdua. "Zaya, Nadila udah. Kalian pergi ke kamar kalian dan jangan buat ulah lagi. Tante pusing."

"Tapi Tan, dia gak di hukum?" tanya Nadila membuat Zaya diam-diam mengepalkan tangannya.

"Okey, Zaya sebagai hukumannya karena kamu sudah melanggar aturan, kamu bersihkan kolam berenang sampai bersih," suruh Liona.

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang